Malam sudah semakin larut, tapi Yoona justru semakin terjaga. Sunyinya malam membuat Yoona semakin waspada. Ditambah dengan kamar yang Ares berikan padanya punya ruang yang cukup besar sehingga Yoona tak henti membayangkan bagaimana jika tiba-tiba seseorang muncul dari salah satu sudut ruangan itu.
Yoona sudah kembali menyalakan lampu kamarnya tapi dia masih merasa sesak. Ada sebuah balkon kecil di kamar itu yang menghadap ke halaman belakang. Bersandar di tepi balkon, Yoona berulang kali menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Tapi saat Yoona menutup matanya untuk merasakan hembusan angin yang menyentuhnya, terlintas dalam benaknya saat Jin Ho Gyeong turun dari mobil dan menatapnya.
Sebelum Jin Ho Gyeong tiba-tiba muncul di hadapannya, dia sedang berusaha melawan rasa cemasnya dan berusaha meyakinkan dirinya kalau semuanya akan baik-baik saja. Tapi kejadian hari itu justru semakin membuatnya cemas dan takut. Yang entah apa penyebabnya tiba-tiba membuat Yoona menitikkan air matanya.
"Tidak-tidak. Kenapa aku harus menangis! Tidak boleh. Kau harus kuat Lee Yoona! Kau pasti bisa!" Ucap Yoona pada dirinya sendiri sambil mengusap air matanya.
"Lee Yoona, kau belum tidur?" Ucap Ares tiba-tiba muncul di halaman belakang dan menatap ke arah Yoona.
"Wine?" Tanya Ares sekali lagi.
Yoona pun mengangguk menerima ajakan Ares itu. Sepertinya wine lebih baik. Tidak mungkin dia meminta obat penenang di saat seperti ini.
Dia bahkan berjalan mengendap-endap saat melewati kamar Yoongi hanya agar Yoongi tidak tahu apa yang sedang dia lakukan malam ini. Yoona bahkan meminta Ares mengisi penuh gelasnya.
"Kau yakin? Ini cukup kuat" Ucap Ares sebelum menuangkan winenya.
"Yoona.. Seperti yang kau tahu, Yoongi memintaku mengambil semua dokumen tentang dirimu. Dan tentu saja aku juga membaca semua itu. Aku masih tidak bisa mengerti kenapa kau bisa terjebak di dunia gelap ini? Seharusnya kau bisa pergi ke universitas yang bagus dan kau tidak perlu terjebak seperti ini. Apa aku boleh tahu apa yang terjadi padamu saat itu?"
Ares adalah orang pertama yang menanyakan hal itu. Tentu saja karena Ares adalah orang yang berhasil mendapatkan semua dokumen milik Yoona.
Menyadari apa yang terjadi pada Yoona di kala itu, pengurus panti asuhan tempat Yoona di besarkan berusaha untuk mendapatkan identitas untuk Yoona karena Yoona masih sangat kecil. Dan karena itulah Yoona bisa mendapatkan pendidikan yang layak hingga sekolah menengah.
"Mereka sudah sering mengatakan kalau mereka tidak bisa mengirim ku lebih jauh lagi (mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi). Karena itu aku berusaha mendapatkan beasiswa, dan aku berhasil mendapatkannya.
Tapi tiba-tiba daftar itu berubah. Entah apa yang sebenarnya terjadi, mereka bersikap seolah-olah sejak awal bukan aku yang mendapatkannya dan aku bahkan tidak pernah mendaftar kesana.
Dan sama seperti aku yang seolah tidak pernah terdaftar. Saat aku kembali ke panti asuhan itu, mereka sudah tidak ada disana. Aku hanya pergi beberapa hari dan tempat itu seolah tak berpenghuni. Tak ada satupun yang bisa ku hubungi, dan tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain bertahan hidup seorang diri
Kau tahu apa yang menarik?
Hilang, dibuang, tidak dianggap, dan juga terlantar. Seolah itu memang takdirku. Sejak dulu hingga saat ini."
"Tapi dia tidak melakukan itu bukan?" Ucap Ares membuat Yoona menatapnya penuh tanya.
"Aku sudah mendengar apa yang terjadi padamu sebelum kalian datang kemari. Jika kau bilang takdirmu memang seperti itu. Bukankah seharusnya kau tidak ada disini sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possesion of Yoona Lee (Part 2)
FanfictionBerhasil terlepas dari genggaman Jin Ho Gyeong bukan berarti Jin Ho Gyeong akan dengan mudah melepaskannya. Hidupnya tidak akan tenang sampai seseorang benar- benar berhasil mematahkan kepemilikan Jin Ho Gyeong atas hidupnya. Tapi sejak awal pertemu...