🥀🍒25. HATTALA AL-HAIDER 🍒🥀

634 24 1
                                    

25. Persahabatan

Kini, Hata, Naren, Ganesa, Jaiden, dan Ahlan tengah berada di sebuah cafe tempat Kazen bekerja. Mereka membantu Kazen bekerja agar mendapatkan gaji yang lebih besar. Dan pemilik cafe pun setuju, karena memang cafe nya masih kekurangan pegawai.

Kazen menatap haru semua temannya.

"Makasih. Lo semua selalu ada saat gue lagi butuh," gumamnya sambil menatap teman-temannya yang tengah melayani orang-orang yang sedang makan dan minum.

"Ini yang dinamakan sahabat. Selalu ada saat susah maupun senang," celetuk seseorang dari belakang Kazen yang membuat Kazen begitu terkejut.

Ternyata orang itu adalah Ahlan. Kazen tersenyum dan mengangguk. "Gue beruntung punya mereka, Bang," ucapnya.

"Mereka selalu ada buat gue. Mereka itu udah gue anggap sebagai Kakak laki-laki gue. Mereka yang nasehatin gue, mereka yang ngajarin gue perihal sopan santun maupun pelajaran. Walau kadang salah semua sih," ucapnya diiringi tawa kecil.

Ahlan ikut tertawa pelan. "Kamu patut bangga punya sahabat seperti mereka. Sulit bertemu orang-orang seperti mereka. Contohnya saya, saya tidak punya sahabat seperti mereka. Kalian jaga persahabatan kalian dengan baik," ucap Ahlan seraya menepuk pundak Kazen pelan.

"Lo umur berapa, Bang? Bijak banget pas ngomong, persis kayak Hata. Kalau dilihat-lihat lo kayak masih muda banget."

Ahlan tertawa. "Saya usianya 19 tahun."

Kazen melongo. "Yang bener?! Wah, bener kan dugaan gue. Tapi ya, Bang, omongan lo bijak-bijak bener. Kayak Hata. Hata orangnya juga gitu, makanya setiap ngambil tindakan kami semua harus minta persetujuan dari Hata dulu. Hata itu lebih muda dari Naren dan Jaiden. Cuman untuk masalah sifat dan sikap, sifat dan sikap Hata jauh lebih dewasa daripada Naren dan Jaiden," ucap Kazen menceritakan. Sambil tangannya terus mencuci piring kotor.

Ahlan mendengarkan dengan baik ucapan Kazen. Memang benar jika Hata itu terlihat begitu bijak. Dalam berbicara pun dia mampu mengimbangi kawan bicara dengan baik tanpa ada rasa canggung.

"Itu artinya kalian saling melengkapi. Dan jika saya boleh tau, kenapa kamu memanggil mereka tanpa embel-embel, Bang? Bukannya kamu lebih muda dari mereka."

"Sebenernya sih awalnya gitu, tapi mereka semua menolak. Katanya panggil nama saja. Jadi yah gitu, gue turuti kemauan mereka."

Memang benar, Kazen dulu memanggil mereka menggunakan embel-embel 'Bang' hanya saja mereka semua tidak ingin dipanggil menggunakan embel-embel 'Bang'. Kata mereka nanti bakal canggung. Padahal mah tidak.

Juga, Kazen setuju-setuju saja dengan keinginan mereka berempat. Di Vaderas, Kazen bukanlah yang termuda, tapi di anggota inti, Kazen lah yang termuda. Mereka selalu menganggap Kazen sebagai seorang Adik. Jika ditelusuri lebih dalam siapa yang paling dekat dengan Kazen, maka jawabnya semuanya dekat dengan Kazen.

Gini, walaupun Kazen itu tipe cowok yang berubah-ubah, kadang jahil, kadang cuek, kadang terlalu percaya diri, tapi bagi mereka berempat Kazen tetaplah Kazen, Adik kecil yang harus mereka jaga.

Persahabatan antara anggota inti Vaderas gang memang bukan main-main. Kesetiaan mereka memang begitu kentara. Selalu ada di saat susah maupun senang. Di saat ada seseorang dari mereka sedang kesusahan, mereka siap membantu dengan sebisa mungkin. Sungguh, persahabatan seperti mereka lah yang diinginkan oleh begitu banyak orang.

Kazen beruntung memiliki mereka. Dan mereka pun beruntung memiliki Kazen. Dan lagi, mereka tak pernah bertengkar. Sebesar apa pun masalahnya, mereka tidak pernah saling menyalahkan dan bertengkar sedikit pun, karena memang, mereka dilarang keras untuk bertengkar ataupun saling menyalahkan. Dari awal sudah ditegaskan jika Vaderas gang harus tetap harmonis tanpa ada pertengkaran sedikit pun. Dan sejauh ini semuanya baik-baik saja. Hubungan persahabatan mereka semakin baik.

**

"Zen, udah selesai nih. Lo harus pulang," ucap Naren. Karena memang jam telah menunjukkan pukul delapan malam yang artinya toko sudah tutup.

"Makasih bantuannya. Gue beruntung punya Lo semua!"

"Aelah Zen, kita ini Abang-abang Lo. Sebagai Abang yang baik, saling membantu lah!" timbal Jaiden sambil memeluk Kazen seraya menepuk punggung Kazen pelan.

"Jangan mellow gini dong," ucap Naren dengan mata yang berkaca-kaca. Pasalnya dia terharu dengan ucapan Jaiden.

"Kita akan selamanya kayak gini terus. Saling ada satu sama lain," ucap Ganesa yang ikut memeluk Kazen dan Jaiden.

Naren yang melihat itu langsung ikut berpelukan. "Mellow banget sumpah. Tapi yang diucapkan Ganesa bener, kita akan selalu ada satu sama lain. Saling membantu dan mendukung satu sama lain."

Hata yang melihat ikut terharu.

Jaiden yang melihat Hata sama sekali tidak bergerak dari posisinya langsung saja menarik tangan Hata untuk ikut berpelukan.

"Gengsi lo Hat," ucapnya sambil memeluk erat Hata.

Hata tersenyum kecil. Dia bahagia memiliki sahabat seperti sahabat-sahabatnya.

"Selalu ada di mana pun dan kapan pun," ucap Hata.

Mereka langsung berpelukan dengan erat satu sama lain.

Ahlan yang masih ada di sana ikut terharu melihat persahabatan mereka. Definisi selalu ada di mana pun dan kapan pun itu mereka.

"Persahabatan ini akan terjalin terus menerus, aamiin ya Allah," gumam Ahlan pelan.

Bersambung..

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang