BAB 37

146 12 3
                                    

Kedua tangannya tak bisa bergerak berkat cengkraman kuat yang sengaja menahannya agar tidak kabur.

Tatapan dingin yang berada tepat di atasnya itu pun tak henti memaksanya untuk menuntut balasan.

Hembusan nafas yang menyentuh wajahnya serta bibir lembut yang sesekali mencuri perhatiannya meski dia sudah berusaha memalingkan wajahnya itu sialnya membuat Yoona tanpa sadar menelan ludahnya.

"Kenapa diam? Bukankah kau menginginkan ini?" Suara berat dan lembutnya ini berhasil membuat Yoona semakin tidak bisa berkutik.

'Ada apa dengan jantung sialan ini!'

"Perlu kau tahu" Sahut Yoongi memaksa Yoona balas menatapnya dengan mencengkram dagunya.

"Sekalipun aku mau melakukannya, kau pikir aku akan melihatmu dengan cara yang berbeda?"

Lagi-lagi pria dingin ini menegaskan seberapa besar rasa bencinya pada Yoona. Begitulah yang Yoona terima.

Dan tentu saja itu seperti sebuah tamparan yang berhasil membangunkan Yoona dari perasaan tidak jelas yang sejak tadi menggoyahkan nya.

"Sekarang kau ragu?" Sahut Yoongi sekali lagi, kemudian melepaskan cengkramannya di dagu Yoona.

"Bukankah kau juga tahu kalau aku tidak pernah meragukan apapun yang berhubungan denganmu?"

Kalimat dan tatapan mata Yoona tiba-tiba terasa sangat dalam. Tapi entah amarah atau kasih yang datang bersama perasaan itu.

Yang jelas, sesaat setelah Yoona mengatakan itu. Tanpa memberi kesempatan untuk Yoongi menjawabnya, Yoona memanfaatkannya untuk menarik Yoongi dan mencuri satu ciuman darinya.

Sangat lembut, lembab, dan manis. Ini bahkan tidak bisa dihentikan!

Rasanya seperti ada magnet yang sedang berusaha saling menarik dan tidak ingin melepaskan satu sama lain. Semakin dalam dan semakin tak terkendali karena ciuman yang Yoona curi tiba-tiba mendapatkan balasannya.

Wajah mereka sudah semakin memerah karena oksigen yang habis terperah.

Dan saat mata mereka kembali saling menatap dan nafas mereka saling beradu, secara mengejutkan keduanya mendapatkan kesadaran mereka kembali. Yoongi segera beranjak dan Yoona pun mengikutinya.

"Kenapa? Kau tidak bisa mengatasinya?" Celetuk Yoona tersenyum sinis pada Yoongi yang masih membelakanginya.

"Hm" Jawab Yoongi masih membelakangi Yoona.

"Aku tiba-tiba mual saat aku sadar sudah berapa orang yang merasakan itu" Sambung Yoongi dengan senyum menyunggingnya meledek Yoona sambil menunjuk bibir Yoona.

Kesal mendengar hinaan itu Yoona melempar bantal ke arah Yoongi. Beruntung bantal itu tidak benar-benar mengenai Yoongi karena dia sudah menutup pintu kamar Yoona.

"Dasar gila!!" Teriak Yoona.

"Tidak. Aku yang gila! Apa yang kau lakukan bodoh!" Yoona mulai bergumam kesal pada dirinya sendiri.

Dan yang paling parah dari mereka berdua adalah sikap mereka yang sama-sama bertingkah seolah tidak pernah terjadi apapun setelah itu. Keduanya, sama saja.

Bahkan di hari-hari berikutnya mereka masih berkolaborasi dengan sempurna seperti sebelumnya untuk menyelesaikan misi mereka ini. Empat masalah teratasi dengan mudah, tersisa satu masalah lagi yang harus mereka selesaikan.

Sayangnya satu hal luput dari pencarian mereka dan hal ini membuat Yoongi merasa ada yang janggal. Informasi yang dia dapat rupanya belum menembus lingkaran terdalamnya. Mereka pikir kali ini akan sama mudahnya dengan tiga masalah terakhir.

The Possesion of Yoona Lee (Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang