52. Kabar baik.
Satu tahun tujuh bulan, pernikahan Defa dan Hata kembali berjaan dengan baik. Dan ada satu kabar baik yang harus diketahui oleh kalian. Defa sekarang tengah mengandung buah hatinya dengan Hata. Usia kandungan Defa sudah memasuki bulan ke tiga.
Ia bahagia dengan calon buah hati yang tengah dikandungnya. Setiap harinya dia selalu mengucapkan syukur. Tiada hari tanpa Defa bersyukur.
Hata sendiri tetap sibuk di rumah sakit. Pun begitu dia tetap menyempatkan banyak waktu untuk istrinya, Zaujatinya, Bidadari terindah dalam hidupnya.
Seperti saat ini Defa tengah berbelanja sayur-sayuran bersama dengan Disha. Berhubung tentang Disha, dia sebentar lagi akan melaksanakan pernikahan dengan Ganesa.
Ganesa, sahabat dari Hata. Seorang laki-laki mualaf. Ganesa melamar Disha tepat sebulan yang lalu. Setelah beberapa tahun yang lalu dia resmi menjadi seorang mualaf.
Sungguh tidak disangka bukan? Ini takdir yang telah di tentukan oleh Allah. Semua manusia tak mampu menebak-nebaknya.
Saat tengah memilih sayur-mayur, Defa bertemu dengan seorang anak kecil membawa kumpulan balon-balon yang sepertinya akan di jual. Anak itu tengah menawarkan balon untuknya.
"Bibi, apa bibi mau membeli balonku?" tanya anak laki-laki itu dengan suara yang penuh semangat.
Defa menatap anak laki-laki itu dengan tersenyum. "Berapa kamu menjualnya?" tanyanya dengan lembut.
"1 balon, tiga ribu. Apa bibi mau membelinya?"
Defa mengangguk. "Bibi mau membelinya. Tapi, jika boleh Bibi tau, kenapa kamu berjualan balon seperti ini?"
Anak itu menundukkan kepalanya. "Ibu sedang sakit di rumah. Ayah bekerja sebagai tukang ojek, aku mau membantu ayah untuk mencari uang, agar Ibu bisa segera membeli obat."
Defa menatap anak itu dengan sendu. "Apa ibu mu sudah pergi ke rumah sakit?"
Anak itu mengangguk. "Kemarin sudah pergi ke puskesmas tapi obatnya belum ditebus, karena masih tidak punya uang."
Defa yang hendak bertanya lagi, seketika terhenti saat Disha sudah berdiri di sampingnya. "Ada apa, Kak?" tanya Disha yang membuat Defa menoleh ke arah anak itu.
"Bibi membeli semua balonmu, tapi kamu harus pulang sekarang, dan segera minta Ayahmu untuk menebus obat milik ibumu? Bisa?" tanya Defa yang membuat anak itu mengerutkan keningnya.
"Tidak bisa, Bibi. Uang dari hasil balon, masih belum cukup. Kata Ayahku, uang untuk menebus obat Ibu, itu 150 ribu."
Defa tersenyum, ia mengeluarkan sejumlah uang dari dalam dompetnya. "Kamu ambil ini, segera tebus obat ibu mu."
Ia memberikan uang 100 rb, lima lembar kepada anak itu.
Namun anak itu segera menolaknya. "Kenapa jadi banyak, balon ini semuanya hanya 30 ribu, Bi."
Disha ikut tersenyum, ia ikut memberi anak laki-laki itu uang merah, 2 lembar. "Tidak apa-apa. Anggap saja kamu mendapatkan rezeki yang banyak hari ini. Kamu ambil, dan langsung pulang ya."
Anak itu sontak tersenyum cerah. "Terimakasih Bibi, ibuku akan sehat kembali!"
Ia terlihat begitu bahagia. Ia menyerahkan semua balonnya kepada Defa dan langsung menyalim tangan Defa dan Disha. "Aku pulang dulu, sekali lagi makasih banyak Bibi-Bibi yang baik, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawab Disha dan Defa.
Mereka tersenyum melihat anak laki-laki itu berlari dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATTALA AL-HAIDER
أدب نسائيNote : NO PLAGIAT!! ⚠️Budayakan follow sebelum baca! ⚠️Budayakan votment setelah baca! 🔏Update = Sesuai mood author;) ☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️ Laki-laki yang memiliki ketampanan yang nyaris dikatakan sempurna. Namun tidak sempurna, kar...