Bab 16 : Malam Pertama

899 58 1
                                    

    Malam semakin larut,... Kini El dan Jemi akhirnya sudah sampai di Apartemennya Jemi. Begitu pintu dibuka Jemi langsung mendorong El masuk sambil membanting pintu agar menutup. Jemi kemudian kembali mendorong tubuh El ke dinding, mereka berciuman lagi lebih brutal dari ciuman mereka saat di restoran tadi. Tas sudah di lemparkan ke sembarang arah dan sepatu sudah dicopot dengan sangat tergesa-gesa. Semua dilakukan tanpa sedikitpun melepaskan ciuman di bibir mereka.

    Seperti layaknya binatang buas, Jemi tak henti-hentinya terus saja menyerang El bertubi-tubi oleh banyaknya ciuman. Dari bibir, leher, bahkan telinganya El dihujami oleh banyaknya ciuman Jemi yang sangat penuh dengan nafsu tinggi.

" Ahhhhhhhhhh,..... Sayaaang,.....!!!! "

    Mereka terus saja berciuman sambil berjalan menuju arah kamar. Hingga banyak barang yang berjatuhan karena tidak sengaja tertabrak atau tersenggol tubuh keduanya yang sibuk saling melumat bibir.

    Tangan El menyempatkan diri untuk melepaskan jaket yang sedang dikenakan oleh Jemi. Sementara tangan Jemi sudah mulai bergerilya meremas buah dadanya El.

    Sesampainya di dalam kamar, Jemi terlebih dahulu menurunkan retsleting dress yang dipakai oleh El. Setelah itu Jemi mendorong perlahan tubuhnya El supaya jatuh di atas tempat tidur. Isi kepala beserta otaknya Jemi sudah sangat mendidih rasanya. Melihat gadis yang sangat dia inginkan kini sudah terbaring pasrah di depan matanya.

    Jemi langsung naik ke atas tubuhnya El, lalu menghujami El dengan ciumannya yang datang bertubi-tubi. Ciumannya Jemi semakin liar dan merajalela. Kemudian Jemi segera melepaskan dress yang di pakai El perlahan-lahan dan melemparnya hingga tubuhnya kini cuma tinggal menyisakan Bra dan celana dalam saja. Bukan hanya di bibir, leher dan telinga saja yang jadi sasarannya. Kini bibirnya Jemi mulai turun menyapu dan menjilati nyaris seluruh tubuhnya El.

" Ahhhhhhhh,....kak,....ahhhhh,....!!! "

    Sesekali suara desahan yang keluar dari mulutnya El semakin membuat Jemi tidak waras.

    Jemi melepaskan kemejanya dan hanya menyisakan tangtop tipisnya saja. Jemi melepaskan bra yang dipakai El. Melihat buah dada El yang kenyal dan putingnya yang berwarna merah muda membuat Jemi menelan ludahnya, lalu tanpa ragu Jemi langsung menghisap salah satunya dengan sangat lahap sekali dan meremas payudara yang satunya lagi dengan tangan.

" Ahhhh,...Ahhhh,.... Sayaaang,...Kamu gila,...
Ahhhhh,.... !!! "

    Desahan demi desahan nikmat yang terdengar dari mulut El membuat Jemi semakin menjadi-jadi. Kini Jemi terus turun menciumi tubuhnya El hingga kebagian bawah. Jemi menghirup aroma kenikmatan khas yang menyengat dari balik celana dalam El yang sudah sangat basah. Perlahan Jemi membuka celana dalam itu dan membuangnya ke lantai.

    Sekarang tubuhnya El sudah telanjang bulat. Tanpa ada sehelai benangpun menempel, membuat bibir serta sorot mata Jemi kembali bergetar hebat. Tubuhnya El sangatlah indah sekali dan membuat nafsunya semakin terus memuncak dan meledak-ledak hebat.

    Jemi kemudian membuka lebar kedua pahanya El, lalu membenamkan wajahnya di dalam sana.

" Ahhhhh,.... Ahhhhhhhh,....Jem,...Jemima,...
Ahhhhh,....Ahhhh,....!!! "

    El merasakan nikmat yang sangat luar biasa ketika Jemi melakukan hal itu. Sebelah tangannya El meremas keras seprai sedangkan sebelahnya lagi mengusap kepalanya Jemi yang sibuk melahap kemaluannya.

    Jemi menghisap klitorisnya El dengan penuh nafsu, jilatan demi jilatan, tusukan demi tusukan yang lidahnya lakukan, serta sedikit gigitan kecil yang membuat El seperti terbang karena keenakan yang luar biasa.

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang