27. Jika kamu merasa tidak berharga

444 88 20
                                    

Warning : darah, kekerasan.

**

"Mulai siksa bocah yang kita culik tadi, setelahnya kita bisa kirim fotonya waktu sekarat ke Ayahnya." Perintah Gahar membuat Fakir mengangguk patuh.

Sontak hal itu membuat Van naik pitam, dia ingin beranjak dan segera menghajar bos preman sialan itu membuat Alura membelalak tatkala ada orang di belakang Van yang masuk lewat celah belakang lemari sebelum membekap Van dari belakang.

Itu orang yang mereka berdua pukul sampai pingsan tadi!

"Van!" Teriak Alura panik.

"Hmmphh!" Van mencoba bergerak melepaskan diri dari bekapan saputangan yang dia yakin ada obat tidurnya sebelum membungkuk ke depan dan menyundulkan kepalanya ke belakang sampai memukul dagu pria yang membekapnya membuat bekapannya lepas.

Van mencengkram kerah kaos pria tersebut sebelum membantingnya ke depan. Van jadi beranjak keluar dari celah dan menginjak dada pria barusan yang masih tergeletak di lantai, dia bahkan tidak mau sekedar repot melangkahinya.

"Lepasin gue!!" Teriak Alura mencoba melepaskan diri karena ditangkap erat dari belakang oleh Gahar setelah ketahuan barusan.

"Kalian bocah darimana? Beraninya nyelonong masuk ke markas gue! Para bocah sialan ini emang lo pikir ini tempat main-main?!" Tukas Gahar dengan kening mengernyit dan urat-urat menonjol di lehernya.

"Nunduk." Perintah Van dingin.

Alura mengerjap sebelum menundukan badan sembilan puluh derajat ke depan membuat Gahar mengangkat alisnya bingung. Van mengangkat kaki kanan sebelum memutar tubuhnya memakai sebelah kaki sambil menendang rahang Gahar sampai empunya membelalak dengan badan terdorong miring ke samping membuat pelukannya pada Alura lepas.

Gahar membenarkan posisi berdirinya sebelum meludah dan meraba pipi gemuknya, "Bocah sialan. Tenaganya boleh juga."

"Lo sembunyi sana." Perintah Van pada Alura namun gadis itu malah berlari keluar ruangan.

"Gue bakal nyelamatin Jonash!" Teriak Alura sambil berlalu tanpa menoleh membuat Van berdecak kesal.

"Dasar bego." Maki Van.

Pasti ada banyak bawahan preman yang sedang menghajar Jonash dan kemungkinan buruknya mereka juga akan menghajar Alura jika ketahuan gadis itu ingin menyelamatkan Jonash.

Van jadi bergegas berlari untuk menyusul namun langkahnya terhenti tatkala Fakir yang dia tahu bawahan bosnya menghadang Van sementara Gahar berlari keluar sambil meneriakan ancaman untuk Alura jika berani kabur.

Van jadi berdecak kesal sebelum merogoh ponsel, mengirimkan lokasinya pada Ren secepat yang dia bisa sebelum memasukan ponselnya kembali ke dalam saku celana.

"Kalian salah langkah." Ujar Fakir membuat Van mengangkat sebelah alisnya.

"Kalian Anak SMA bau kencur mau lawan preman kayak kita? Lo bocah salah besar kalau mimpi bakal menang!" Tukas Fakir yang hanya dijawab dengusan dan seringaian tengil oleh Van.

**

Alura memaksakan kakinya untuk berlari cepat mengitari gedung bundar itu dengan Gahar mengejarnya di belakang. Alura tidak bisa menghadapi Gahar dan satu lawan satu karena Gahar terlihat kuat.

Apalagi bobot tubuh mereka sangat jauh berbeda dan itu merupakan kelemahan bagi Alura meskipun dia bisa bela diri.

Jika tidak bisa dilawan dengan fisik, maka harus dengan otak.

Bukan berarti Alura jenius dan harus jadi seperti itu.

Alura hanya harus lebih cerdik.

Netranya jadi mengerjap sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan dengan pintu kayu yang tengahnya terdapat kaca sebelum menutupnya kembali.

Jika Kamu Mati BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang