53. (Jika) ini hari pertama jadian

430 94 38
                                    

"Maaf karena bikin lo sakit hati, maaf karena gue suka sama lo."

Eh?

Alura sontak mendongkak dengan napas tercekat dan netra membelalak, menatap Van yang juga menatapnya.

"Apa?" Tanya Alura serak sebelum menarik lendir di hidung dan mengusap pipinya yang basah.

"Apa lo bilang barusan? Suka gue?" Tanya Alura ingin memastikan dia tidak halu karena terlalu berharap.

"Ck, iya bawel." Tukas Van sewot sambil membuang muka dengan wajah memerah.

Alura tertegun dengan jantung mencelos sebelum meneguk ludahnya.

"Ka-kalau suka kenapa ngajak pacaran cuman buat selesain masalah?" Tanya Alura namun yang ditanya malah berdecak sambil mengacak rambut belakangnya.

"Pikir lah, lo pikir gue pernah ngajak pacaran ke cewek lain selain elo? Gue seserius ini cuman sama elo." Tukas Van kesal membuat Alura tertegun dengan jantung berdegup kencang.

Dunia Alura sontak terhenti dengan kepala mengawang. Apa katanya? Van juga menyukainya. Hanya itu yang masuk di otaknya.

Alura jadi merangkum pipinya sendiri yang panas dengan netra mengabur, jadi sekarang bagaimana?

Alura tidak dapat berpikir jernih, dia tidak pernah menyangka Van juga menyukainya.

"Ngapain bengong? Pulang."

Alura sontak tersentak kecil sebelum mengikuti langkah Van dengan cepat.

"Van! Kalau gitu kita sekarang apa? Masih temenan?"

"Bodoh, pacaran lah!"

Alura sontak mengulum senyum dengan jantung berdebar sebelum menjerit kesenangan sendiri.

Pacar?

Pacaran?

Van tidak akan pernah tahu betapa bahagianya Alura bisa menyandang kata itu dengan Van.

Seperti mimpi.

Semuanya terasa cepat sampai reaksi Alura hanya jantung yang berdebar dengan wajah memerah.

Dia jadi melangkah cepat ingin mengejar Van namun netranya membelalak tatkala kakinya tersandung dahan kayu saking antusiasnya.

"Aw! Aw sakittt!"

Van sontak menoleh sebelum menghembuskan napas kasar.

*

"Anak Cruz yang lain udah pulang?" Tanya Yasa membuat Ditto mengangguk.

Kini tinggal mereka berlima yang tersisa di halaman depan rumah Nenek Ditto.

"Kalau mereka tahu ketua kita gak ada kabar, pasti pada mau ngajuin pencarian besar-besaran. Ribet nanti." Sahut Yasa.

"Van udah ada kabar?" Tanya Ditto membuat Jonash menggeleng sambil menunduk pada ponsel.

"Alura juga gak tahu kemana, ini udah lewat beberapa jam. Apa mereka berdua nyasar? Hutan disini masih lebat loh." Tanya Jonash membuat mereka jadi termenung.

"Tapi Van kan tahu arah jalannya." Sahut Ditto.

Ian jadi menghela napas kasar membuat atensi mereka teralih padanya.

"Kalian kenapa panik begitu? Mereka gak akan kenapa-napa, percaya sama gue. Van kan bisa diandelin." Tutur Ian membuat mereka tertegun.

"Ian...," gumam Ren pelan sebelum mengalihkan pandangan ke arah lain.

"WOY VAN! KITA NYARIIN ELO!" Pekik Jonash lega bukan main sebelum netranya beralih pada Alura yang sedang di papah oleh Van dengan sebelah tangan Alura merangkul leher Van.

Jika Kamu Mati BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang