BAB 41

137 18 4
                                    

— Yoongi POV

"Berita baru apa ini? Jadi sekarang kalian bertunangan?" Ucap Seokjin yang sudah menunggu Yoongi dan Hoseok di kantor Yoongi bersama Namjoon dan Jimin. Dari senyumnya yang menyungging terlihat jelas kalau dia sedang menertawakan Yoongi.

Wajah masam Namjoon jelas sekali tertangkap oleh mata elang Yoongi. Sementara Yoongi hanya memutar bola matanya dan enggan bergabung dengan mereka di sofa. Dia memilih duduk di meja kerjanya dan berusaha fokus dengan pekerjaannya.

"Aku tidak peduli kalau sampai bola matanya keluar." Lugas Yoongi tanpa menatap Namjoon.

"Ini ideku jangan terlalu memikirkan ini." Ucap Hoseok menepuk pundak Namjoon yang masih menatap Yoongi.

"Tapi kenapa harus dengan cara ini? Apa tidak ada cara lain?" Tanya Namjoon sedikit kesal.

"Hyeong apa kau benar-benar menyukainya?" Timpal Jimin tidak percaya. Tapi Namjoon juga tidak bisa menjawabnya.

"Kau bahkan tidak bisa menjawab itu tapi kau menatapku seolah aku merebutnya darimu. Yang benar saja." Gumam Yoongi terdengar oleh semua orang.

"Cukup! Intinya aku harus menyelamatkan perusahaanku juga bukan? Ini cara termudah dan tidak akan membahayakan siapapun. Ku harap kau mengerti kalau ini juga sulit untukku." Sahut Hoseok.

"Tapi kau tahu kau juga bisa meminta bantuanku bukan?" Gerutu Namjoon.

"A.. soal itu.." Hoseok kehabisan kata-katanya. Karena yang terpikirkan olehnya saat itu hanya Yoongi dan kebetulan sekali malam itu Yoongi memintanya segera mencari cara untuk menutup semua berita tentang Yoona sekaligus membersihkan nama Yoona.

"Kalian tidak akan pergi?! Aku sudah bosan membicarakan ini (Yoona)." Celetuk Yoongi menutup dokumennya sedikit kasar.

"Kau yakin?" Jawab Seokjin dengan maksud lain. 'Kau yakin tidak ingin membicarakan Yoona lagi?'

"Terserah. Tapi aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi. Tidak akan kubiarkan siapapun membuatku harus melakukan semua ini lagi!" Lugas Yoongi yang sekali lagi membuat Seokjin mendapatkan arti lain di balik kalimat tajamnya itu.

"Jadi maksudmu kau tidak akan membiarkan siapapun menjatuhkannya lagi, begitu kan? Baiklah kita semua mengerti. Lagipula tidak ada yang ingin menjatuhkannya. Benarkan?" Jawab Seokjin yang kemudian melempar pertanyaan itu dengan tatapannya pada Namjoon.

Sesungguhnya dia cukup khawatir kalau Namjoon akan melakukan hal yang sama seperti yang Taehyung lakukan pada Yoona. Karena semuanya berawal dari antusias mereka yang tidak mendapatkan respon apapun dari Yoona.

"Tentu..! Kalau ini terjadi lagi akan sulit untuk ku juga." Sahut Hoseok ikut menatap Namjoon.

Saat semua orang sudah meninggalkan ruangan dan hanya tersisa Seokjin dan Yoongi berdua. Seokjin yang masih berdiri di tempat yang sama tak henti menatap Yoongi yang berusaha keras untuk tidak menatapnya.

"Jadi kau akan tetap menempatkan dia di sisimu sekarang?"

— Yoona POV

Sore menjelang dan langit pun datang bersama awan gelap diikuti rintik hujan yang semakin deras. Yoona duduk di sofa dekat jendela kamarnya menikmati aroma dan dinginnya udara sore itu, yang perlahan membuatnya semakin tenggelam dalam lamunannya.

Memikirkan apalagi yang akan terjadi setelah ini dan apa yang sedang Yoongi rencanakan dengan mengakuinya sebagai tunangannya, membuatnya tidak menyadari kalau hari sudah semakin gelap.

Malam itu kepala pelayan Nam mengantar makan malam Yoona ke kamarnya dan seperti yang sering kali dia lakukan, Yoona meminta kepala pelayan Nam menemaninya menghabiskan makan malamnya.

"Apa dia belum kembali?" Tanya Yoona basa basi.

"Sudah sejak tadi. Apa tuan belum kemari sama sekali?"

"Untuk apa juga dia kemari. Dia cukup tahu kalau aku sudah sadar." Jawab Yoona sedikit kecewa.

Yoongi memang sudah kembali sekitar satu jam yang lalu dan dia memang sengaja tidak menemui Yoona. Sejak dia tiba di rumah Yoongi mendadak menghindari Yoona hingga saat ini. Semua ide Hoseok yang dia setujui ini sekarang membuatnya merasa canggung.

Setelah makan malam Yoongi bahkan segera kembali ke kamarnya. Dan sama seperti yang sedang Yoona lakukan, dia berdiri di depan jendela kamarnya menatap hujan yang masih turun.

"Tapi kenapa aku harus merasa canggung? Apa aku sudah gila?!" Gerutu Yongi pada dirinya sendiri.

Yang tak lama setelah itu, dia teringat apa yang terjadi malam itu di villa Jang Seung Jo. Yoongi sangat menyadari, kalau bukan Yoona sasaran Jang Seung Jo malam itu. Yoona berada tepat di sisi kanannya dan bahkan berada dalam rangkulan tangannya. Jelas dia berpindah tempat dan sengaja menghalangi Jang Seung Jo.

'Dia tidak bisa melindungi dirinya sendiri tapi berusaha melindungi orang lain? Apa dia memang sudah gila !'

Dan hal lain yang kemudian muncul di tengah lamunan Yoongi malam itu adalah donor darah yang Yoona terima.

Saat Yoongi menghubungi Jang Do Hwa untuk menanyakan stok darah yang ada di rumah sakitnya, sebenarnya Yoongi sedikit berharap mereka tidak memilikinya. Tapi tanpa perlu memeriksanya pun Do Hwa dengan cepat mengatakan kalau mereka memilikinya.

Seseorang yang mereka sangat kenal memang sering melakukan donor darah dan menyimpannya di rumah sakit Jang Do Hwa. Hal itu dia lakukan karena dia tahu tipe golongan darahnya cukup jarang ditemukan.

"Benar-benar membuatku gila" Gumam Yoongi menghela nafas panjang.

Saat membalikkan badan Yoongi dibuat terkejut saat melihat Yoona sudah berdiri di dalam kamarnya entah sejak kapan.

"Apa kau tidak tahu cara mengetuk pintu?!" Ucap Yoongi sedikit tegas.

"Aku sudah mengetuknya berkali-kali tapi kau tidak mendengarnya."

"Argh terserah. Mau apa?" Jawab Yoongi masih sedikit ketus.

"Bukankah aku juga harus tahu sesuatu tentang yang terjadi hari ini? Kenapa tiba-tiba aku menjadi tunanganmu? Apa kau tidak menyadari kalau itu hanya akan membuat mereka semakin menargetkan mu?!" Ucap Yoona tiba-tiba terlihat marah dan sekaligus khawatir.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau pikir kau punya sembilan nyawa?! Kenapa kau selalu ingin mengakhiri hidupmu ha?!" Balas Yoongi semakin kesal.

"Apa aku harus diam saja saat ku lihat dengan jelas dia mengarahkan pisaunya padamu?! Bukan aku yang dia tuju tapi kau!"

"Karena itulah kenapa?! Kenapa kau melakukannya?! Apa urusannya denganmu jika terjadi sesuatu padaku?! Apa pedulimu?!"

Sahutan mereka yang tanpa henti dan semakin tinggi itu jelas diliputi rasa marah, kesal dan juga khawatir yang sama-sama mereka tutupi.

"Kalau aku membiarkan itu terjadi padamu, menurutmu apa yang akan kau lakukan padaku setelah itu? Apa kau lupa bagaimana amarahmu padaku, setiap kali sesuatu yang terjadi pada kalian ada kaitannya denganku?!

Kau pikir itu lebih baik untukku dibandingkan menerima luka ini?! Kau pikir aku baik-baik saja setiap kali kalian terancam atau bahkan terluka karena aku?!

Kau benar.. Aku memang masih ingin mengakhiri hidupku.. Dan kau tahu kenapa?

Karena kalau aku menghilang dari dunia ini kalian tidak akan mengalami semua ini dan kehidupan kalian akan kembali seperti sebelumnya.

Seperti yang kau mau"

Setelah pertemuan pertama mereka di rumah ini waktu itu, ini adalah kali kedua Lee Yoona membentak dan meninggikan suaranya pada Yoongi. Tapi ada yang berbeda dengan amarahnya kali ini.

Dulu dia berusaha untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. Tapi kali ini dia tidak ingin siapapun terluka karena berusaha menyelamatkannya.

Terutama jika orang itu adalah seseorang yang dalam diamnya selalu menjaga Yoona selama ini.

The Possesion of Yoona Lee (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang