BAB 56

146 17 3
                                    

Di sebuah teras cafe yang menghadap langsung ke arah sinar cahaya matahari berwarna jingga yang indah sore itu, Jungkook dan Yoona sedang menikmati matahari tenggelam dengan secangkir kopi dan tiramisu cake yang manis.

Mereka berdua memang sedang sama-sama menikmati pemandangan indah dan cuaca yang menenangkan sore itu. Tapi sepertinya ada hal lain yang sedang Yoona pikirkan. Terlihat dari bagaimana dia berulang kali berusaha menatap ke arah lain dan mengetuk ujung cangkirnya berulang kali.

"Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Jungkook.

"Aku sedang berpikir..

Belakangan ini aku semakin sering merasakan kebahagiaan, dan itu lebih dari yang selama ini ku impikan."

"Bagus bukan?" Potong Jungkook.

"Emm, itu memang bagus. Aku juga ingin terus seperti ini. Tapi sekarang aku merasa takut.

Bagaimana kalau ternyata aku harus membayar kebahagiaan ini dengan harga yang sangat mahal? Atau jangan-jangan seseorang membayar mahal untuk kebahagiaanku ini?

Ku akui aku merasa serakah sekarang. Aku takut semua kebahagiaan ini akan direnggut lagi dariku."

Tatapan matanya kini berubah menjadi sendu. Ada hal lain yang tak bisa dia ceritakan pada siapapun dan dia sedang mengkhawatirkan hal itu. Jungkook bisa merasakannya, tapi dia juga tidak bisa mendesak Yoona untuk mengatakannya.

"Bagaimana jika kau nikmati saja semua yang kau miliki sekarang ini dan lupakan soal apa yang akan terjadi kedepan? Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi nanti, tapi kita bisa menikmati apa yang kita miliki sekarang ini.

Apapun yang terjadi nanti, jika hal itu memang terjadi, itu artinya memang harus terjadi. Baik atau buruk kita harus tetap menghadapinya.

Kau punya Yoongi hyeong disisimu sekarang, apalagi yang harus kau khawatirkan?" Hanya itu yang bisa Jungkook katakan untuk menenangkan kekhawatiran Yoona.

'Dan dia adalah ketakutan terbesarku. Dari semua yang kumiliki sekarang ini, aku bisa merelakan semuanya kecuali dia' Jawab Yoona dalam hatinya.

Sebelum akhirnya tiba hari dimana kerja sama Yoona dan Hye Kyo dimulai, Yoona mau tidak mau harus segera menyingkirkan prasangkanya itu. Dia sudah menyetujui kerja sama itu, tidak mungkin dia mendadak mengubahnya. Itu juga tidak akan baik untuk hubungan Yoongi dan Hye Kyo meskipun mereka bukan keluarga kandung sekalipun. Yoona harus mengubur perasaan itu dalam-dalam.

Hingga saat akhirnya hari itu tiba, Yoona benar-benar sudah bisa mengendalikannya.

"Kau yakin akan baik-baik saja tanpa aku?" Ucap Yoongi saat Yoona turun dari mobilnya.

"Kau bicara seolah kita akan berpisah untuk selamanya"

"Sssh! Jaga bicaramu" Sahut Yoongi sambil menarik lengan Yoona hingga Yoona kembali duduk di kursi mobil.

"Setelah terakhir kali kau mengikutiku bekerja kau bertingkah seperti anak-anak, aku sangat yakin kau tidak perlu pergi menemaniku kali ini."

"Kenapa? Agar kau bisa lebih leluasa bersama model pria itu?"

"Aku pergi, daah" Tutup Yoona dengan memberikan kecupan singkat di pipi Yoongi.

Pemotretan yang mereka lakukan hari ini berada di salah satu studio milik perusahaan Hye Kyo. Jangan kalian bayangkan perusahaannya memiliki gedung bertingkat yang megah seperti milik suaminya atau Yoongi dan rekan-rekannya.

Bangunan perusahaannya lebih seperti sebuah museum. Rata-rata bangunannya hanya satu lantai dengan dinding kaca dan setiap bangunannya dihubungkan oleh koridor terbuka yang dikelilingi oleh taman yang luas dan asri.

The Possesion of Yoona Lee (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang