🌾🏵️40. HATTALA AL-HAIDER 🏵️🌾

408 32 1
                                    

40. Hata kembali melanjutkan pendidikan ke Australia

Hari ini adalah hari dimana Hata harus kembali lagi ke Australia untuk melanjutkan pendidikannya. Berhubung tubuhnya sudah begitu sehat. Karena sebulan ini sudah begitu rutin terapi. Dia sudah bisa kembali ke Australia hari ini.

Yang mengantarnya ke bandara hari ini ada Disha, Adita, Renal, dan si pengantin baru yang sudah menikah seminggu yang lalu—Ahlan dan Aili. Ya—Ahlan dan Aili telah menikah tepat seminggu yang lalu. Yang artinya pernikahan mereka juga sudah berjalan seminggu atau tujuh hari.

Di sana juga ada Kazen yang mengantar. Hanya ada Kazen tidak ada Jaiden. Karena Jaiden tengah sibuk dengan urusan kuliahnya, dia sudah berusaha menyempatkan diri tapi tetap tidak bisa. Hata pun memaklumi. Walau tidak diantar sekali pun sebenarnya dia sama sekali tidak masalah.

"Abang jaga diri baik-baik. Makan tepat waktu, walau sibuk banget, tetap harus makan tepat waktu, juga harus sholat tepat waktu, tidak boleh bolong sholatnya," ujar Disha dengan menatap manik mata Hata serius.

Hata terkekeh pelan, "Pasti!"

"Jangan pasti-pasti, harus benar-benar dilakukan ya, Bang," timbal Adita yang membuat Hata tersenyum.

"Iya Umma."

"Bang, jaga Kakak saya dengan baik!" ucap Hata sambil menatap Ahlan. Panggilan Hata terhadap Ahlan telah berubah menjadi Bang."

"Iya. Kamu juga jaga diri baik-baik di sana. Saya akan terus menjaga Aili dengan baik," timbal Ahlan yang membuat Hata mengangguk.

"Abi, Hata berangkat," pamitnya. Seumur-umur dia jarang sekali bercakap dengan Abi nya. Untuk pamitan saja biasanya paling hanya berpelukan tanpa kata-kata. Tapi kali ini dia berpamitan dengan Renal sambil mengucapkan kata-kata.

"Jaga diri Hata. Fokus dengan tujuan kamu, menjadi dokter yang sukses. Jangan sekali-kali tinggalkan sholat. Selalu libatkan Allah di setiap langkahmu."

Hata mengangguk.

Setelahnya dia memeluk tubuh keluarganya satu persatu. Hingga saat tiba Aili lah yang dipeluknya. "Kakak sekarang sudah menjadi seorang istri. Jangan ngelawan, ingat?"

Aili mengangguk. "Kakak akan selalu ingat nasehat-nasehat yang selama ini kamu berikan. Jaga diri baik-baik Hata. Kakak akan merindukanmu."

"Hata juga."

Setelah semuanya selesai. Hata beralih menatap Kazen. "Gue pamit," ucapnya.

Kazen mengangguk. "Jaga diri lo baik-baik. Mungkin saja suatu saat, saat gue sakit gue bakal berobat sama lo," ucap Kazen diiringi tawaan.

"Jangan sakit, Kazen," ucap Hata.

Sebelum Hata membalikkan badannya, Kazen terlebih dahulu memegang pundak Hata yang membuat Hata kembali menoleh ke arah Kazen.

"Ucapkan suatu kalimat untuk Kakak saya," ucap Kazen.

Hata terdiam membuat Kazen langsung menatap Hata dengan dingin. "Jangan-jangan kamu telah melupakan Kakak saya," tuduh Kazen dengan bahasa yang sudah berubah menjadi formal. Jika tatapan dingin dari Kazen telah keluar, maka cara berbicaranya juga berubah menjadi formal.

Hata langsung menggeleng. "Saya cuma sedang memikirkan sesuatu," elak Hata.

"Apa?!"

"Tolong katakan jangan menunggu saya. Saya tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya. Saya tidak ingin salah satu dari kami tersakiti, jadi tolong sampaikan jangan pernah menunggu saya. Jika saja saya dan dia berjodoh, pasti akan disatukan dengan sebuah ikatan pernikahan. Saya akan terus menjaga perasaan saya untuk Kakak kamu, Kazen. Tapi jangan biarkan dia menunggu saya. Biarkan saya saja yang nantinya langsung datang untuk melamarnya, jika memang saya adalah lauhul Mahfudznya."

Kazen mengangguk mendengar penuturan dari Hata. "Sorry gue sempat nuduh lo sampai ngubah cara bicara gue. Gue nggak bermaksud, Hat. Gue cuman mau yang terbaik buat Kakak gue, karena lo tau sendiri jika dia juga sudah jatuh hati sama lo."

Hata mengangguk. "Gue paham," ucap Hata yang juga sudah merubah cara berbicara seperti Kazen.

"Jaga diri baik-baik di sana. Gue tunggu kedatangan lo ke rumah," ucap Kazen.

Hata tersenyum. "Insyaallah."

Setelahnya Hata kembali menoleh ke arah keluarganya dan mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam!"

Hari ini tepat pukul 08.00 pagi, Hattala berdiri di bandara Soekarno-Hatta untuk menuju Australia untuk melanjutkan pendidikannya yang sempat tertunda karena musibah waktu itu. Izinkan dia menjadi dokter yang hebat, ya Allah.

Bersambung...

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang