Welcome to my world.
Pwnya : Apapun bisa terjadi asal percaya.
Happy reading.
*
Zana memekik pelan dengan ringisan, tangannya meraba pipinya yang lebam dengan sudut bibir berdarah sebelum pandangannya terangkat.
Terjatuh di atas lantai dingin rumah mewah namun kosong.
Bibirnya bergetar namun dia mengigit pipi dalamnya sendiri dengan hati hancur sebelum kembali beranjak berdiri.
"Gila kamu?"
Nadanya tidak membentak.
Dingin namun penuh penekanan membuat bulu kudu Zana meremang.
Seorang Ratu Bully yang selalu membuat siswa di sekolah tunduk kini hanya mampu menundukan kepala dengan jantung berdebar.
Merasakan yang selalu korbannya rasakan.
"Harusnya kamu tahu konsekuensi berurusan sama keluarga Hawtor!" Ujar wanita paruh baya pemilik karang di dagu itu.
Netranya melotot, urat di lehernya terlihat hampir putus saking tegangnya dengan napas memburu.
Zana meneguk ludah kasar, "aku gak tahu dia anak keluarga Hawtor."
"Bodoh kamu."
Perempuan berparas cantik itu mendesah pelan sebelum melipat kedua tangannya di depan dada.
"Saya harus bayar mahal buat menutup identitas bahwa saya bukan ibu dari kamu."
Zana mengepalkan tangan dengan gigi bergemelutuk. Dadanya terbakar bersamaan dengan emosinya.
Zana jadi berdecih sebelum tertawa pelan.
Ternyata iblis sepertinya masih punya rasa seperti ini.
Rasa kecewa dan sakit saat ibu kandungnya tidak menganggap dirinya anak.
"Jangan pernah berurusan dengan Alura Hawtor lagi. Anak sialan itu benar-benar di luar nalar. Kemampuannya sinting." Ujar perempuan pemilik karang di dagu, diiringi suara ujung heelsnya yang mencium marmer sebelum menghilang dari balik pintu utama.
Zana sontak mengernyit dengan alis terangkat.
Ibu sialannya bicara apa?
"Kemampuan Alura yang sinting apaan?" Gumam Zana bingung sebelum berdecak dan mengumpat.
Alura.
Perempuan yang menghancurkan seluruh tatanan hidupnya.
Kehidupan sekolah yang dimana dia menjadi pusatnya.
Ibunya yang menjadi semakin benci dengannya.
Dan juga Van.
Alura merebut semua yang Zana miliki.
Gigi gadis rambut bergelombang itu bergemelutuk dengan napas memburu, wajahnya memerah terbakar amarah sebelum mengumpat pelan.
"Lo rebut semua yang gue milikin. Gue bakalan rebut dunia lo, Alura." Gumam Zana mengepalkan tangannya kuat-kuat, membayangkan mencengkram gelas kaca sampai hancur dan gelasnya adalah Alura.
Namun Zana jelas tidak menyadari ... bahwa gelas kaca itu ikut melukai tangannya sendiri.
Zana mengerjap sebelum meringis tatkala luka di pipinya berdenyut-denyut sebelum merogoh ponsel yang berbunyi.
Alisnya mengerut mendapati nomor tidak dikenal.
"Halo? Gak penting gue matiin." Ujar Zana langsung.
“Zana Aquila?”
![](https://img.wattpad.com/cover/355476433-288-k893975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Kamu Mati Besok
Teen FictionBagaimana jika kalian harus meminum jus katak? Atau mendengar suara tangisan semut semalaman? Atau keliling dunia untuk mencari permen rasa kebahagiaan dan kesedihan? Terdengar mustahil bukan? Namun semustahil apapun, Van dan Alura akan melakukannya...