🍧🍨4) HATTALA AL-HAIDER🍨🍧

3.5K 120 2
                                    

4• TIDAK SEKOLAH

🌷 LAKSANAKAN KEWAJIBAN TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA 🌷


☁️🌷🌷☁️

🌷 BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, DAN SETELAH MEMBACA BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN🌷


☁️🌷🌷☁️

""""""

Setelah kejadian kemarin, hari ini Hattala benar-benar terbaring sakit di tempat tidurnya. Sakit bukan karena demam, melainkan karena kakinya tidak bisa berjalan. Tadi pagi umma nya sudah memanggil dokter, dan kata dokter itu kaki Hattala hanya terkilir bukan kembali retak seperti 2 tahun lalu. Alhasil tadi pagi juga setelah kepergian dokter dari rumah, sang umma langsung memanggil tukang urut.

"Abang minjam motor dong." Disha masuk kedalam kamar sang Abang dengan seragam sekolah yang sudah lengkap beserta tas, dan sepatu.

"Buat?" Hattala yang tadi fokus terhadap buku ditangannya beralih menatap sang adik yang ingin meminjam motornya. Untuk apa?

"Buat Disha sekolah." Jawab Disha santai.

"Sama pak Ujang." Ucap Hattala yang sudah menatap datar adiknya itu.

"Tapi Disha pengen motor Abang. Pokoknya kalau Abang gak kasih pinjam, Disha ambil sendiri."

Hattala tidak suka dengan sifat keras kepala adiknya ini, dia benar-benar sangat membenci sifat keras kepala sang adik.

"Tidak." Hattala benar-benar tidak habis pikir dengan adiknya ini. Motornya yang ingin di pinjam oleh adiknya itu motor besar. Dengan tubuh yang pendek seperti Disha, dia tidak akan bisa menggunakan motor itu.

"Tap-" ucapan Disha terhenti kala mendengar teriakan sang umma dari bawah.

"DISHA, ABI SUDAH PULANG NIH. KATA ABI KALAU KAMU MAU SEKOLAH BIAR DIA YANG NGANTERIN."

"Yess! Abi pulang, Abi pulang. Disha aduin sama Abi, kalau Abang pelit. Wlee." Disha langsung berbalik badan dan berlari-lari kecil menuruni satu-persatu anak tangga.

Hattala kadang tidak habis pikir dengan adiknya ini. Ketika Disha ingin sesuatu, harus dituruti karena sifat keras kepalanya itu. Kadang juga Disha bertingkah layaknya anak kecil di umurnya yang sudah 16 tahun.

☁️🌷🌷☁️


Setelah turun dari tangga, Disha mendengar ada bunyi suara motor. Tanpa menghiraukan Abi dan Umma nya yang duduk di sofa, Disha langsung keluar dari rumah dan mengahampiri seseorang yang baru saja memarkirkan motornya di halaman depan rumah, dia adalah Kadefa.

Tanpa menunggu lama, Disha langsung menarik tangan Defa masuk kedalam rumah untuk menemui abi nya.

"Abi." Panggil Disha yang membuat Abi nya langsung menoleh kearahnya.

"Kenalin dia Defa, calon mantu Abi." Ucap Disha yang membuat Defa terkejut bukan main.

"Calon mantu?" Bingung sang Abi, MUHAMMAD RENALDI, Atau biasa di panggil Renal.

"Bukan." Defa angkat bicara, dia tidak ingin terjadi kesalahpahaman disini.

"Kakak ngaku aja. Kakak kan calon mantu Abi sama umma." Ucap Disha yang menatap jahil Defa.

"Disha jangan jahil." Peringat Adita yang diangguki oleh Renal.

"Disha, Abi tidak suka kamu terlalu jahil." Peringatan ini mampu membuat Disha terdiam kaku. Jika sudah sang Abi dia sangat takut. Rasanya dia ingin langsung menangis saat ini Saja.

"Maaf Abi," Disha menundukkan kepalanya dengan air matanya yang sudah jatuh. Defa yang menyadari itu langsung membawa Disha kedalam pelukannya.

"Hey, tidak apa-apa. Mau kakak anterin sekolah?" Tanya Defa sambil mengusap air mata di pipi gadis yang umurnya sudah 16 tahun ini, tapi masih kelihatan seperti umur 13 tahun.

Akhirnya Defa lah yang mengantar Disha sekolah. Defa sudah berpikir akan lebih ramah dan tidak bersikap dingin terhadap gadis manis seperti Disha.

☁️🌷🌷☁️

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 wib yang artinya sudah pukul 3 sore. Para murid SMA Vanderlan telah pulang sekitar setengah jam yang lalu, sama halnya dengan para anggota Vaderas yang bersekolah di SMA Vanderlan.

Seperti saat ini sekitar 20 orang anggota Vaderas telah berada di dalam kamar milik Hattala termasuk anggota inti dari Vaderas.

"Coba duduk hat." Celetuk Jaiden yang sedari tadi terus-menerus menatap kaki Hattala yang terbalut perban.

"Ck Jaiden, Lo bego apa gimana? tadi kan Tante Adita udah bilang kalau kaki Hattala gak bisa di gerakkin." Ujar Naren sambil menggeplak kepala Jaiden, yang membuat jaiden meringis.

"Heh anjing, gue kan gak denger." Jaiden sudah menampilkan raut wajah permusuhan terhadap Naren.

"Gue depak lo dari Vaderas, Jai." Gesa tiba-tiba angkat bicara yang membuat Jaiden langsung beralih menatap Gesa yang ada di belakangnya. Dia baru tersadar jika dia telah mengucapkan kata-kata kasar.

"Astagfirullah, gue khilaf. Maafkan hamba ya Allah." Jaiden segera mengusap-usap wajahnya setelah tersadar akan ucapannya yang kasar barusan. Dia benar-benar tidak sengaja mengucapkan kata 'Anjing'

"Kak?" Suara dari kazen yang berada dekat dengan pintu mampu mengalihkan atensi semua orang yang ada di dalam kamar itu untuk melihatnya.

"Kak. Kazen mau ngomong!" Kazen berteriak dan langsung berlalu dari dalam kamar untuk menyusul seseorang yang dipanggilnya kakak.

Semua orang menatap bingung tingkah kazen. Siapa yang kazen panggil kakak? Mereka tidak melihat siapa-siapa. Atau jangan-jangan kazen melihat hantu di sore-sore hari seperti ini?

Bersambung....

18 Desember 2023
Publish : 6 Januari 2024
700 kata


Ganesa sama Gesa itu sama ya. Takutnya nanti aku ada yang nulis Gesa ada yang Ganesa. Mereka orang yang sama. Nanti bakal aku revisi kalau udah end deh

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang