38

71 5 0
                                    

Aku membuka mataku pagi ini ketika desiran angin pantai menyapu wajahku. Untuk sesaat aku mengerjap, merasakan letihnya tubuhku. Namun di detik berikutnya senyumku mengembang. Akh, yang terjadi semalam sungguh luar biasa. Aku dan David menghabiskan malam yang tak akan pernah aku lupakan. Ia seorang pria yang begitu mendominasi dan juga kuat. Namun bukannya takut, aku justru bahagia karena ia telah menyempurnakan pernikahan kami.

Suara gemericik air di kamar mandi kembali membuatku tersenyum. Pria-ku pasti sedang membersihkan dirinya sekarang. Kemarin ia mengatakan bahwa ingin mengajakku jalan-jalan menyusuri pantai hari ini.

Tak berselang lama, pintu kamar mandi terbuka. David muncul dengan hanya mengenakan handuk yang dililitkan pinggangnya. Dadaku berdesir, manakala melihat dada bidangnya yang terekspos sempurna itu terdapat beberapa titik air, apalagi saat ia membalikkan badan untuk menutup pintu kamar mandi, tato naga yang berada di punggungnya terlihat menyeramkan.

"Sudah bangun sayang?" pria itu mendekatiku, menunduk lalu mencium keningku. Aroma sabun dan shampoo menguar di hidungku.

"Kenapa kau sudah mandi sepagi ini?" aku menggodanya dengan mengelus dadanya dengan menggunakan jari telunjukku.

David tersenyum kemudian menegakkan tubuhnya. "Aku merasa sangat lelah, dan aku pikir mandi akan membuat tubuhku lebih rileks." Ia mengambil teh diatas meja lalu duduk di pinggiran kasur. Mungkin Thomas sudah membuatkannya teh pagi tadi, atau mungkin David sendiri yang membuat di dapur.

"Minum dulu tehmu, kemudian sarapan. Aku sudah membuatkan sandwich tadi pagi." Pria itu mengulurkan cangkir yang di pegangnya padaku. Teh itu masih mengepul.

Aku menegakkan dudukku, sementara salah satu tanganku mengeratkan selimut yang menutupi dadaku. Aku memang belum berpakaian sekarang. Setelah kami menyelesaikan permainan di jam empat pagi, aku langsung tertidur bahkan belum sempat berpakaian.

"Kau yang membuat sarapan?" aku menerima cangkir itu dan menyesapnya. Terasa manis dan membuat tubuhku lebih rileks.

"Siapa lagi. Disini tidak ada orang." Sahut David santai.

"Dimana Thomas dan yang lain?" tanyaku bingung.

"Aku menyuruh mereka libur satu hari, jadi mereka sedang berburu di hutan."

"Berburu?"

David mengangguk. "Iya....itu satu-satunya hobi mereka saat libur. Mereka akan pulang membawa kijang dan akan memasaknya bersama-sama di kebun belakang."

Aku tidak pernah tau jika Thomas dan teman-temannya punya hobi unik seperti itu. Mungkin suatu saat nanti, aku akan meminta mereka untuk datang ke rumah Alexis dan berburu reptile yang berada di rumah itu.

"Kita jadi bukan berjalan-jalan di pantai hari ini?" tanyaku pada David. Ku lihat ia begitu rileks hari ini. Mungkin karena kami baru saja menikah, jadi ia berusaha untuk melupakan segala masalahnya.

David mengangguk.

"Tentu saja. Tapi kamu harus sarapan dan mandi. Bath up sudah ku isi air. Berendamlah agar badanmu nyaman."

Aku mengangguk setuju, setelah menghabiskan sandwich yang dibuat suamiku dan menghabiskan the hangatku, aku langsung masuk ke dalam kamar mandi sementara David sibuk menelpon di balkon.

Aku betah sekali berlama-lama di dalam kamar mandi ini. David mendesainnya dengan sangat bagus, sebab di samping bath up ini ada sebuah jendela lebar yang menghadap ke arah laut. Sehingga aku bisa berendam sambil menikmati laut yang berwarna biru.

Setelah menggelung rambutku, aku segera masuk ke dalam bath up tersebut. Aku merasa nyaman ketika air hangat itu menyentuh permukaan kulitku. Saat berkaca tadi, aku melihat beberapa bekas gigitan David di sekujur tubuhku. Dia memang gila jika berada di ranjang.

MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang