32

96 7 0
                                    


"Namamu sebenarnya adalah Marisa....."

Lututku terasa lemas seketika.

Marisa, nama yang baru ku dengar namun aku sudah merasa sangat familiar dengan itu. Tiba-tiba telingaku berdenging, suara-suara wanita dan pria bersahut-sahutan muncul di pendengaranku.

"Marisa....Marisa...sini sayang...Akh cantiknya anak mama."

"Marisa....papa belikan boneka beruang kesukaanmu...."

"Marisa..... Marisa....."

"Akh!" aku menjerit sambil menutup telingaku dengan kedua telapak tangan. Badanku terasa lemas dan aku hampir rubuh jika saja David tidak segera menangkapku. Air mataku berderai dengan deras. Aku ingat sekarang, sebuah surat yang aku temukan di gudang markas . Itu surat untukku dari kedua orangtuaku.

"Alinea, kamu tidak apa-apa?" Suara David membuyarkan semua bayangan-bayangan itu. Aku membuka mata dan melihatnya begitu khawatir.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku sangat membenci nama Alinea. Tiba-tiba saja aku muak dengan namaku sekarang.

"Kenapa Dav? Kenapa waktu itu si brengsek Anang itu tidak membunuh juga?!" teriakkuu.

David mengelus lenganku dengan pelan. Wajahnya keruh.

"Rose sangat menginginkan. Setelah anaknya meninggal, ia sangat kesepian." Sahutnya. Aku baru taujika Rose pernah memiliki anak. Namun kalimat itu sama sekali tidak membuatku iba dengan sosok wanita itu. Dia adalah istri dari Anang—pembunuh orangtuaku. Dan aku yakin perempuan itu juga memiliki hati yang busuk seperti suaminya.

"Lalu?"

"Selain itu, Anang ingin mengambil seluruh warisan yang ditinggalkan oleh kedua orangtuamu." Lanjut David. "sebab jika kamu ikut terbunuh, semua menjadi milik panti asuhan. "

Kembali darahku mendidih. Jadi dia membesarkan dengan baik, dan menjadikanku seorang dokter karena ada sebuah imbalan yang akan ia dapatkan? Warisan dari kedua orangtuaku?

"Jelaskan dengan detail!"

"Jauh sebelum peristiwa pembunuhan itu, orangtuamu sudah membuat surat wasiat bahwa seluruh aset kekayaan yang dimilikinya akan jatuh ke tanganmu, namun ketika usiamu 30 tahun. Sebenarnya antara Anang dan orangtuamu, mereka bersahabat dan mendirikan sebuah perusahaan yang Anang pimpin saat ini. Namun ternyata papamu diam-diam menuliskan semua warisan kepadamu dengan alasan Anang tidak memiliki anak. Dan begitulah, Anang membunuh orangtuamu namun tidak denganmu. Selain Rose yang menyayangimu, Anang ingin membesarkanmu agar seluruh warisan papamu bisa ia miliki."

"Bedebah!" teriak gusar. "apa ia perlu membunuh sahabatnya sendiri hanya karena sebuah warisan?! Bukankah semua bisa dibicarakan baik-baik?"

"Dia serakah Alinea....."

"Jadi perusahaan itu milikku?"

David mengangguk. "Ya dalam warisan tertulis seperti itu. Kamu akan memiliki semuanya, setelah usiamu 30 tahun."

"Setelah usiaku 30 tahun?" suaraku bergetar. Sebentar lagi usiaku 30 tahun dan Aku membayangkan bahwa Anang akan membunuhku dan menyingkirkanku setelah ia mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Makanya dia memintamu untuk menikahi Alexis. Agar kamu menjadi tanggung jawab pria itu."

Aku mengepalkan tanganku dengan kuat. Aku yakin sekarang Anang pasti sedang mencariku dan berniat membunuhku. Karena semua rahasianya terbongkar dan semua hal yang papa tinggalkan pasti akan jatuh ke tanganku kembali.

Kembali pada pemiliknya yang sah.

Aku terdiam sesaat. Tiba-tiba aku ingin menanyakan sesuatu pada Dvaid. Tentang hubungan keluarganya dengan keluargaku.

MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang