🌾🏵️37. HATTALA AL-HAIDER 🏵️🌾

408 28 2
                                    

37. Celaka

Hari semakin sore tapi Defa masih berdiam diri di taman tempatnya tadi. Setelah dia selesai sholat ashar tadi, dia kembali lagi ke taman ini, karena taman ini begitu menyejukkan.

Hingga matahari hampir tenggelam, Defa langsung beranjak dari duduknya untuk segera pulang. Hari ini memang dia tidak bekerja karena sedang diliburkan.

Defa terus berjalan dan berjalan, hingga hari semakin gelap. Sesekali dia bersenandung kecil. Jarak dari tempatnya sekarang menuju rumahnya terbilang sedikit jauh. Dia bisa jika meminta jemputan kepada Kazen. Tapi dia tidak ingin. Kazen pasti begitu lelah karena baru pulang bekerja.

Di tengah perjalanan, Defa tiba-tiba dihadang tiga laki-laki yang bertubuh besar dengan tato yang begitu banyak. Defa langsung mengalihkan pandangannya kala tersadar jika di depannya itu laki-laki. Dengan perasaan gusar, Defa terus berjalan tanpa menoleh ke arah tiga lelaki ini.

Sejujurnya dia begitu takut. Begini-begini, walau mantan pembalap liar dia itu tak pandai bela diri. Sedetik kemudian Defa langsung berlari kencang, namun naas tali tasnya sudah ditarik terlebih dahulu oleh salah satu dari ketiga preman itu.

Defa kalang kabut, isi tasnya itu barang-barang berharga. Selain handphone, di sana juga ada kartu atm-nya, uang senilai satu juga, juga ada gelang pemberian almarhum Ayahnya.

Sekuat tenaga Defa mempertahankan tasnya. Namun dia kalah, karena dia hanya seorang diri sedangkan preman itu bertiga. Salah satu dari preman itu berusaha memukulnya, Defa sebisa mungkin menghindar. Hingga tiba-tiba dia merasakan sesuatu menusuk di punggungnya.

Dia berusaha memegang punggungnya—darah, itu yang dilihatnya. Tangannya dipenuhi darah pekat dari punggungnya. Dia ditusuk. Darah itu terus merembes membuat baju putih yang dipakainya berubah menjadi merah pekat.

Sebelum kesadarannya hilang, lagi-lagi salah satu dari preman itu memukul kepalanya dengan sebuah balok kayu yang besar.

Dan..

Brukk..

Tubuh Defa jatuh tak sadarkan diri.

Melihat itu, ketiga preman itu langsung tertawa dan segera berlari menjauh dengan membawa tas milik Defa.

**

Di rumahnya, Kazen tengah bergerak gelisah mengkhawatirkan sang Kakak. Di mana Kakaknya? Ini sudah selesai dari waktu magrib, tapi belum pulang-pulang juga. Tadi pagi Kakaknya mengatakan ke rumah Hata.

Teringat hal itu, sontak Kazen langsung menghubungi nomer ponsel Adita. Karena jika nomer ponsel Hata yang dia hubungi, pasti Tidka aktif, pasalnya handphone Hata hilang atau bahkan sudah hancur saat kecelakaan pesawat itu.

Tut... Tut...

Sambungan telepon terhubung

"Assalamu'alaikum, Tan," ucap Kazen mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam," jawab Adita dari seberang sana.

"Kak Defa masih ada di sana, Tan?"

"Tidak ada. Defa sudah pulang dari tadi siang. Memang kenapa?"

Kazen terkejut. Di mana Kakaknya itu berada?

"Kakak nggak pulang-pulang, Tan. Kalau gitu, Kazen nyari Kak Defa dulu. Assalamu'alaikum.

"Wa'alaikumussalam."

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang