🥀🍒29. HATTALA AL-HAIDER 🍒🥀

614 35 1
                                    

29. PERNIKAHAN AILI

Tak terasa hari bahagia yang Aili dan Ahlan nantikan telah tiba. Hari ini, Ahlan akan mengucapkan qabul untuk mengikat Aili sebagai istri dan pendamping hidupnya. Orang-orang telah berdatangan sedari tadi untuk melihat pernikahan Aili. Tak terkecuali anggota inti Vaderas yang lama. Jaiden, Kazen, Naren, dan Ganesa.

Naren dan Ganesa bahkan meluangkan waktu mereka untuk sekedar datang ke acara pernikahan Aili dan Ahlan. Namun Hata, sampai sekarang dia tidak ada di rumah ini. Aili sedikit kecewa dengan Adiknya itu. Pasalnya sekitar empat hari yang lalu Hata mengatakan jika dia berjanji akan pulang untuk melihat pernikahan Kakaknya.

Tapi sampai sekarang, tidak ada tanda-tanda Hata pulang. Bahkan Disha sudah menangis sedari tadi karena Hata. Hata tak pernah mengingkari janjinya.

Suasana di rumah ini diliputi oleh rasa bahagia sekaligus sedih dari keluarga pihak Aili. Hata tidak pulang. Sesibuk apa Adiknya itu sampai tidak pulang di hari pentingnya, pikir Aili.

"Padahal Abang udah janji, tapi kenapa ngingkarin," ucap Disha yang tengah menangis di pelukan Defa. Karena Defa ikut di undang di pernikahan Aili dan Ahlan.

"Mungkin ada hal yang penting yang tidak bisa ditinggalkan, Disha," ujar Defa berusaha menenangkan Disha. Pasalnya Disha tak henti-hentinya menangis sedari tadi.

"Nggak mungkin lah, Kak. Emang sepenting apa sampai pernikahan Kakak sendiri tidak dihadiri," ucap Disha.

Defa menghela nafas pelan. "Disha, tidak boleh berpikir negatif terlebih dahulu. Siapa tau Abang kamu masih di perjalanan, kan? Kamu jangan nangis lagi dong, ini kan hari bahagia Kakak kamu."

Kosakata yang digunakan Defa telah berubah. Biasanya dia akan bersikap cuek terhadap orang-orang dan tak segan-segan mengucapkan kata yang menusuk. Namun sekarang, dia telah berubah penuh semenjak Kazen yang menghampirinya ke area balap waktu itu. Semuanya berubah. Penampilan, cara berbicara, sikap, sifat dan sopan santunnya semakin baik.

"Gitu ya, Kak?" tanya Disha.

Defa tersenyum dan mengangguk. "Hmm."

Disha akhirnya memeluk erat tubuh Defa. "Disha suka sama Kakak. Disha benar-benar berharap Kakak bakal jadi Kakak ipar Disha."

Kali ini Defa hanya menanggapi ucapan Disha dengan senyuman. Berbeda dengan dulu, dulu dia selalu menatap datar Disha saat Disha menjodoh-jodohkannya dengan Kakak laki-lakinya.

**

Di lain tempat, seorang pemuda tengah menatap gelisah jam tangannya, pasalnya sudah jam seperti ini tapi pesawat tidak sampai-sampai di bandara Indonesia. Dia bergerak gelisah di tempatnya. Tak ingin mengecewakan orang-orang yang telah menunggunya.

Hingga tiba-tiba, pemberitahuan di pesawat membuatnya langsung menggumamkan do'a.

"Kepada penumpang, harap mengencangkan sabuk pengaman karena ada kesalahan teknis di pesawat kita. Terima kasih."

Tentunya pemuda itu begitu terkejut. Dia berdoa di dalam hatinya sambil terus menggumamkan nama Allah.

"Ya Allah, biarkan hamba menyaksikan pernikahan Kakak hamba terlebih dahulu."

Do'a itu yang selalu saja dia gumamkan di dalam hatinya dengan tangan yang sudah memegang tasbih elektrik yang baru saja dikeluarkan dari dalam saku celananya.

Namun di tengah kesibukan pemuda itu yang terus bertasbih, pesawat kehilangan kendali. Pemuda itu semakin berdo'a.

Dan...

HATTALA AL-HAIDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang