BAB 28

126 13 2
                                    

"Buka pintunya." Ucap Yoongi berdiri di depan pintu kamar Yoona.

Sudah beberapa hari berlalu dan Yoona masih saja sama. Di saat semua orang merasa masih bisa memberi waktu untuk Yoona bangkit. Menurut Yoongi ini sudah cukup.

"Ku beri 15 menit untuk bersiap" Sambung Yoongi memberikan tas belanja yang dia bawa pada Yoona.

"Aku tidak bisa" Jawab Yoona lirih.

"Kau pikir aku akan menerima penolakan ini seperti mereka?"

Untuk beberapa detik mereka saling beradu tatap. Tatapan yang sangat dalam yang meskipun terlihat tajam tapi terasa sangat hangat.

"15 menit atau aku akan menyeretmu keluar."

Hanya pakaian santai yang nyaman lengkap dengan sneakers putih yang Yoongi berikan pada Yoona. Sedikit tidak senada dengannya yang masih mengenakan setelan jas hitam.

Tanpa mengatakan apapun Yoongi membawanya turun dan masuk ke dalam mobil yang Yoongi kendarai sendiri. Kali ini hanya ada mereka berdua di dalam mobil. Para pengawalnya mengikuti mereka dari belakang.

Sejak awal Yoona sama sekali tidak menanyakan kemana mereka akan pergi atau kemana Yoongi akan membawanya. Tapi semakin jauh mereka pergi, jalanan yang seolah membelah hutan ini pun semakin gelap karena rimbun pohonnya bahkan menutupi langit.

"Aku bertanya hanya untuk berjaga-jaga saja. Kau tidak akan membuangku di tengah hutan seperti ini kan?" Tanya Yoona dengan polosnya.

Yoongi membuka kaca mobilnya. Membiarkan udara sejuk pegunungan masuk dan membelai lembut wajah mereka. Terpaannya seolah mampu membawa pergi prasangka buruk Yoona.

Seperti anak anjing yang sangat ingin tahu dengan dunia luar, Yoona mengeluarkan kepalanya dan menyandarkan dagunya ke jendela. Dia ingin menghirup udara segar ini dengan rakusnya. Sensasi menyegarkan ini benar-benar terasa memenuhi setiap jengkal tubuhnya.

Hingga akhirnya beberapa villa mulai terlihat. Jarak mereka sangat berjauhan. Seolah setiap villa punya hutan pribadi mereka sendiri. Dan mereka masuk ke salah satu villa yang jaraknya cukup dekat dengan villa di sampingnya.

Sesaat setelah mereka tiba, Yoona masih sempat berpikir kalau Yoongi akan membawanya kepada 'seseorang'. Tapi setelah melihat beberapa pelayan menyambutnya dan memanggilnya tuan, maka Yoona yakin villa ini juga milik Yoongi.

Dia memang tidak seperti tuan rumah pada umumnya saat menyambut tamu. Apalagi tamu itu adalah Yoona. Bukannya menunjukkan kamar mana yang akan Yoona pakai atau setidaknya apa yang akan mereka lakukan di tempat ini. Dia hanya terus berjalan ke halaman belakang.

Tepat di belakang villa mereka terdapat sebuah danau kecil yang jika kalian berdiri di tepinya, kalian bisa melihat beberapa villa lainnya. Tapi tepat di hadapan Yoona, adalah pemandangan bukit kecil yang hijau di seberang danau.

Yoongi melepaskan jasnya dan duduk bersandar di sebuah sofa besar yang menghadap ke danau. Sementara Yoona jelas masih bingung dengan apa yang Yoongi mau.

"Tidak perlu melakukan apapun. Duduk, diam, dan nikmati saja suasananya. Jangan menggangguku." Ucap Yoongi yang kemudian mulai berbaring dan menutup matanya menggunakan lengannya.

"Sungguh? Aku tidak perlu melakukan apapun?" Tanya Yoona sekali lagi.

"Hmm" Jawab Yoongi singkat.

Suasana yang sangat menenangkan jiwanya ini, benar-benar seperti sebuah hadiah besar untuknya. Lagi-lagi Yoona menghirup udara segar itu sedalam-dalamnya dan membiarkan oksigen masuk memenuhi tubuhnya dan menyingkirkan semua energi negatif yang hanya akan membuat hatinya suram.

Yoona mengikuti apa yang sedang Yoongi lakukan. Sofa itu besar dan cukup panjang. Yoona berbaring di sisi lain sofa itu tapi tidak memejamkan matanya. Dia menatap ke langit dan sesekali mencuri pandang ke arah Yoongi.

"Apalagi?" Ucap Yoongi dengan suara seraknya. Dia masih dalam posisi yang sama yang bahkan menutup matanya. Tapi dia menyadari tatapan Yoona.

"Biar bagaimanapun, terima kasih." Jawab Yoona kemudian ikut menutup matanya.

Sudah cukup lama Yoongi tidak mendatangi villa peninggalan orang tuanya ini. Dia hanya datang ketika dia benar-benar sedang merasa penat dan butuh penyegaran. Dan memang villa ini adalah tempat yang paling tepat.

"Yoongi? Jadi itu benar kau?"

Terdengar suara seorang perempuan dari arah rumah. Satu hal yang terlupakan oleh Yoongi. Villa yang bedampingan dengan villa peninggalan orang tuanya ini adalah milik sahabat baik orang tuanya. Bibi Hye Kyo.

"Bibi disini juga" Sapa Yoongi sedikit terkejut.

"Ku kira hanya anak buahmu saja ternyata kau juga." Sapa bibi Hye Kyo yang kemudian menyadari keberadaan Yoona.

"Siapadia ? Mungkinkah dia gadis yang selalu mereka bilang?"

"Mereka? Memang apa yang mereka bilang?"

"Kau tahu lah siapa maksudku. Mereka bilang ada seorang gadis yang sedang kau jaga ketat. Apa itu dia?" Tanya bibi Hye Kyo dengan senyumnya yang merekah karena akhirnya dia melihat Yoongi bersama seorang gadis lagi.

Tapi mendengar ucapan bibi, Yoongi lagi-lagi cukup terkejut. Mereka yang bibi Hye Kyo maksud adalah anak buah suaminya. Artinya paman sudah mulai mencari tahu siapa Yoona dan juga alasannya menjaga Yoona. Dan itu artinya, dia juga harus segera menemui pamannya sebelum orang lain memberikan informasi yang salah.

Membiarkan bibi Hye Kyo pergi tanpa mengenalkan siapa gadis yang masih saling pandang dengannya ini rasanya juga hanya akan semakin meninggalkan tanda tanya besar.

Hingga mau tidak mau Yoongi pun memperkenalkan mereka berdua.

"Bibi ini Yoona, Yoona ini bibi Hye Kyo. Dia sudah seperti orang tuaku sendiri."

Yoongi terlihat sangat berhati-hati saat menyebutkan nama itu di depan Hye Kyo. Cepat atau lambat dia juga pasti akan melihat Yoona di salah satu majalah karena Hye Kyo juga punya sebuah bisnis di bidang perhiasan. Bukan tidak mungkin mereka akan segera bertemu dengan atau tanpa Yoongi.

"Yoona? Nama yang cantik" Sambung bibi Hye Kyo dengan senyumnya yang berubah menjadi sedikit kaku.

Matanya, senyumnya, dan sentuhan lembutnya yang hanya sesaat. Rasanya sangat akrab di hati Yoona. Begitupun bibi Hye Kyo. Hatinya bergetar sejak Yoona berjalan ke arahnya.

Jika mereka berhadapan seperti ini, mereka memang hampir mirip satu sama lain. Itu yang terlihat oleh Yoongi. Dan sepertinya, bibi pun merasakan hal yang sama.

Pernah sekali waktu sebelum Yoona hadir di kehidupan mereka. Seseorang membawa seorang gadis pada bibi Hye Kyo dan juga suaminya. Mereka pernah sangat berharap kalau puteri mereka sungguh akan kembali. Tapi nyatanya harapan itu patah begitu saja.

Itu sebabnya, bibi Hye Kyo tetap terlihat membuat batas dengan Yoona. Meski saat dia berjalan kembali ke villanya, sesekali dia masih menoleh ke belakang untuk lagi-lagi menatap Yoona.

"Kenapa?" Tanya Yoongi pada Yoona yang akhirnya menatapnya.

"Tidak ada."

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Sambung Yoongi menghentikan langkah Yoona.

"Kenapa kau melepas kalungmu?"

Yoona berusaha mengalihkan pembicaraan mereka, tapi Yoongi dengan tatapan dan ekspresinya jelas menolak pengalihan yang Yoona buat.

"Untuk apa? Seperti apapun keadaan mereka jelas mereka tidak mungkin bisa menerimaku. Jadi untuk apa aku tetap memakainya?

Bisa jadi aku hanya akan menambah luka mereka saja"

The Possesion of Yoona Lee (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang