40 - Penghuni baru

30 3 0
                                    

Di kost Arjuna tuh ada gudang, ukurannya cuman 3x3 meter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kost Arjuna tuh ada gudang, ukurannya cuman 3x3 meter. Nggak besar tapi juga nggak kecil. Biasanya itu gudang jadi tempat sampahnya Noki sama Bima buat ngebuang karya mereka yang gagal.

Baru kemarin om Tri Hardi dateng bareng dua orang yang bawa kasur kecil. Penghuni kost yang nggak tau apa-apa cuma plonga-plongo. Sampah milik Noki sama Bima diangsur ke tempat jemuran dipojokan. Kasur dimasukin, saat lihat ada lemari kayu buatan Noki yang nggak terpakai, om Tri milih menggunakan itu daripada lemari yang sudah dia siapkan.

Pemberesan gudangnya gaduh banget. Om Tri yang ngelihat barang apa saja yang ada di gudang cuman bisa ngelus dada.

Sampai di hari ini, om Tri dateng bareng cowok pendek yang punya vibes cowok 'kue'. Baju yang dia pakai tuh aneh-aneh banget, rambutnya diwarnai ungu separuh di bagian dalam, tindik ditelinga ada tiga. Waktu pertama kali mereka bertemu, penghuni kost Arjuna pasti bilang ini cowok adalah versi Bima yang lebih buruk.

"Ini anak baru, namanya Siko. Jurusan psikologi semester 10. Katanya lagi ngerjain skripsi, makanya butuh tempat yang lebih deket dari kampus biar gampang ketemu dosen." Om Tri nepuk bahu Siko. "Ini ponakan jauh saya, dijaga baik-baik ya. Kalau ada apa-apa kalian bisa hubungi saya."

Om Tri minggat. Nyisa Siko sama tiga penghuni yang kebetulan lagi ada di kost.

"Umur berapa, bang?" Teru tanya. Dia masa bodo waktu Anan sama Andra angkat barang bawaan Siko ke gudang, eh ehm... Kamarnya yang baru.

"Tahun ini gue 23. Lo?"

Teru ngegiring Siko ke ruang santai. "Gue baru 19 tahun, bang. Tahun depan baru masuk 20 hehe."

"Anak baru juga di sini?"

"Gue malah udah tiga tahun lebih di sini, bang." Teru bangga. Sama sekali nggak malu kalau dia 'dibuang' waktu baru masuk SMA. "Penghuni sini baik-baik kok, bang. Lo kalau ada apa-apa, ngomong ke kita aja. Kita jamin bisa bantu deh, bang."

"Nama lo Siko, kan?" Andra dateng bawa susu kotak. Anan ngintil di belakang sambil bawa toples berisi keripik. "Gue perlu panggil bang Siko atau Siko doang?"

Siko nerima susu yang Andra sodorin. Ekor matanya mengikuti Andra yang duduk di sampingnya, sedangkan Anan duduk di bawah sambil nyetel TV. "Buat gue?"

"Iya. Kenapa? Ga bisa dibuka?" Andra ngambil alih susu Siko saat lihat itu cowok dapet sedotan letoy. Diambilnya sedotan miliknya buat bikin lubang, baru dikasih lagi ke Siko. "Nih."

Siko berdeham. Dia mengusap hidung, berkali-kali ngelirik Andra. "Thanks."

"Gue manggilnya apa, nih?"

"Lo semester berapa?"

Andra berkedip. "Gue belum perkenalan?"

Siko menggeleng. "Belum."

"Gue Andra, semester 4. Yang cowok jakun ini Anan, semester 6. Bocah yang ngajak lo ngobrol tadi Teru. Gimana? Gue manggil lo apa?"

"Siko aja. Gue nggak mau keliatan jadi penghuni paling tua di sini."

ARJUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang