Bab 122 : Kecemburuan Yang Menggemaskan

324 47 2
                                    


Rumah Sakit Husada Raya
Beberapa hari kemudian,...

Jemi sedang kedatangan tamu yaitu seorang perempuan cantik memakai seragam sebuah TV swasta.

El yang tadinya sudah sangat excited sekali untuk menuju ruang perawatan Jemi jadi kaget saat melihat ada orang itu dan hanya berdua saja dengan Jemi disana.

Bahkan,...

Jemi dan perempuan cantik itu sedang ngobrol sambil tertawa-tawa dengan sangat akrab sekali. Membuat El kesal saja.

Seketika saja,...

Raut wajah El yang tadinya sangat ceria langsung berubah menjadi kurang enak untuk di lihat. Tapi El berusaha tetap stay cool dan berjalan mendekati mereka berdua.

Jemi ;
" Hai Baby sini,....!!! "

El berusaha tersenyum dengan lebar tapi malah kelihatan jadi aneh banget wkwk.

El ;
" Sepertinya sekarang Chef Jemima Jacklyn sedang kedatangan seorang tamu yah ???....Gadis yang sangat CANTIK sekali lagiii,...!!! "

Linzy terlihat sedikit tersipu karena dipuji sama El, padahal ya u know laaah,... Hahaha

Jemi ;
" Kenalin ini Linzy,... Dia FD (Floor Director) di acara masak Aku di TV,...!!! "

Linzy ;
" Hallo Dokter Yellow,... Perkenalkan nama Saya Linzy,... Saya adalah seorang Floor Director di Jingga TV !!! "

Dengan sedikit malas El terpaksa buat mengulurkan tangannya dan berkenalan sama Linzy.

El ;
" Dokter Yellow Wibisana Harper,... Dokter bedah umum di Rumah Sakit Husada Raya. Dan juga salah satu staff Dokter terbaik yang bertugas merawat Chef Jacklyn selama disini !!! "

Cukup lucu rasanya, karena tidak biasanya El ikutan acara pamer profesi seperti ini wkwkwk.

Linzy ;
" Hmmm,...Pantas saja ya,... Chef Jacklyn bisa pemulihan sebaik dan secepat ini, ternyata yang menanganinya para Dokter terbaik di bidangnya masing-masing,...!!! "

Dipuji seperti itu tetap saja tak membuat El merasa nyaman, malah semakin bikin El sedikit banyak berburuk sangka dengan sikap Linzy yang terlihat sok manis seperti itu.

Jemi ;
" Tentu saja Lin,... Disini Aku diperlakukan seperti layaknya pemilik rumah sakit saking dirawat dengan sangat baik,...Hehehe !!! "

El ;
" Mohon maaf,... Tapi Chef Jacklyn nya sekarang sudah harus melakukan jadwal pemeriksaan,...!!! "

Jemi sedikit bingung mendengar itu, karena justru dia habis selesai melakukan semua jenis pemeriksaan secara menyeluruh pagi tadi.

Linzy ;
" Oh oke,... Baiklah. Maaf kalau begitu Saya pamit permisi dulu,.... Cepat sembuh Chef Jacklyn,... Semoga setelah Chef pulih seperti dulu, Kita bisa bekerja sama lagi seperti sebelumnya yah,...!!! "

Linzy memegang tangan Jemi hanya sekedar ingin menyalami untuk berpamitan.

Tapi melihat hal itu El langsung menembakkan sinar laser dari matanya karena merasa cemburu.

Jemi yang sadar cuma bisa diam kaku tanpa berani melihat ke arah El lagi.

Linzy ;
" Mari Chef Jacklyn,... Mari Dokter Yellow,...!!! "

El sedikit memaksakan senyumnya saat Linzy melihat kearah dirinya wkwk.

Jemi ;
" Thanks ya Lin udah jengukin,...Titip salam buat para staff yang lainnya,...!!! "

Linzy ;
" Tentu,....!!! "

Linzy tersenyum lalu bergegas keluar meninggalkan ruangan perawatan Jemi.

Jemi kemudian berusaha melihat wajah El walaupun sedikit takut karena raut wajah pacarnya itu sangat gak enak sekali karena menahan rasa kesal.

Jemi cuma bisa diam di pelototi dengan tajam oleh El seperti pencuri yang ketahuan baru mencuri sesuatu.

Setelah cukup puas memelototi Jemi dengan kesal tapi gak bisa buat marah, El mengambil cairan hand sanitizer cukup banyak dan langsung membersihkan tangan Jemi dengan bersih sekali.

El bahkan melakukan hal itu berulang-ulang kali. Sampe tangan Jemi terasa sangat lengket karena kebanyakan memakai hand sanitizer.

Setelah merasa tindakannya sendiri bikin tangan Jemi lengket, El lalu mengambil beberapa lembar tissue basah dan melap tangan Jemi juga berulang kali.

Jemi tahu El sangat kesal karena Linzy berani memegang tangannya tadi.

Jemi hanya tersenyum gemas melihat kelakuan pacarnya itu dan membiarkan El melampiaskan kekesalannya tanpa ingin protes atau melarangnya melakukan apapun yang dia mau.

Tak puas dengan tissue basah, El kemudian mengambil handuk basah dan mengelap tangan Jemi berulang kali hingga El merasa cukup puas dan menganggapnya sudah benar-benar bersih.

Jemi ;
" Apa sebaiknya Aku perlu bersihkan dengan tanah juga ya,...Biar lebih suci lagi kayaknya,... !!! "

Walaupun sedikit takut tapi Jemi tak kuat buat tidak menggoda El seperti itu.

Sementara itu El hanya kembali memelototi Jemi dengan tatapan mata lasernya yang sangat tajam sekali.

El ;
" Ohhh iya,...Kamu benar juga yaaa !!! "

Dengan ketus El mengatakan hal itu.
Dan El seolah-olah seperti ingin pergi untuk segera mengambil tanah yang tadi di sebutkan.

Tapi Jemi dengan segera menarik tangan El kemudian langsung menciumnya dengan sangat lembut sekali.

El ;
" Kamu emang belum puas dipegang-pegang sama yang cantik tadi,...??? "

Jemi cuma tersenyum melihat El kesal, karena malah semakin terlihat lucu dan sangat menggemaskan baginya.

Jemi malah terus-terusan menciumi tangan El dengan penuh kasih sayang sehingga El akhirnya sedikit luluh juga. El lalu membalas juga dengan kembali mencium tangan Jemi balik.

Jemi ;
" Boleh ciumnya ditempat lain aja gak,....???
Misalnya disini,... Disini,...Disini,...Disini,... Disini,....!!! "

Jemi mengatakan itu sambil menunjuk pipi, kening, hidung, mata dan bibirnya sendiri.

El hanya menarik nafas dalam-dalam karena permintaan manja dari Jemi itu.

Jemi ;
" Please,....Ibu Dokter 🥺 !!! "

Sorot mata Jemi sangat memohon sekali untuk dikabulkan semua permintaannya itu wkwk.

El jadi sangat tidak tega melihatnya.

Lalu El Akhirnya mengabulkan semua keinginan Jemi tanpa bisa menolak satupun.

Pertama-tama El mencium pipi Jemi kanan dan kiri, kemudian beralih ke hidung, lalu kedua matanya, terus kening dan terakhir mengecup bibirnya Jemi sangat lembut sekali

Jemi ingin lebih dari itu, dia gak kuat dan sangat ingin berciuman dengan El, tapi El bisa mengontrol hal itu dan menggeleng kalau mereka tidak boleh melakukannya dulu.

Jemi menelan ludahnya karena menahan gairah untuk tidak mencium El seperti keinginannya.

El sadar Jemi kecewa, dan dia pun juga sama kecewanya. Hanya saja mereka berdua memang belum boleh melakukan hal-hal yg bisa menghambat proses pemulihan Jemi hanya karena oleh nafsu sesaat.

El memilih untuk mencium kening Jemi sekali lagi, lalu menatap matanya dengan lembut dan penuh cinta juga rasa sayang yang begitu dalam.

El ;
" Kamu harus sabaaaar ya Sayang,... Nanti jika Kamu sudah pulih seperti dulu lagi, maka Kamu bebas kok mau ngapain aja sama Aku. Aku bakal siap ngasih apapun itu,... Di manapun,... Jika Kamu memang mau,...!!! "

Jemi ;
" Kamu Janji Baby,...??? "

El ;
" Iya Sayangku,....Aku janji !!! "

Jemi tersenyum kecil lalu mengangguk pelan karena dia juga sangat paham oleh situasi mereka berdua saat ini.

Jemi ;
" I Love You My Baby,...!!! "

El ;
" I Love you more Babe,...!!! "







Tp Be Continue,.........

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang