26

27.9K 1.4K 71
                                    

SELAMAT MEMBACA ~

"Aah .. " desah Natan saat kejantanannya di pegang oleh Deva.

"Lang, baju lu di buka "pinta Natan

Deva meraba lalu mencium tubuh Natan sambil membuka bajunya yang ia kenakan.

Setelah Deva telanjang dada, Natan melihat tubuh itu.

"Anjing !"  Natan menendang Deva menjauh dari tubuhnya.

Bugh!!

Deva jatuh ke bawah ia meringis kesakitan.
Dengan cepat Natan memakai bajunya.

"S—siapa lu ?" Teriak Natan kepada Deva yang masih meringis kesakitan di bawah sana.

"Maksud lu apa ? Gue Langga " ujar Deva.

"Lu bukan Langga ! Lu pembohong ! Lu bukan Langga sial !" Natan melempar Deva dengan patung kecil yang kebetulan ada di atas nakas.

Brak !!

Deva berhasil menghindar, kalau tidak mungkin kepalanya sudah berdarah. Deva berdiri dan mendekat ke arah Natan.

"Jangan mendekat lu ! "

"Gue Langga Nat," Deva berusaha meyakinkan Natan. Ia tidak tau kenapa Natan bisa bersikap seperti sekarang.

"Gue gak percaya ! Langga memiliki luka tusuk di bagian perutnya. Sedangkan lu gak ! Lu bukan Langga " Natan kembali berteriak.

Deva melihat perutnya lalu tersenyum miring

"Hah .. ketahuan ya ?"

"Padahal sedikit lagi gue bisa dapatin lu "  Deva kembali mendekat dan hendak melakukan itu dengan paksa

Tapi aksinya terhenti saat kaca jendela Natan pecah karena ulah seseorang.

Semua pandangan fokus ke jendela tersebut. Samar-samar terlihat seseorang yang sudah berhasil naik dan sekarang sudah berdiri.

"Jangan lakukan hal bodoh ! Yudha " ujar pemuda itu.

"Cih sial!" Kesal nya yang langsung melepas genggaman tangannya dari tubuh Natan.

"Langga ?" Panggil Natan

Pemuda yang di sebut Langga itu menoleh menatap Natan dengan dalam lalu tersenyum "baby .. "

"Apa yang terjadi ? Kenapa Langga ada dua ?" Ucap Natan menoleh kedua pemuda itu secara bergantian.

"Akan ku ceritakan nanti ! Biarkan aku mengurus dia dulu "

"Tunggu !  Apa lu beneran Langga ? " Tanya Natan yang masih meragukan pemuda tersebut.

Pemuda itu berjalan mendekat lantas memberikan setangkai bunga mawar putih ke Natan

"Apa ini belum cukup membuktikan ? "

Natan diam bahkan tidak menerima bunga itu, ia masih ragu dan sangat bingung dengan semua ini.

Pemuda itu menghela nafas panjang, ia kemudian membuka bajunya dan memperlihatkan luka tusuk pada perut yang di alaminya dulu

Mata Natan berkaca-kaca lalu berlari ke arah pemuda itu,

"Jangan, disini ada belahan kaca " ujar pemuda itu dan langsung mengangkat tubuh Natan

"Langga lu beneran Langga hiks " sedih Natan.

Adek posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang