🌱🌺45. HATTALA AL-HAIDER 🌺🌱

551 35 5
                                    

45. Maksudnya apa?

Hari ini kegiatan mendesain di boutique agak padat, sehingga Defa belum istirahat sama sekali, padahal jam telah menunjukkan pukul 13.00 WIB.

Desain ini khusus untuk baju-baju untuk kondangan. Selain jualan secara offline, Defa juga sering jualan secara online. Tapi hanya kadang-kadang saja. Biasanya dia mempromosikan pakaian-pakaian dengan desain melalui tangannya sendiri di media sosial. Dia kadang meminta bunga untuk mempromosikannya. Karena dia sama sekali tidak berpengalaman.

Di tengah pikirannya yang memikirkan desain seperti apa yang bagus untuk baju acara kondangan, tiba-tiba teleponnya berbunyi.

Dia melihat nama Disha tertera di sana.

Segera dia angkat panggilan dari Disha. Mungkin saja Disha menanyakan pakaian yang mereka inginkan sebulan yang lalu. Semuanya sudah selesai, tinggal diambil saja termasuk baju pengantin. Defa belum sempat mengabari Disha ataupun Adita. Karena sibuknya dia akhir-akhir ini.

"Assalamu'alaikum," ucapnya sambil tangan kanannya menggambar sebuah desain lengan baju yang sempat di gambarnya.

"Wa'alaikumussalam. Kakak ada di mana?" tanya Disha daie seberang sana.

"Di boutique, Dis. Ah iya, Kakak lupa bilang, baju pengantin juga kebayanya sudah siap, Kakak lupa ngabarin kalian. Bisa diambil nanti sore kalau mau," ucap Defa dengan mata yang benar-benar fokus dengan gambarannya. Meneliti mana yang kurang atau bagian mana yang terlalu banyak desain.

"Nanti Disha ambil. Sekarang Disha ada di rumah Kakak. Kakak bisa pulang nggak?"

Sontak Defa begitu terkejut mendengar penuturan Disha. Disha ada di rumahnya? Kenapa? Sudah lama Disha Tidka ke rumahnya. Bahkan dia dan Disha terakhir bertemu saat Disha dan Adita ke boutique untuk memesan baju waktu itu.

"Kak? Bisa nggak? Soalnya penting."

"Oh, iya, bisa. Di rumah ada Kazen tidak? Coba ketuk pintu dulu, kalau ada Kazen kamu jangan masuk, tetap tunggu di luar saja, kalau nggak ada, kunci biasanya ada di bawah pot bunga samping pintu. Kamu bisa masuk. Kakak langsung pulang."

Disha tertawa di seberang sana. "Disha sama Umma, Kak."

Defa kembali merasakan keterkejutannya. Ada apa?

"Ada apa ya Disha? Kakak kira kamu sendirian."

"Kakak pulang aja ya, di sini sudah ada Bang Kazen, kami juga sudah di dalam. Tinggal nunggu Kakak aja. Penting soalnya."

Defa hanya mampu mengangguk, walau Disha tidak dapat melihatnya. "Kakak pulang, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati di jalan, Kak."

Tut...

Sambungan telepon terputus. Defa segera membereskan tas nya dan memasukkan handphone serta barang lainnya yang ia gunakan ke dalam tas, setelahnya dia langsung menutup pintu ruangannya dan menemui bunga.

"Bunga, saya harus pulang ada hal penting. Tolong jaga boutique ya."

Bunga, gadis 25 tahun itu tersenyum mengangguk. "Siap Kakak cantik. Kakak makin cantik aja tiap hari. Apalagi setelah bercadar."

Bunga ini suka sekali menggoda dan memuji Defa. Defa hanya tersenyum tipis. "Masyaallah. Kamu juga cantik."

Bunga tersipu malu. "Kayaknya aku mau bercadar juga deh, Kak."

Defa mengangguk. "Lain kali kita bahas ya, Bunga. Sekarang kakak harus pergi," ujar Defa dengan tertawa pelan.

Bunga hanya menyengir saja. "Hati-hati, Kak," pesannya.

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang