"Bu! Kok sotonya masih seenak ini, sih? Kan aku jadi nggak rela ninggalin sekolah lagi!"
Friki duduk di depan Anan. Badannya masih bantet, tingginya masih sama, rambut keritingnya yang dikuncir dihiasi jepit rambut yang dulu pernah Anan beri.
Padahal Anan sering ngajak Friki lari di taman setiap minggu pagi, itung-itung buat bakar lemak, tapi gimana bisa badannya masih sama aja?
Friki nyobek tiga tempe goreng dan dimasukin ke mangkuk sotonya.
Sekarang Anan sadar kenapa lemak Friki nggak pernah berkurang. Gimana mau kurang kalau setiap jalan mesti Anan jajanin makanan berat?
"Enak banget?" Anan ngambil tisu, bersihin sudut bibir Friki.
Friki ngelirik ibu kantin, lalu berbisik ke Anan. "Sebenarnya nggak terlalu enak, kuahnya asin."
"Aduhh... Neng Friki, kalau tau eneng ke sini mesti ibu sisihin kulit ayam yang banyak." Ibu kantin dateng bawa sepiring tahu isi yang masih panas. Matanya ngelirik Anan. "Siapa, neng?"
Friki menaruh sendok. Dengan senyum lebar, dia ngasih jawaban. "Calon suami aku, bu. Dia lagi magang jadi guru di sini."
Ibu kantin yang dengar cengengesan, Anan salting sambil natap ke bawah. Cuping telinganya memerah. Tangannya terangkat, mengusap rambut, kebiasaannya waktu Anan nggak mau orang lain lihat wajahnya.
"Kapan nikahnya, neng? Jangan lupa undang ibu ya."
"Nunggu lulus dulu dong, bu. Siap! Nanti dateng ya! Amplopnya ditebelin hehe."
Ibu kantin mendengus, lalu noel tangan Anan. "Ganteng banget, sih?"
Anan cuma menunduk sekali, abis itu melengos natap murid yang berlalu lalang melewati kantin.
Bisik di telinga Friki, ibu kantin ngomong. "Pemalu, ya? Mesti dulu dapetinnya susah."
Kali ini gantian Friki yang berbisik. "Salah, bu. Aku yang dikejar."
Ibu kantin melongo. Friki yang udah biasa dapet respon kayak gini cuman bisa senyum. Awalnya sakit hati, seolah Friki nggak berhak buat dikejar. Tapi setelah ngelihat kelakuan Anan yang bertingkah kalau Friki itu satu-satunya bisa ngebuat dia tenang.
"Lo abis mandi oli apa gimana?" Friki menyerngit waktu Noki datang dengan wearpack yang penuh oli. Setelah ngelihat wajah asem Noki, Friki ketawa. "Capek jadi guru?"
"Lo pikir?"
"Siapa juga coba yang nyuruh lo jadi guru."
"Kampus lo noh, nggak punya otak. Anak mesin malah dijadiin guru." Noki duduk di samping Anan setelah memesan es teh dan soto, nyerobot piring gorengan di depan dia. "Stress gue lama-lama."
"Udah cuci tangan belum?" Anan menginterupsi, ngebuat Noki nggak jadi masukin gorengan ke mulut.
"Belum."
"Jorok."
Noki berdecak, dia masukin gorengan ke mulutnya sekali hap lalu noyor kepala Anan. "Jorok pala lo."
"Heh, cowo gue itu. Jangan main ditoyor-toyor aja." Tangannya yang pendek ngebuat Friki mau nggak mau berdiri buat mengelus kepala Anan. "Otak masa depan gue ini, kalau cidera mau tanggungjawab lo?"
Kali ini Friki yang dapet toyoran. Nggak keras, jadi Anan nggak protes.
"Ngapain lo ke sini?"
"Main."
"Bohong banget. Dari kampus ke sini aja butuh waktu 90 menitan. Lo nggak mungkin mau motoran jauh."
"Siapa yang bilang gue motoran sendiri?"
Kening Noki menyatu. "Lo nebeng Anan? Udah di sini dari pagi?"
"Gue baru dateng! Tadi naik gojek ke sini."
"Terus balik lo?"
Friki nunjuk Anan dengan dagu. "Bareng dia."
"Gue nggak setuju kalau Anan nggak pulang kost malem ini." Melipat kaki, Noki bersandar di dinding kayu kantin. "Jangan mentang-mentang ini sabtu, kalian jadi mau kumpul kebo. Gue nggak terima."
"Otak lo bisa dikondisikan dikit, nggak?" Anan mendengus. "Gue mau ke rumah Friki. Jaraknya cuman sejam kurang dari sini."
Noki berhenti mengunyah. "Lamaran?"
"Main doang."
"Tapi lo mau ke rumah calon mertua lo."
"Cuman main, jangan berlebihan."
"Oke. Hati-hati."
Anan berkedip. "Cuman main."
"Iya, gue dengar." Noki mengangguk, dia lanjut masukin gorengan ke mulutnya. "Main ke rumah calon mertua."
"Gue main!"
"Gue bilang iya, anjing!" Noki ketawa. "Nggak usah panik. Kalau orang tua Friki nggak suka sama lo, tolong dimaklumi. Anak tunggalnya nyaris diambil bocah jawa yang tingginya dua meter."
Anan duduk miring menghadap Noki. "Gue cuman main!"
"Iya, gue tau."
"Apa, sih? Gue nggak ngerti." Friki plonga-plongo dengar percakapan dua orang di depannya. Setelah beres makan soto, dia baru mulai nyahut. "Ini ngomongin apaan?"
"Lo juga nggak ngerti?"
"Apanya?" Friki diam waktu Anan mengusap ujung bibirnya dengan tisu. Matanya nggak beralih dari Noki.
"Lo anak tunggal, kan?"
Friki mengangguk. "Iya, anak tunggal."
"Nggak punya kakak dong, ya?"
"Kalau anak tunggal ya jelas enggak punya." Ngegas nih Friki.
"Misal nih, lo kalau jadi orang tua terus punya anak dan tiba-tiba anak lo pulang ke rumah bawa cowok, gimana perasaan lo?"
Friki berkedip sekali. "Nggak gimana-gimana."
Noki beralih ke Anan. "Gimana perasaan lo?"
Anan ikut berpikir. "Gue nggak tau."
"Nih. Anak lo cewek satu-satunya pulang bawa cowok yang nggak tau sifatnya kayak gimana, anaknya baik apa enggak, omongannya bisa dijaga apa enggak dan tiba-tiba anak lo bilang kalau dia udah dewasa."
"Jangan berbelit-belit, lo ngomongnya muter mulu. Jadi pusing gue yang dengerin." Anan menyeruput es tehnya. "Gue cuman main, nggak ngapa-ngapain. Gue juga nggak bakalan minta yang aneh-aneh."
"Friki anak tunggal, bro."
"Masa gitu nggak tau, pak." Ibu kantin datang bawa nampan. Es teh dan soto milik Noki sama sepiring tahu bakso yang masih anget di hadapan Anan. "Ibu aja ngerti maksudnya."
Anan tetap nggak ngerti.
"Maksud temen bapak tuh karena neng Friki anak tunggal dan cewek, jadi buat dapet restu makin susah."
Noki mengangguk menyetujui. "Itu maksud gue."
"Tapi gue cuman main."
"Tapi secara nggak langsung lo minta restu. Dulu gue udah kenal sama mertua gue bertahun-tahun, tapi pas dateng ke rumahnya buat dikenalin sebagai calon aja matanya langsung natap gue seolah gue itu musuh." Noki tersenyum miring. "Gue yang udah kenal bertahun-tahun aja masih dimusuhin, apalagi lo yang baru ketemu sekali ini?"
Friki berkedip, bingung.
Anan melongo, mengerti.
Ibu kantin balik ke dalam sambil nyanyi 'tresno iki dudu nggo dolanan'.
Noki ketawa ngakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA (END)
Teen FictionPenghuni kost Arjuna said, "Maaf ya banyak ngeluh, soalnya baru pertama kali ini hidup di dunia." Part 1-4 berisi pesan teks. Cerita dimulai dari part 5. Juni 2023-19 Maret 2024