Bab 8 : Bukan lagi Cinta Sepihak

472 51 0
                                    

    Malam itu El dan Jemi ngobrol banyak hal.
El cerita asal mulanya kenapa dia memilih menjadi Dokter bedah. Tiga kakak laki-lakinya sudah menikah. Magenta tinggal dan bekerja di Swiss dengan Istri serta putranya. Green berserta istri dan putrinya tinggal di Melbourne, Red dan istrinya juga tinggal dan bekerja di Singapura. Sedangkan Ayah Abu sedang ada undangan mengajar di Jepang selama 2 tahun. Tersisa hanya Biru dan El yang masih lajang di rumah besar mereka. Sebenarnya 2 tahun lalu Biru juga hampir menikah, tapi sayang tunangannya malah ketahuan hamil anak orang lain sebulan sebelum mereka menikah.

    Jemi juga cerita kenapa dia memilih menjadi seorang Chef, dan hingga memiliki restoran sendiri dari masih di Milan hingga ke Jakarta. Jemi pulang Indonesia sekitar 1,5 tahun yang lalu, tapi takdirnya mereka justru bertemunya malah beberapa minggu yang lalu. Padahal Jemi sudah tinggal di Apartemen ini hampir setahun lamanya.
Dan banyak hal kecil lainnya yang sempat keduanya ceritakan.

    Malampun semakin larut saja, El dan Jemi juga sangat kelelahan dan akhirnya memutuskan untuk pergi tidur.

    Malam itu El dan Jemi tidur bersama lagi untuk pertama kalinya setelah sekian lama dan kali ini juga di kamarnya Jemi ( Dulu kan selalu di kamar El atau di tenda saat kemping ).

" Aku kangen bobo sama Kamu Kak,... Pengen dipeluk tidurnya!!! "

Ucap El masih manja seperti dulu.

" Aku juga kangen banget sama Kamu !!! "

    Mereka berdua lalu berpelukan dengan cukup erat. Sejenak mata mereka berdua terpejam, tapi hati mereka yang justru malah berisik. Tubuh yang sama, aroma yang sama, tapi ada perasaan yang justru jauh berbeda terutama buat El. Tak berapa lama kedua mata mereka kembali terbuka dan hanya saling menatap, tatapan yang sangat tajam dan juga begitu mendalam.

" Ayo tidur,...Besok kan Kamu harus masuk kerja pagi Ibu Dokter!!! "

    Jemi mengajak El untuk bobo dengan suara dan senyuman lembut dan menenangkannya. El membalas senyuman itu, dan mereka kemudian bisa tertidur dengan pelukan hangat yang semakin erat.

-----------------------------------------

    Pagi harinya,....
    Alarm Hp El berbunyi dan El pun terbangun. Sedangkan Jemi sudah tidak ada di kamar. El langsung pergi mandi, beberapa saat kemudian El sudah rapi dan menenteng tasnya keluar dari kamar. El melihat Jemi sedang fokus menyiapkan
sarapan di meja makan.

" Kakak sengaja bangun pagi ??? "

Tanya El sambil mendekati Jemi.

" Kan Aku udah bilang, mulai sekarang makan Kamu Aku akan siapkan 3 X sehari. Jadi tasnya ini di taruh dulu, dan ayo kita sarapan !!! "

    Jemi langsung mengambil tasnya El dan menaruhnya di kursi lainnya, dan dengan telaten Jemi juga menuntun El segera duduk lalu menyiapkan piring dan lain-lainnya untuk El sarapan.

" Makasih ya Kak,...!!! "

    Ucapan El sangat tulus dan bersyukur dengan semua yang Jemi lakukan untuknya.
Jemi tersenyum lembut dan ikut duduk lalu kemudian merekapun sarapan bersama untuk pertama kalinya berdua. Bahkan El makan cukup lahap dan habis, padahal biasanya dia selalu ogah-ogahan saat sarapan sendirian atau sama Kakaknya.

    Beberapa saat kemudian, El dan Jemi sudah selesai sarapan. El juga udah siap buat segera berangkat kerja ke RS.

" Ini bawa yah,... Aku bawain buah potong buat cemilan. Pokoknya nanti Aku akan kirim makan siang dan makan malam Kamu tepat waktu, jadi harus di makan sampai habis !!! "

    Jemi menyerahkan paper bag isi buah yang dia maksud pada El. El menerima semua itu dengan perasaan penuh haru dengan semua perhatian Jemima nya yang begitu manis.

" Makasih banyak ya Kak Jemi,... Aku janji semuanya pasti akan Aku makan sampai habis. Kalo gitu Aku berangkat dulu ya Kak !!! "

    Jemi mengantarkan El sampai ke depan pintu. Mereka lalu berpelukan, sebenarnya sudah menjadi kebiasaan sejak dulu mereka selalu berpelukan setiap bertemu atau berpisah.

" Bye ,... !!! "

    El mengatakan itu sambil mencium pipi kanan Jemi, membuat si pemilik pipi justru langsung merah merona dibuatnya. Sementara sang Dokter sudah berjalan dengan langkah cepatnya karena sudah diburu waktu. Jemi tersenyum begitu bahagia, akhirnya sekarang gadis pujaannya  akan selalu nyaris ada di setiap jangkauan matanya.

    Sejak saat itu Jemi benar-benar menepati janjinya untuk selalu mengirimkan El makanan 3 X sehari ( jika El tidak sempat sarapan dulu di rumahnya ). Meskipun tidak sampai setiap hari, tapi El memang jadi sering nginep di Apartemennya Jemi dengan berbagai alasan, apalagi Biru juga cukup sibuk dan sering pergi-pergi ke luar kota juga.

__________To Be Continued __________

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang