48. Cilor

30 4 0
                                    

Ada mamang-mamang jualan cilor yang suka nangkring di depan SD. Rasanya enak banget! Telurnya enggak pelit, campuran bumbunya mantap, porsinya luar biasa. Makanya banyak orang yang suka.

"Mang, beli cilornya dong." Teru bela-belain dateng ke depan SD buat beli cilor, senyumnya merekah ruah. Binar di matanya terpancar.

"Enggak. Pulang aja lo."

"..."

Sayangnya... Mamang cilor punya tabiat yang bejat banget.

"Pulang."

Teru melongo. "Bang, gue mau beli."

"Udah abis."

Teru nunjuk gerobaknya yang terlapisi kaca, cilor yang dipotong kecil-kecil masih menumpuk. "Masih ada."

"Buat lo udah abis."

Teru meletre. "Yah, mang. Masa beli cilor nggak boleh? Terus apa gunanya mamang jualan?"

"Gue jualan, tapi nggak buat lo." Mamang mengibaskan tangan, mengusir. "Pergi sana."

Teru pulang dengan tangan kosong.

Baru balik dari rumah, setelah kangen-kangenan bareng mama, Jihau balik ke kost Arjuna. Jalurnya ngelewatin SD, jadi Jihau milih mampir dulu. Bawa dompet lalu turun mobil, dia nyamperin gerobak mamang cilor. "Mang, belli cilornya."

"Udah habis, pulang aja." Mamang ngusir, abis itu balik ngegosip bareng mamang yang lain.

Jihau melongo. "Mang, gue mau beli."

"Kan gue bilang udah habis."

Jihau nunjuk gerobaknya. "HABIS DARI MANA? MASIH PENUH ITU GEROBAKNYA."

"Ngapa ngegas, sih? Suka-suka gue, dong. Yang jualan kan gue." Mamang cilor natap Jihau sinis. "Nggak terima? Pulang aja gih."

Besoknya... Andra yang datang. Lagi-lagi bawa mobil, mau pulang setelah selesai kelas siang. Andra parkir mobilnya di depan SD pas, jalan sebentar menuju ke gerobak mamang cilor. "Mang, cilornya masih ada, kan? Gue mau-"

"Nggak ada, udah habis." Mamang cilor yang lagi goreng cilornya langsung menyela. "Pulang, gih."

Mbak-mbak yang lagi nunggu pesanan tutup mulut, nggak berani bergerak. Apalagi dengar nada judes mamang cilor.

"Serius udah habis?" Andra ngelirik stok bahan mamang yang masih setengah.

"Udah habis."

Mengusap tengkuk, Andra milih nurut aja. "Ya udah, mang."

Andra jalan pelan ke mobil, jadi dia bisa ngedengar obrolan mamang sama mbak pembeli yang tadi.

"Harusnya cilornya masih banyak kan, mang? Kenapa masnya nggak diladenin?"

Kedengar suara mamang yang menghela napas. "Dia dari kost Arjuna, kost di deket sini. Gue nggak mau jual cilor ke mereka."

"Kenapa?"

"Tiap penghuni kost Arjuna yang ke sini, pasti mereka borong. Gue nggak mau."

"Bukannya orang biasanya malah seneng ya mang kalau jualannya diborong?"

"Bener-bener diborong semua. Perut setiap penghuni kost sana itu karet semua, jadi beli sepuluh ribu doang nggak cukup."

"Itu masnya cuman sendiri, kasih aja sepuluh ribu."

"Nggak nggak. Penghuni sana sering beliin buat penghuni lain. Gue nggak mau pulang cepet cuman karena dagangan gue diborong mereka semua."

Andra langsung berbalik. Melongo.

ARJUNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang