Bab 1 : Setiap Warna memiliki awal cerita

2.2K 75 7
                                    

Tahun 2007

Sabtu pagi di sebuah rumah cukup besar. Rumah itu bercat putih dengan bangunan 2 tingkat. Memiliki halaman depan dengan garasi yang bisa masuk sampai dengan 4 mobil.

Rumah tersebut juga memiliki kolam renang ukuran standard dan halaman beserta gazebo di bagian belakangnya. Di lantai bawah ada satu kamar tidur dan 4 kamar lagi ada di lantai 2.

Rumah itu adalah rumah kediaman keluarga Wibisana. Yaitu guru besar yang merupakan seorang Profesor yang mengajar Sastra Indonesia di sebuah Universitas ternama di Jakarta. Bernama Profesor Abu Wibisana.

Dirumah itu Ayah Abu begitu biasa beliau dipanggil oleh ke-5 anaknya.
Yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan yang sekaligus bungsunya.

Istrinya ( Profesor Lilac Harper ) dan sekaligus ibu dari kelima anak-anaknya sudah wafat sejak si gadis bungsu El baru berumur 10 tahun karena serangan jantung.

Nama-nama Ke-5 anaknya adalah ;

1.Magenta Wibisana Harper (25 tahun)
2.Green Wibisana Harper (23 tahun)
3.Red Wibisana Harper (20 tahun)
4.Blue Wibisana Harper (18 tahun)
5.Yellow Wibisana Harper (15 tahun)

" Aaaaaaaaaaaaaaaa 😭😭😭😭😭 "

Sebuah teriakan diiringi oleh tangisan kencang tiba-tiba terdengar meramaikan isi rumah yang mayoritas adalah para pria itu.

Itu adalah suara teriakan dari El (Panggilan Yellow si gadis bungsu).

Tak berapa lama Keempat kakak lelakinya dan disusul juga oleh Ayah Abu yang datang paling terakhir, mereka semua sudah mengerubungi depan pintu kamar El.

" El kenapa ??? " Tanya Genta

" Kamu mimpi ya El ??? " Teriak Green

" Kamu kenapa sih ??? " Sambar Red

" Ada apa ini ??? " Ayah Abu melihat pada semua putranya.

" Gak tau Yah,... tiba-tiba aja El teriak dan nangis-nangis gitu " Jawab Biru (panggilan Blue)

" El sayang,....ini Ayah !!! Kamu kenapa nak ??? " Ayah Abu kemudian bertanya sambil mengetuk pintu kamarnya.

" Pintunya di kunci Yah,... " Ujar Genta.

" Gak mau Ayah,...Aku malu. Sepertinya Aku hamil Ayah !!! 😭😭😭 " Ucap El sambil terus menangis kencang.

Perkataan El malah membuat Ayah dan semua Kakaknya kaget dan bingung.

" Apa maksud Kamu El ,... Kenapa Kamu bicara seperti itu nak ??? " Tolong pelan-pelan bicara sama Ayah ya!!! "

Bujuk Ayah pada El.

" Kemarin pipi Aku dicium sama temen cowok di sekolah. Dia nakal Ayah !!! Dan tadi pas Aku bangun celana dalam Aku berdarah 😭😭😭 "

El cerita tapi masih sambil nangis.

Perkataan El justru bikin Ayahnya tersenyum gemas sama putrinya. Sementara semua Kakaknya tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala karena itu sangat lucu sekali.

" El sayang,... sepertinya Kamu salah paham nak. Tidak mungkin Kamu hamil karena cuma di cium pipi, apalagi baru kemarin !!! " Ucap Ayah Abu menenangkan.

" Terus kenapa bisa berdarah kalo Aku gak hamil Ayah ??? 😭😭😭 "

El tetap masih saja menangis keras.

" Itu artinya Kamu sudah mengalami yang namanya Haid sayang...dan tandanya El udah bukan anak-anak lagi. Sekarang Princess kecilnya Ayah sudah tumbuh dewasa !!! Dan itu wajar di alami semua kaum perempuan nak "

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang