🥀🍒24. HATTALA AL-HAIDER 🍒🥀

703 29 1
                                    

24.

Setelah pembagian nomor ujian, kini Hata dan yang lainnya langsung diperbolehkan pulang. Namun mereka tidak langsung pulang, melainkan mereka ke markas terlebih dahulu.

Di tengah perjalanan, Hata memutuskan untuk tidak ikut ke markas. Semua orang memandang aneh Hata. Tak biasanya Hattala seperti ini.

"Hata kenapa?" tanya Jaiden menoleh ke arah Ganesa.

Ganesa menggedikkan bahunya.

Setelahnya mereka langsung melanjutkan perjalanan menuju markas.

Sedangkan Hata memilih untuk singgah di masjid terdekat. Karena dilihatnya jam sudah mau menunjukkan pukul 12.00 wib. Yang artinya sebentar lagi sudah akan memasuki waktu zhuhur.

Di dalam masjid Hata bertemu dengan Ahlan.

"Dari mana?" tanya Ahlan berbasa-basi.

"Pulang sekolah," jawab Hata yang membuat Ahlan mengangguk.

"Sepertinya sedang ada masalah. Kenapa?" tanya Ahlan yang penasaran dengan Hata.

Hata terdiam. Apa dia ceritakan saja?

"Saya tebak kamu sedang suka seseorang," tebak Ahlan yang membuat Hata mengangguk.

"Ada apa?" tanya Ahlan lagi.

"Sedang berusaha mengikhlaskan," jawabnya.

Ahlan tersenyum. "Artinya dia bukan jodoh kamu."

"Hmm. Saya menyukainya tanpa tau wajahnya, hanya tau namanya saja. Teman saya mengatakan jika kemarin dia bersama orang itu. Itu artinya mereka memiliki hubungan."

Ahlan mengangguk. "Sulit memang. Saya juga sedang menyiapkan hati apabila Kakak kamu menolak saya. Hata, menurut saya teman kamu mungkin tidak memiliki hubungan yang spesial dengan orang yang kamu suka. Siapa tau mereka Adik Kakak."

Hata terdiam. Benar juga.

"Mungkin. Untuk Kakak saya, saya bisa mengatakan keputusannya sekarang."

Ahlan terkekeh pelan. "Tidak perlu dikatakan. Saya ingin mendengarnya langsung dari Kakak kamu."

Hata mengangguk sambil tersenyum. Ini yang dia sukai dari lelaki in.

"Jaga Kakak saya dengan baik."

Setelahnya suara adzan berkumandang, mereka langsung diam tidak berbicara lagi.

**

Selesai melakukan sholat zhuhur, Hata langsung bersiap menuju markas, rencananya hari ini mereka akan membantu Kazen bekerja. Memang, mereka telah tau jika Kazen pergi dari rumahnya dan memilih tinggal bersama Kakak perempuannya. Namun mereka sama sekali tidak tau siapa Kakak perempuan dari Kazen.

Jadi lah mereka rencananya hari ini akan membantu Kazen bekerja di salah satu cafe yang berada dekat dengan rumah Kazen.

"Sudah mau pergi?" tanya Ahlan.

Hata mengangguk.

"Boleh saya ikut?" tanya Ahlan yang membuat Hata mengerutkan keningnya.

"Saya hanya ingin lebih dekat denganmu," jujur Ahlan yang membuat Hata terkekeh pelan.

"Naik apa?" tanya Hata yang membuat Ahlan menunjuk motornya di parkiran yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Saya ingin membantu teman saya bekerja. Anda tetap ingin ikut?" tanya Hattala.

Ahlan menatap kagum diri Hata. Sungguh dia beruntung bisa kenal dengan Hattala. Dilihatnya Hattala adalah laki-laki yang cuek tapi peduli terhadap orang lain.

"Saya mungkin bisa membantu," ucap Ahlan.

Hattala langsung mengangguk dan menyuruh Ahlan untuk mengikutinya dari belakang. Ahlan pun langsung setuju.

Setelahnya mereka langsung menuju ke markas terlebih dahulu.

**

Sampai di markas, Hata langsung mengajak Ahlan masuk. Saat masuk, Ahlan berdecak kagum melihat begitu banyak orang di dalam. Dan yang lebih mengejutkan, mereka masih memakai peci dan sarung, seperti baru selesai sholat.

"Assalamu'alaikum," ucap Hattala diikuti oleh Ahlan.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka semua serentak.

"Sholat?" tanya Hattala yang membuat mereka semua langsung menjawab. "Baru selesai."

Hattala hanya mengangguk.

Di antara banyaknya orang di sana ada satu laki-laki yang tiba-tiba menanyakan siapa yang dibawa oleh Hata.

"Bang, bawa siapa?" tanyanya.

Hattala langsung mengode Ahlan untuk memperkenalkan diri. "Saya Ahlan. Temannya Hata."

Dilihatnya semua orang mengangguk. "Salam kenal Bang Ahlan!" seru mereka dengan serempak.

"Salam kenal," tanggap Ahlan.

"Bawa siapa?!" teriak seseorang yang baru saja keluar dari bilik pintu di sebelah sana. Dia Jaiden.

"Saya Ahlan," ucap Ahlan memperkenalkan dirinya.

"Oh, assalamu'alaikum, saya Jaiden. Anda siapanya Hata?" tanya Jaiden.

"Teman Hata."

Jaiden langsung merangkul pundak Ahlan. "Ayo masuk ke dalam," serunya langsung menarik Ahlan ke dalam ruangan lainnya.

Hattala mengikuti dari belakang.

Sampai di dalam ruangan itu, Jaiden langsung berteriak heboh. "Kenalin Ahlan teman baru Hata!" teriak Jaiden yang membuat orang-orang di dalam sana mengalihkan atensi mereka.

Sedangkan Naren langsung menghampiri Hattala. "Teman baru?" tanya Naren.

Hattala mengangguk. "Calon ipar," jawabnya singkat.

Naren begitu terkejut. "Calon suami Kak Aili?" tanyanya.

"Hmm," dehem Hata.

"Woahhh!! Undang gue ya Hat, kalau Kak Aili nikah," ucap Naren yang membuat Hattala berdehem singkat.

Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo fllw

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang