Bab 65 : Jemima Drop

272 44 2
                                    

Pagi itu adalah kali terakhir Green dan Purple mengantarkan El berangkat kerja ke Rumah Sakit sebelum mereka pulang ke Swiss sore nanti.

El dan Purple duduk di kursi belakang dan bermain sepanjang perjalanan dari rumah menuju ke Rumah Sakit Husada Raya.

Hingga merekapun akhirnya sampai juga di Rumah Sakit setelah -/+ 1 jam perjalan.

El ;
" Makasih banyak keponakannya Aunty yang cantik dan Papa gantengnya tersayang karena udah anterin Aku berangkat kerja,...!!! "

El memeluk Green dan juga Purple secara bergantian.

Purple ;
" Sampai jumpa lagi Aunti El,...!!! "

El ;
" Sampai jumpa juga sayangku. Kalian hati-hati di jalan ya. Jangan lupa sering kabar-kabarin. Aunty El pasti bakalan kangen berat nih sama Puuu,...Jangan lupa sering main lagi ke Jakarta ya Puuu,...!!! "

Purple ;
" Iya Aunty,...I Love you 😘 !!! "

El ;
" I Love you too Puuu Sayang,... 😘 !!! "

Green ;
" Kamu juga El,... Kapan-kapan Kamu yang harus gantian jengukin kita ya di Swiss, jangan kerja terus. Dan jangan lupa Ibu Dokter juga harus jaga kesehatan nya Okeee,...!!! "

El mengangguk sambil tersenyum, tapi tangannya masih terus menggenggam jari-jari tangan mungilnya Purple.

Sementara Green sibuk mengelusi rambut kepalanya El penuh rasa sayang seorang Kakak.

Bagi Green sedewasa apapun El sekarang dia akan selalu tetap jadi gadis bungsu kecilnya, yang tidak pernah kunjung dewasa.

Setelah dirasa cukup puas berpamitan mereka akhirnya berpisah.

Green dan Purple segera kembali pulang ke rumah dan El masuk ke dalam rumah sakit.

-----------------------------------------

Jemi lega akhirnya karena semua kontrak kerjanya dengan Wijaya Group sudah rampung semuanya dengan hasil sempurna.

Sekarang Jemi sudah harus mulai fokus lagi pada restorannya yang juga tidak kalah selalu full oleh banyaknya reservasi dan waiting list yang sangat panjaaang masih akan menantinya.

Tapi tubuhnya Jemi juga mulai sedikit drop. Bahkan sejak kemarin Jemi sudah sering pusing dan juga munt"h.

Tapi masih berusaha Jemi tahan terus sebisanya.

Sebenarnya cukup wajar Jemi jika sampai drop, sebab hampir 7_8 mingguan terakhir ini Jemi sangat sibuk dengan banyak hal.

Hari itu,...
Jemi susah payah menyetir mobilnya menuju ke restoran. Jemi berpikir dirinya masih cukup kuat untuk pergi bekerja.

Di Restoran,...
Setelah berganti baju Jemi sempat duduk sejenak di dalam ruangannya. Kepalanya terasa sangat begitu berat sekali. Apalagi wajahnya sudah kelihatan pucat banget.

Tok,...Tok,...Tok,...

Jemi ;
" Yaaa masuk,...!!! "

Kris segera masuk ke dalam ruangan dan menghadap sama Jemi.

Jemi ;
" Eh Kris,...Ayo duduk !!! "

Kris sekarang sudah duduk tepat di hadapannya Jemi.

Kris ;
" Chef,... Barusan Wijaya Group sudah transfer sisa pembayaran Fee Kita. Semuanya sudah lunas. Bahkan mereka memberikan 10% lebih banyak sebagai bonus bentuk kepuasan buat kinerja tim Kita Chef,...!!! "

Jemi ;
" Syukurlah,... Akhirnya kerja keras kita membuahkan hasil yang baik !!! "

Kris ;
" Iya Chef,...Tapi Wijaya minta satu kerjasama lagi dengan Kita,...!!! "

Jemi ;
" Untuk,...??? "

Kris ;
" Mereka minta di buatkan makanan prasmanan untuk -/+250 orang buat tanggal 4 Oktober siang. Tapi mereka tidak menyebutkan untuk acara apa sih chef,...!!! "

Jemi ;
" Ya sudah kita ambil saja kalau cuma 250 orang. Sepertinya masih sanggup kita handle juga, jika cuma buat acara makan siang aja. Tapi Kamu ingat kan Kris jika tanggal 4 Oktober itu kita akan tutup,...??? "

Kris ;
" Baik Chef,...Berarti Restoran tutup setelah selesai membuat pesanan makanan ya Chef,...??? "

Kris sambil memperhatikan Jemi yang kelihatan sangat pucat sekali, dan sepertinya dia sedang tidak baik-baik saja.

Kris ;
" Ngomong-ngomong Chef Jacklyn gapapa ??? "

Tanya Kris khawatir.

Jemi ;
" Iya gapapa Kris,... Sekarang Kamu boleh pergi,... !!! "

Kris ;
" Tapi sepertinya Chef Jacklyn terlihat kurang begitu sehat,...??? "

Jemi ;
" Saya gapapa kok,...!!! "

Meskipun begitu Kris masih sedikit khawatir sama keadaan bosnya itu. Tapi karena Jemi tetap bersih keras akhirnya Kris menyerah.

Kris ;
" Kalau begitu saya permisi dulu ya Chef,...!!! "

Jemi cuma mengangguk pelan, kemudian Kris segera keluar dari dalam ruangannya.

Beberapa saat kemudian,....

Setelah cukup lama Jemi tidak kunjung keluar juga dari dalam ruangannya. Seorang staff restoran datang mencarinya.

Dan ternyata Jemima sudah tergeletak di lantai, dia sudah dalam keadaan pingsan dan tubuhnya sangat panas sekali.

Staff ;
" Chef,...Chef,...!!! "

Staff itu segera meminta pertolongan pada rekan-rekannya yang lain dan Kris langsung segera membawa Jemi pergi ke Rumah Sakit tempatnya El bekerja.

Kebetulan saat itu El sedang ada di IGD, tepat di saat Jemi tiba disana.

El sangat kaget dan dia sempat ngefreez melihat Jemi. Tangannya sampai gemetaran dan tidak bisa berkata-kata.

Untungnya El segera tersadar setelah seorang perawat memanggilnya.

Kemudian dengan cepat El memeriksa sendiri kondisinya Jemi saat itu.

El memberikan cairan infus pada Jemi.

Raut wajahnya El antara lega dan juga masih ada rasa cemas.

Bahkan tadi jantungnya El seperti sempat berhenti berdetak begitu melihat wajah orang yang sangat dia cintai muncul di hadapannya dalam kondisi pingsan dan sangat pucat terkulai tidak berdaya seperti tadi.

Pelan-pelan El menyelimuti tubuhnya Jemi dan memegang tangannya erat.

Entah apa yang ada di dalam benak dan juga pikirannya El saat ini selain ras cemas.







To Be Continue,........

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang