22. Jika di UKS berdua

563 104 18
                                    

Alura duduk di kursi setelah menyimpan ransel dan bekalnya ke meja, tatapannya tidak beralih dari ponsel yang menampilkan chat dari Grace yang bilang akan terlambat. Alura mengetikan sesuatu di ponselnya sebelum mendongkak dengan kening berkerut ketika ketiga teman sekelasnya datang, mengerubungi mejanya, seperti melabrak.

"Kenapa?" Tanya Alura menaikan sebelah alisnya.

Tidak biasanya mereka mengajak basa-basi karena bukan hanya tidak dekat, namun mereka itu teman sekelas yang sekedar saling sapa atau tersenyum jika berpapasan. Tidak mengobrol dan lain sebagainya.

"Kemarin waktu olahraga, lo kelihatan deket banget sama anak Cruz. Lo emang deket sama mereka?" Tanya Megan sambil duduk di kursi depan Alura, tersenyum sok dekat.

"Ah, itu ...," gumam Alura sebelum tersadar bahwa ketiga cewek ini sering bersama Zana dkk.

Ketiganya masih termasuk geng Zana.

"Kalian temenan? Sejak kapan?" Tanya Larina mendesak.

"Bukan temenan, cuman kenal aja kok." Jawab Alura meringis, tidak enak pada Cruz jika mengaku teman.

"Teman tapi kelihatan khawatir banget?" Celetuk Sinta dengan sudut bibir tertarik ke atas, tersenyum mengejek.

Alura jadi mengernyit tidak nyaman.

"Bukan apa-apa. Kita cuman bingung aja kenapa tiba-tiba lo deket sama mereka. Apalagi kan elo ... maaf ya, gak terkenal." Ujar Larina sambil tersenyum tipis.

"Iya, biasanya cuman Zana yang deket sama Cruz. Itupun Zana udah deket lama gak kayak dia." Bisik Megan yang masih kencang.

Ketiganya jadi saling berbincang tanpa mengajak Alura namun Alura sebagai topiknya membuat Alura menipiskan bibirnya, benar-benar tidak nyaman. Ketiganya kemudian pergi masih sambil berbisik dan melirik sinis pada Alura yang membuat telinga Alura panas seketika.

Alura jadi menggeleng pelan dengan jantung berdebar, padahal dia merasa tidak pernah mencari masalah ataupun memusuhi mereka bertiga, tapi efek dia mengenal sedikit tentang Cruz saja langsung di cecar begini.

**

Jalannya acara lomba masih berlanjut, setelah selesai melakukan lomba pidato—padahal Alura gak bisa-bisa amat, namun karena satu murid diwajibkan ikut dan tidak boleh ada yang dua mata lomba— Alura bergabung bersama Grace di pinggir lapangan, menyemangati teman sekelasnya yang sedang lomba makan kerupuk.

Lapangan ini heboh dan riuh, apalagi cuaca terik dan semangat MC menambah panasnya acara.

Semua orang terkekeh tatkala Jonash berlomba makan kerupuk sambil membawa bungkus nasi. Hal itu sukses menarik perhatian dan tawa semua orang apalagi para perempuan, termasuk Alura yang tertawa pelan sebelum netranya beralih, menangkap Van di sebrangnya yang tengah duduk di kursi dan menatap jalannya perlombaan dalam diam di tengah anggota Cruz yang heboh menyemangati Jonash.

Lama Alura menatap wajah tampan Van sebelum perhatiannya teralih kembali pada Grace yang mengajaknya bicara, saat itulah Van jadi menoleh menatap Alura.

Acara sampai di perlombaan tarik tambang perempuan, Alura melirik pada kelompok perempuan yang memakai kaos kelas berwarna nila. Salah satu perempuan berambut pendek melempar sarung tangannya ke bawah dan sempat bertukar obrolan dengan teman di depannya.

Perlombaan dimulai dengan panas, justru karena ini lomba tarik tambang perempuan, entah kenapa semakin menarik untuk di tonton. Apalagi pihak pendukung dari masing-masing regu nampak adu teriak dan melemparkan tatapan julid satu sama lain.

Alura mengerjap sebelum mematung dengan jantung mencelos tatkala perempuan berambut pendek berkaos nila tadi meringis dengan darah mengalir dari telapak tangannya yang terluka akibat goresan tali tambang karena tidak memakai sarung tangan.

Jika Kamu Mati BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang