33. Lupa jati diri

37 4 1
                                    

Sebagai satu-satunya penghuni yang punya agama Kristen, Andra nggak pernah ngerasain terasingkan di kost Arjuna. Semua welcome, walau kadang ada satu-dua manusia yang ngajuin pertanyaan goblok ke Andra, tapi dia nggak pernah ngerasa kesinggung.

Buat masalah asmara, nggak ada yang perlu Andra khawatirin. Kenapa? Karena Hinda punya agama yang sama kayak Andra.

Kadang malah mereka ke gereja bareng di minggu pagi, abis itu nyarap bareng dan jalan-jalan keliling dunia. Nggak selalu, rumah Hinda yang jauh jadi penghambat paling besar. Pas Andra tawarin ngekos dan dia yang bayarin, Hinda nolak. Alasannya, 'mending uangnya ditabung aja, buat jaga-jaga di masa depan.'

Duh... Andra makin kesem-sem dengar ucapan Hinda waktu itu.

"PISAU SIAPA YANG NYOLONG, ANJING?!"

Andra yang lagi main bareng kucing yang dulu Udin pungut berjengit kaget. Dia berdiri, berjalan sambil nggendong mpus terus jalan ke arah dapur. Bukan cuman Andra. Teru sama Bima yang lagi main PS aja bela-belain kalah buat tau apa yang lagi terjadi sekarang.

"Ada apa?" Anan nongolin kepala dari kamar mandi. Sambil ngancingin celana, Anan hampiri Noki. "Apa lagi yang hilang?"

Noki yang lagi duduk depan kulkas, dongak natap Anan, diliriknya dua manusia dan satu manusia yang bawa kucing di belakang Anan. "Pisau hilang lagi. Siapa sih yang nyolong anjing lah? Pisau doang bisa hilang, giliran duit ditaruh deket komputer nggak pernah hilang. Ini yang nyolong kalau nggak manusia ya nggak mungkin."

"Pisaunya dipatahin bang Randu tadi pagi pas bikin sarapan, katanya mau beli nanti kalau udah pulang kerja." Teru yang udah bangun dari pagi ngejawab. Dia bersembunyi di belakang Bima, takut kena semprot.

Noki mendengus. Dia berdiri setelah ngambil susu kotak di kulkas lalu duduk di meja makan. "Semua barang hilang."

"Apa aja yang hilang?"

"Pisau."

"Pisau doang?"

"Iya."

"Katanya semua barang?"

Noki ngasih death glare ke Andra, lalu berbisik. "Anjing."

Kucing yang Andra gendong langsung turun, ngacir entah ke mana. Bima ketawa sambil balik ke depan, mau lanjut main ps. Andra ngelus dada. "Astagfirullah. Misuh mulu lo."

"Gue capek banget." Noki ngelempar susu kotak yang udah kosong ke tempat sampah di pojokan. "Kayak semua yang gue lakuin nggak pernah berhasil."

"Ada masalah?"

"Ada yang bikin bengkel baru di sebelah bengkel gue." Noki menggeram. "Jingan emang."

"Nikmatin aja dulu pahitnya. Lo lagi berproses, nanti juga hal kayak gini bikin lo bangga sama diri lo sendiri."

"Bijak bener." Noki langsung ngeluyur.

"Mau ke mana?"

"Mandi."

"Bukannya tadi pagi lo ada kelas?"

"Yup."

"Ini baru siang. Mau mandi lagi?"

Noki noleh. "Siapa yang bilang pagi tadi gue mandi?"

Andra menganga waktu Noki menutup pintu kamar. Ternyata ada manusia yang nggak mandi padahal ada kelas di pagi hari.

Gimana bisa Noki nekat nggak mandi padahal dia doyan minum alkohol sebelum tidur? Apa nggak bau? Apa nggak takut dapet pelototan dari dosen?

Anan sama Teru yang tadi masih di dapur malah pada bubar, hendak masuk kamar masing-masing.

ARJUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang