🥀🍒28. HATTALA AL-HAIDER 🍒🥀

611 35 1
                                    

28. Akan selalu ada perpisahan di setiap pertemuan

Dua bulan setelahnya, Hata harus akan berangkat ke Australia. Kuliahnya dimulai seminggu lagi, dia harus membiasakan diri terlebih dahulu di sana. Perihal tempat tinggal, Renal telah menyewa apartemen untuk Hata sampai tahun-tahun berikutnya.

Kini Hata telah berada di bandara di temani oleh Adita, Renal, Disha dan Aili. Renal menyempatkan diri mengantarkan putranya sebelum menghadap atasannya. Di sana juga ada anggota inti Vaderas yang lama. Naren, dan Ganesa akan berangkat sekitar seminggu lagi. Sedangkan kuliah Jaiden akan dimulai satu bulan lagi.

"Abang janji bakal pulang di nikahan Kak Aili," ucap Disha dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Nggak janji, tapi Abang usahakan," ucap Hata yang langsung memeluk tubuh Disha dengan erat. Dia pasti akan begitu merindukan Adiknya yang cantik ini.

"Nggak bisa begitu, kamu harus datang pokoknya!" ucap Aili yang langsung memeluk tubuh Hata. Walaupun Aili sibuk tapi dia masih menyempatkan diri untuk mengantar Hata ke bandara.

"Insyaallah, Kak," ucap Hata.

"Jaga diri baik-baik. Do'a Umma dan Abi selalu mengiri langkahmu." Adita memeluk tubuh Hata dengan erat.

Renal yang melihat itu ikut memeluk tubuh Hata. "Jadi Dokter yang ternama, Hata. Abi bangga padamu."

Setelah itu, Naren, Kazen, Jaiden dan Ganesa ikut memeluk tubuh Hata.

"Rasanya baru kemarin kita kenalan, Hat," ucap Jaiden dengan air mata yang sudah luruh. Katakan saja dia cengeng, atau apa pun itu, dia Tidka peduli. Dia masih tidak rela berpisah dengan Hata.

"Gue.. Gue sayang sama lo Hat!" ucap Kazen yang juga sudah menangis di pelukan Hata. "Lo udah gue anggap kayak Abang gue sendiri," lanjutnya.

"Lo.. awas aja lupain gue!" tekan Naren yang ikut menangis sambil memeluk Hata.

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi rasanya gue nggak rela pisah dari kalian," ucap Ganesa yang ikut-ikutan menangis. Ganesa itu jarang tersenyum tapi kali ini dia menangis kencang sambil memeluk Hata.

Persahabatan mereka itu benar-benar berharga. Bahkan sangat berharga. Dua tahun lalu mereka dipertemukan dengan Hata. Dan rasanya persahabatan mereka begitu lengkap saat hadirnya Hata. Hata menjadi penengah bagi mereka. Mereka yang nakal diubah oleh Hata dan perkataannya. Rasanya, mereka benar-benar tidak rela berpisah satu sama lain.

Kazen menganggap Hata sebagai seorang Kakak laki-laki yang begitu berharga. Naren dan Jaiden menganggap Hata, Adik yang begitu baik. Sedang Ganesa, Ganesa selalu menganggap Hata adalah orang yang begitu bijak.

Sulit rasanya bagi mereka berpisah. Andai kalian tau persahabatan sesama laki-laki itu jauh lebih setia daripada persahabatan sesama perempuan. Di pikiran laki-laki, tidak pernah terbesit saling mengkhianati satu sama lain. Sama halnya dengan kelima orang itu. Bagi mereka persahabatan itu berharga, berkhianat itu tidak dibutuhkan. Saling membenci itu tidak ada gunanya. Semuanya akan menimbulkan kehancuran.

Tapi kali ini, katakan saja mereka alay, namun itu kenyataannya, saling menganggap keluarga, rasanya itu benar-benar sulit jika berpisah satu sama lain. Namun apalah daya, setiap pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan. Entah itu berpisah karena jalan hidup masing-masing, ataupun berpisah karena telah berpulang ke sisi Tuhan.

Akan selalu ada perpisahan di setiap pertemuan, satu fakta yang sulit diterima.

"Gue pamit, ada saatnya kita kembali bertemu. Jika bisa, tolong jaga keluarga gue. Ganesa, putusin keputusan lo, dan Kazen—

Hata menghentikan ucapannya. Sebelum dia berdiri mendekat ke telinga Kazen, membisikkan sesuatu.

—Gue jatuh hati sama Kakak perempuan lo, Kadefa Auristela Gloreta. Gue akan datang untuk melamarnya saat gelar dokter telah bertengger di nama gue."

Kazen tentunya begitu terkejut mendengar penuturan Hata. Tak menyangka seperti itu. "Lo... Kenal?" tanya Kazen.

"Gue cuman tau namanya tanpa tau rupanya."

Kazen lagi-lagi terkejut. Sedangkan Naren dan Jaiden menatap Kazen dan Hata dengan tatapan bingung.

Untuk Ganesa, dia sudah tau maksud dari ucapan Hata.

Setelahnya Hata kembali memeluk keluarganya dan langsung menggeret kopernya karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas.

"Jaga diri baik-baik. Assalamu'alaikum," ucapnya.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka semua. Namun tak ayal, di sana Disha sudah menangis tersedu-sedu. Sulit berpisah dengan Kakak laki-lakinya itu. Walau Kakaknya begitu menyebalkan.

Untuk Kazen sendiri, dia masih termangu di tempatnya. Syok."

Ganesa menepuk pundak Kazen pelan. "Sekitar 3 bulan yang lalu, Hata sadar dengan perasannya. Sempat uring-uringan sebentar saat lo waktu itu bilang boncengan sama orang yang namanya Defa. Hata hanya tau nama dan suaranya saja, tapi tidak tau bagaimana wajahnya. Entah kenapa, Hata bisa suka dengan seseorang yang hanya dia tau nama dan suaranya saja. Gue juga bingung. Kisah cinta Hata begitu membingungkan," ucap Ganesa dengan tertawa pelan. Merasa aneh dengan Hata.

Kazen masih terdiam. "Padahal dia tau Kakak gue mantan pembalap liar, tapi dia masih suka," gumamnya.

Ganesa hanya tersenyum. "Itu artinya, Hata bisa nerima kekurangan dalam diri Kakak lo."

Kazen akhirnya tersenyum. "Gue setuju kalau Kak Defa sama Hata. Tapi apa nggak keduluan orang lain, Hata kan pulangnya masih lama banget, bisa-bisa Kakak gue udah nikah."

"Kalau emang jodoh, Kakak Lo nggak bakal nikah sebelum Hata pulang dan lamar dia. Tapi kalau sebelum Hata pulang, Kakak Lo udah nikah, artinya mereka nggak berjodoh, dan Hata pasti bakal berusaha ikhlasin," ucap Ganesa yang membuat Kazen mengangguk.

"Lo bener."

Pada akhirnya, Ganesa belum bisa mengambil keputusan, juga Hattala yang masih memendam perasaannya. Insyaallah semuanya berjalan dengan lancar.

Bersambung...

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang