61. (Jika) tidak segila dia

439 79 17
                                    

Telapak kakinya tidak dapat berhenti bergerak gelisah, bahkan keringat dingin mengalir membasahi pelipis. Jantungnya terus berdebar kencang dalam artian buruk.

Bahkan teh panas dan toples cemilan yang disuguhkan di atas meja, belum dia sentuh sama sekali.

Van belum pernah merasa segelisah ini dalam hidupnya.

Rasa khawatir menyeruak dari lubuk hatinya membuatnya terus meneguk ludah dengan netra mengedar tidak fokus.

"Alura baik-baik saja."

Van tersentak pelan tatkala Nenek Lina sudah duduk di sebelahnya tanpa dia sadari. Setelah Alura pingsan, Van panik bukan main, dia ingin langsung membawa ke Rumah Sakit namun Van jadi teringat bahwa Rumah Sakit adalah tempat yang rawan bagi kekuatan Alura.

Maka dari itu Van membawanya pulang dengan taksi. Untung saja sekolah sudah berakhir, niat Van adalah mengajak Alura ke warung belakang namun dia malah menemukan Alura kesakitan di koridor.

Dia bahkan meninggalkan motornya di warung belakang, Van sudah tidak mempedulikan motor kesayangannya. Kali ini Alura lebih penting.

"Sebenernya Alura kenapa?" Tanya Van menatap wanita yang sudah dimakan umur itu.

Nenek Lina bergeming sebelum mengerjap, mengambil sebungkus kue di dalam toples sebelum membuka bungkus dan menyodorkannya pada Van.

Van menatapnya ragu, dia tidak ingin makan apapun sekarang jika belum mengetahui keadaan Alura.

"Kamu menunggu di sini sudah empat jam, kamu butuh energi." Tutur Nenek Lina membuat Van tersentak sebelum menatap jam di tangannya.

Sudah pukul tujuh malam.

"Jika kamu terus khawatir, aura gelap yang menempel di tubuh kamu akan terus menguar." Tutur Nenek Lina sebelum memaksa Van menerima kuenya.

Van mengangkat sebelah alisnya bingung sambil memegang kue kaku, netranya mengikuti Nenek Lina yang beranjak untuk mengambil mangkuk hitam dari kamarnya.

Kening Van mengernyit, bingung bukan main saat Nenek Lina menaburkan garam di sekitar sofa yang di duduki Van sampai butiran putih kasar itu mengotori lantai ruang tamu.

Van benar-benar tidak mengerti apa tujuannya.

Apa itu salah satu teknik pengusiran setan?

Apa maksudnya Van setannya?

"Alura sudah mengatakan pada kamu bahwa kendali roh tubuhnya bukan hanya ada di tangan dia, kan?" Tanya Nenek Lina membuat Van mengerjap.

Keduanya bertatapan dalam jarak dengan hawa ruangan dingin yang menusuk epidermis.

"Itu benar. Karena itu raga yang menopang rohnya jadi rawan dan lemah. Memperkuat ikatan dengan alam adalah tindakan kecil yang bisa dilakukan agar aura gelap dari kematian yang matanya lihat tidak memenuhi tubuhnya. Tubuh Alura sudah seimbang karena itu, tapi dengan bodohnya dia menarik kamu. Orang yang beraura gelap." Tukas Nenek Lina membuat Van tertegun.

"Kamu adalah orang yang paling dekat dengan kematian. Hari ini kamu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan hal itu, bukan?" Tanya Nenek Lina membuat Van meneguk ludah.

Benar.

Hari ini Van bolos untuk tawuran.

"Maka dari itu aura kamu gelap dan suram. Itu sebabnya Alura bisa sampai kedinginan dan tidak sadarkan diri hanya dengan sedikit menyentuh kamu." Tutur Nenek Lina sebelum menghembuskan napas kasar.

Alasan lainnya adalah Alura menolak memakan kelopak bunga.

Bukan masalah mistis atau sinting, tapi itu merupakan cara agar Alura setidaknya dapat sedikit menahan aura gelap yang berkeliaran di sekitarnya.

Jika Kamu Mati BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang