🥀🍒30. HATTALA AL-HAIDER 🍒🥀

577 38 1
                                    

30. Pencarian

Saat sampai di bandara, mereka semua tidak diizinkan untuk ikut pencarian. Namun Renal tetap memaksa. Dia harus ikut mencari Hattala. Pada akhirnya tim sar yang ditugaskan pun mengalah, mereka membiarkan ketujuh orang itu ikut. Delapan termasuk Gani.

Sebelum berangkat, mereka berdo'a terlebih dahulu. Berdo'a agar Hata segera ditemukan dan dalam kondisi yang baik-baik saja.

Bahkan Naren, Ganesa, Jaiden dan Kazen tidak pernah menyangka hak ini akan terjadi.

**

Saat sampai di tempat jatuhnya pesawat, para tim sar langsung bergegas mencari korban-korban. Begitupun pun dengan kedelapan orang yang tak lain adalah Renal, Naren, Jaiden, Ganesa, Kazen, Ahlan, Gani, dan Ahmad, setelah memakai baju pengaman, mereka langsung bergegas mencari keberadaan Hattala.

Pesawat terjatuh di pinggir lautan, jadi hal itu sedikit memudahkan tim sar untuk menemukan korban dari jatuhnya pesawat tersebut.

**

Di kediaman Renal.

Adita, Aili, dan Disha telah sadar sekitar 15 menit yang lalu. Aili telah berganti pakaian dengan pakaian biasa. Begitu pun dengan Adita dan Disha.

Adita dan Disha masih terus menangis, sedangkan Aili hanya menatap kosong ke depannya. Banyak dipikirkan oleh Aili sekarang. Dia sempat merasa benar-benar kecewa dengan Adiknya. Tapi ternyata, Adiknya tengah mengalami musibah yang begitu besar. Bahkan mungkin nyawanya bisa saja tidak selamat. Memikirkan hal itu membuat Aili semakin terpuruk rasanya.

"Ya Allah, tolong selamatkan Adik Hamba. Tanpa pertolongan dari-Mu dia tidak akan selamat," lirihnya dengan suara yang parau.

**

Sudah dua hari pencarian dilakukan, namun masih belum ada tanda-tanda ditemukannya Hata. Padahal sudah hampir semua penumpang pesawat ditemukan. Ada sekitar 170 orang di dalam pesawat, dan hampir semuanya sudah ditemukan. Sekitar 100 dari 165 orang itu dinyatakan meninggal dan yang lainnya luka parah.

Keputusan tertata jelas di wajah orang-orang yang ada di sana. Namun tidak dengan Renal, dia tetap berusaha mencari keberadaan putranya itu, bahkan dia tiada henti terus mencari. Baik malam hari maupun pagi hari, siang dan sore.

Ahlan sampai begitu mengkhawatirkan kondisi Renal. Pasalnya laki-laki itu tidak menangis, hanya tatapan kosong yang ia keluarkan. Dan itu berbahaya. Tatapan kosong itu mampu membuat mengatakan seseorang hancur. Mampu membuat orang depresi. Lebih baik menangis meraung-raung daripada hanya ada tatapan kosong.

Ahmad kemarin sudah disuruh pulang Ahlan dan Renal. Karena Ahmad memiliki penyakit jantung yang bisa-bisa kambuh kapan saja.

Hari sudah sore, namun sama sekali tidak ada tanda-tanda Hata. Bahkan tim sar sudah akan menghentikan pencarian, jika sampai besok masih tidak ditemukan.

Renal terduduk lemah di atas pasir yang ada di sana. Dia benar-benar hancur. Setelah sholat zhuhur yang Renal laksanakan tadi, dia merasa akan segera menemukan putranya, tapi hari semakin gelap, dan masih tidak ada tanda-tanda adanya Hata.

Hingga suata teriakkan dari Jaiden dan Naren membuat Renal langsung bangkit dan berlari ke arah mereka yang berada di antara semak-semak yang jaraknya begitu jauh dengan jatuhnya pesawat.

"OM, HATA KETEMU!" teriak Jaiden dengan begitu kencang.

Segera Renal berlari diikuti oleh Ganesa, Kazen, Ahlan, Gani dan para tim sar lainnya.

Jaiden tengah mengecek nadi Hata. Masih ada, nadinya masih ada.

"Hata masih hidup, Om," ucap Jaiden yang tiba-tiba saja air matanya luruh.

Mereka langsung mengangkat tubuh Hata menuju ambulans yang memang telah disiapkan di sana. Di dalam sana memang sudah tersedia dokter khusus orang-orang yang mengalami luka parah.

"Harus ditangani di rumah sakit, nadinya sangat lemah," ucap Dokter laki-laki itu yang membuat yang lainnya langsung begitu khawatir.

Segera petugas yang mengemudikan ambulance langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit. Di dalam ambulance ada Renal, Ahlan, Kazen, Naren, Ganesa, dan Jaiden. Untuk Gani dia pergi sendiri menggunakan mobil yang awalnya mereka bawa.

Renal menatap putranya kembali dengan tatapan kosong. Dalam hati dia terus berdo'a untuk keselamatan puteranya. Tubuh Hata hampir semuanya luka-luka, terutama bagian wajah. Di pipi Hata ada goresan yang besar dan dalam. Juga di kening Hata. Tumbuhnya juga luka semua. Bahkan sebagian sudah membiru. Jika dilihat dari kondisi, mustahil Hata masih bisa hidup. Namun ini kuasa dari Allah. Tidak ada yang mustahil baginya. Buktinya, Hata masih selamat walau sudah dua hari hilang dengan luka dan memar yang begitu banyak.

Naren, Jaiden, Kazen dan Vanesa memandang Hata dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka bahagia Hata masih selamat. Apa jadi mereka jika Hata tidak selamat. Mungkin salah satu dari mereka akan depresi dan masuk rumah sakit jiwa. Yang paling berpotensi masuk rumah sakit jiwa jika Hata tidak selamat adalah Jaiden dan Naren. Pasalnya mereka berdua sedari awal sudah seperti mayat hidup saat mendengar kabar perihal Hata. Tatapan kosong selalu terlihat jelas di wajah Naren dan Jaiden.

**

Sampai di rumah sakit, Hata langsung dibawa ke ruang UGD. Dia langsung diberi penanganan yang terbaik. Mereka semua menunggu di depan. Kazen juga langsung mengabari Kakaknya dan meminta untuk memberitahukan perihal ini kepada keluarga Hattala yang lainnya.

Kazen menghampiri Jaiden dan Naren. "Jangan lagi tunjukkin tatapan kosong itu. Hata selamat. Dia masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Allah."

Naren menoleh ke arah Kazen. "Dia benar akan selamat, kan?" tanya Naren.

Kazen tak mampu menahan air matanya melihat bagaimana kondisi Naren dan Jaiden.

Kazen mengangguk. "Hata bakal selamat."

"Tubuhnya luka semua, Zen," lirih Jaiden.

Ganesa langsung terdiam mendengar penuturan dari Jaiden. Dia mendongakkan kepalanya menahan air matanya agar tak ikut luruh.

"Lo sendiri yang ngecek nadinya, dia masih selamat," ucap Kazen yang akhirnya membuat Jaiden mengangguk.

Renal menatap keempat teman Hata dengan air mata yang kini sudah luruh.  "Hata akan selamat," ucapnya menguatkan.

Ahlan ikut menguatkan. Walau rasanya dia ingin ikut menangis melihat kondisi mereka semua. "Hata akan selamat!"

Bersambung...

Jujur, aku nangis-nangis buat part ini. Entah karena mood aku yang emang ga baik atau emang sedih aku nggak tau. Yang pasti sepanjang ngetik, air mata aku luruh terus:( sampe kecapean habis ngetik ini:|

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang