48. Pernikahan
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Hata dan Defa. Karena hari ini Hata bisa menjadikan perempuan yang ia cintai lebih dari sembilan tahun untuk menjadi istrinya, pendamping hidupnya. Dan insyaallah pendampingnya di akhirat kelak. Aamiin ya rabbal alamin.
Saat ini Hata tengah dilanda kegugupan luar biasa. Bagaimana tidak, di hadapannya sudah ada Kazen selaku wali untuk Defa. Sebentar lagi dia akan sah menjadi suami dari Defa, Kakaknya Kazen.
Sedangkan di lantai atas, Defa telah siap dengan pakaian pengantinnya lengkap dengan cadarnya. Sangat indah. Dia ditemani oleh Disha.
Hari ini adalah hari paling bahagia bagi Defa. Ada Ibunya juga yang datang. Hubungannya dengan sang Ibu sekarang begitu baik.
Pernikahan di adakan di rumah milik keluarga Hattala. Defa dijemput tepat pukul 02.00 pagi tadi tanpa sepengetahuan Hata. Pasalnya Hata dikurung di dalam kamar bersama dengan Kazen.
"Akhirnya senang banget Kakak bisa jadi Kakak ipar aku," ujar Disha dengan mata yang berkaca-kaca. Dia begitu bahagia. Pasalnya dari sepuluh tahun yang lalu dia selalu membayangkan Defa menjadi Kakak iparnya.
Defa tersenyum. "Kakak juga nggak nyangka bisa sampai sekarang."
Disha ingin memeluk Defa sambil menangis, tapi dia tidak ingin merusak riasana Defa.
Defa yang paham dengan gerak-gerik Disha langsung saja menarik tubuh Disha ke dalam pelukannya. "Nangis aja, nggak papa."
Disha langsung menumpahkan air matanya di pelukan Defa. Dia tidak bisa menjabarkan bagaimana perasaannya. Dia bahagia, sungguh bahagia. Bahkan sangat bahagia.
"Semenjak hari pertama Kakak datang ke rumah, Disha sudah suka dengan Kakak. Makanya Disha waktu itu sering jodoh-jodohin Kakak sama Abang. Tapi semenjak Kakak marah waktu itu, Disha berusaha untuk tidak menjodohkan Abang sama Kakak. Tapi dalam hati Disha, Disha tetap ingin sekali Kakak menjadi Kakak ipar Disha, dan sebentar lagi semuanya akan terkabul. Disha sangat bersyukur. Satu fakta juga yang baru Disha tau, ternyata Abang sudah jatuh hati dengan Kakak dari lama sekali."
Defa mengangguk. "Waktu itu Kakak benar-benar nggak suka saat kamu jodoh-jodohin Kakak. Tapi entah bagaimana, tiba-tiba Kakak bisa jatuh hati sama Abang kamu. Perasaan Kakak itu sudah lama Disha. Dari sembilan tahun yang lalu. Selama ini Kakak selalu berdo'a agar berjodoh dengan Abang kamu. Dan akhirnya, Allah mengabulkan do'a Kakak selama ini."
Disha melepaskan pelukannya dan menatap Defa dengan terkejut. "Kakak juga sudah lama jatuh hati sama Abang?"
Defa tersenyum mengangguk.
"Ya Allah, nggak nyangka banget!"
"Apa yang nggak nyangka?" tanya Adita yang baru saja masuk ke dalam kamar milik Disha yang di sana ada Disha dan Defa.
"Ternyata Kak Defa udah lama jatuh hati sama Abang, Umma!" seru Disha yang membuat Adita terkejut.
"Benar sayang?" tanyanya dengan terkejut.
Defa mengangguk.
Adita langsung memeluk tubuh Defa dengan erat. "Terima kasih sudah menerima putra Umma."
***
Kondisi jantung Defa berdetak dengan kencang tatkala mendengar pengucapan Qabul tengah berlangsung. Ia memegang erat tangan Disha yang berada di sampingnya. Ia terus bergerak gelisah sedari tadi.
Sedangkan di bawah, Hata tengah berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak dengan kencang. Dengan satu tarikan nafas, Hata mengucapkan qabul dengan lancar tanpa kendala sedikitpun.
"Qobiltu nikahaha wa tajwizaha alal mahril madzkur haalan!"
"SAH!"Semua orang yang hadir berseru mengucapkan hamdalah.
"ALHAMDULILLAH!"
Di lantai atas tempat Defa berada, ia menitikkan air mata bahagianya. Tak menyangka pada akhirnya ia bisa menikah dengan pujaan hatinya yang ia kagumi selama 9 tahun lebih.
Ibunya menatapnya haru. "Sekarang kamu sudah menjadi istri orang. Kamu harus nurut sama suami, jadi istri yang Sholehah, sayang."
Defa mengangguk. "Insyaallah."
Setelahnya ia dituntun turun menuju tempat Hata berada. Kegugupan kembali melandanya. Ia duduk bersila di hadapan Hata dengan wajah yang ia tundukkan.
Hingga, saat di mana ia mendongak, matanya terpaku pada wajah tampan milik Hata.
Dalam hati Defa berucap,
"Ini rupanya, masyaallah. Ciptaan yang telah engkau ciptakan begitu indah. Ini wajah orang yang ku kagumi selama 9 tahun lebih. Terima kasih ya allah telah menjadikannya sebagai jodoh hamba."
Begitupun dengan Hata, ia terpaku saat matanya ikut menatap sosok istrinya, Zaujatinya, Humaira nya, Habibati nya, Kekasihnya di dunia dan insyaallah di akhirat kelak.
"Seindah ini rupa yang telah engkau ciptakan. Ia sangat indah. Bidadari surga yang engkau berikan kepada hamba lebih dari kata indah, Ya Allah. Masyaallah. Terima kasih sudah menjadikannya sebagai penyempurna separuh agama hamba, pendamping hidup hamba di dunia dan insyaallah sampai di surga-Mu kelak."
Dengan gugup Defa mengangkat tangannya untuk menyalim tangan Hata. Tangannya bergetar. Ia merasakan kegugupan yang luar biasa.
Hata yang melihat tangan istrinya bergetar, tersenyum tipis. Ia ikut mengangkat tangannya untuk disalin oleh sang istri.
Melihat tangan Hata yang sudah ada di hadapannya, dengan cepat Defa meraihnya dan langsung menyalimnya. Sedangkan Hata ia ikut mengangguk sebelah tangannya, dan meletakkannya tepat di ubun-ubun milik Defa. Ia berdo'a untuk kebaikan istrinya dan juga dirinya.
Dalam hati, Defa meng-aamiinkan do'a Hata. Setelahnya mereka saling memasangkam cincin di jari masing-masing.
Hata membisikkan sesuatu di telinga Defa. "Terimakasih sudah bersedia menjadi pendamping hidup saya."
Sontak, pipi Defa bersemu merah mendengarnya.
Hata terkekeh pelan melihat rona merah pada pipi sang istri.
Tak jauh dari tempat Hata dan Defa, Kazen, Disha, Adita, Renal, Jaiden, Naren, Ganesa, Ibunya Kazen dan Defa beserta para tamu dan anggota Vaderas tersenyum bahagia melihat Hata dan Defa.
Mereka berdo'a semoga kisah Hata dan Defa akan terukir indah dan abadi. Walau nanti dipisahkan oleh kematian, insyaallah di akhirat kelak mereka kembali dipertemukan. Aamiin ya rabbal alamin.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
HATTALA AL-HAIDER
Chick-LitNote : NO PLAGIAT!! ⚠️Budayakan follow sebelum baca! ⚠️Budayakan votment setelah baca! 🔏Update = Sesuai mood author;) ☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️ Laki-laki yang memiliki ketampanan yang nyaris dikatakan sempurna. Namun tidak sempurna, kar...