Bab 42 : Kenyataan Pahit

321 43 0
                                    

Siangnya,....Theo mengajak Biru lunch bareng di luar. Dan saat ini Kedua pria tersebut sedang berada di sebuah restoran yang dekat dengan kantornya Biru.

Terlihat Theo sudah duduk lebih dulu di meja yang sudah dia reservasi sebelumnya. Disusul oleh Biru yang baru saja sampai disana.

Mereka berdua langsung memesan makanan.

Sambil menunggu makanannya datang Biru dan Theo saling mengobrol.

Theo ;
" Are you oke Brooo,...??? "

Biru melihat ke arah Theo dengan tatapan yang sedikit bingung.

Biru ;
" Yes,... Why,... ??? "

Theo cuma melihat tatapan bingungnya Biru justru dengan tatapan yang penuh dengan banyak sekali pertanyaan pada temannya itu.

Biru ;
" Elo kenapa sih ??? Aneh banget deh Thee,...!!! "

Theo ;
" Soal hubungan Elo,... El,... dan sumbernya Jemima Jacklyn,...!!! "

Wajah Biru tiba-tiba pucat karena syok mendengar pernyataan itu dari Theo.

Kenapa sampai Theo tau akan hal yang sedang dirinya hadapi saat ini. Begitulah pikirannya Theo saat itu.

Biru ;
" Gw sama sekali gak ngerti deh maksudnya elo,...!!! "

Theo ;
" Come on Blue,....!!! Walaupun cuma sepintas gw cukup paham kok, dengan situasi yang sedang Elo hadapi sekarang yang berhubungan sama El dan juga Jemima !!! "

Biru ;
" Theee,... Sepertinya Elo deh yang salah paham disini !!! "

Sanggahan dari Biru justru semakin terlihat menutup nutupi banyak hal yang udah terlihat cukup jelas, bahkan Dimata orang luar seperti Theo.

Theo ;
" Biru,... Jujur aja kalo Elo suka bahkan Cinta banget kan sama Jemima ??? "

Biru mulai terlihat sangat tidak tenang karena sedang dibuka satu persatu rahasia yang coba dia pendam sendiri oleh Theo.

Namun suasana sedikit teredam sebentar, karena waiters datang mengantarkan makannya mereka.

Biru kemudian langsung mengambil gelas minuman pesanannya, dan langsung meneguknya hingga habis setengah.

Hingga waiters itu selesai menaruh semua makanan pesanan mereka dan kembali pergi dari sana.

Biru menarik nafasnya dan mengatur perasaannya yang mulai panas dan kesal.

Biru ;
" Elo itu gak tau apa-apa Theo,...!!! Jadi jangan suka-suka buat berprasangka terlalu jauh soal kehidupan gw,...!!! "

Theo melihat agak sedikit sinis sama Biru.

Theo ;
" Soal apa,... ??? Soal fakta kalau El sama Jemima justru saling suka ,... Alias saling Cinta,... !!! "

Muka Biru langsung memerah karena marah. Biru merasa semakin terpojok oleh semua yang Theo katakan padanya.

Kenapa bisa Theo dengan secepat itu untuk menyimpulkan tentang hubungan mereka bertiga padahal dia baru melihatnya sebentar saja tadi malam.

Padahal dirinya sendiri tidak peka cukup lama, dan sampai sekarang aja masih tetap berusaha masih punya pikiran positif yang jauh dari pikiran soal itu ( maksudnya pikiran soal El dan Jemi saling suka atau lebih tepatnya mempunyai hubungan khusus layaknya sepasang kekasih ).

Theo ;
" Blue,... Elo itu sedang terjebak dalam alur cerita cinta tiga sisi, antara adik kesayanganmu dan juga cewek yang sangat Elo cintai !!! "

Biru ;
" Cukup Theo,...gak usah sok tau deh Elo !!!"

Akhirnya Biru bisa menjawab walaupun masih dengan gemetar. Seperti orang yang tertangkap basah menutupi hal yang ingin dia simpan hanya untuk dirinya sendiri.

Theo ;
" Pelukan sama tatapan Elo sama Jemi semalam terlihat sangat jelas banget Blue,... Bahkan bukan cuma gw yang merasakannya. Tapi juga El, sampe dia terlihat kesal dan tidak nyaman melihat apa yang Elo udah perbuat. Begitu juga tatapan mata El dan juga Jemi, jelas sekali mereka saling menyukai satu sama lainnya ,... !!! "

Biru ;
" Cukuuuuup,....!!! "

Biru mulai sangat kesal sekali. Dia berharap Theo bisa berhenti mengungkapkan dengan gamblang hal-hal itu. Hal yang jelas-jelas ingin Biru simpan se rapat mungkin.

Theo ;
" Walaupun Elo suruh gw diam, gak akan merubah fakta apapun Biruuuuuu,...!!! Fakta kalau Elo dan adik perempuan mu mencintai gadis yang sama. Dan lebih di sayangkan lagi,...gadis itu justru sepertinya malah lebih memilih membalas cintanya El kan daripada cintanya Elo,...!!! "

Kata-katanya Theo terakhir benar-benar sangat TELAK sekali.

Sampai membuat Biru sampai menggebrak meja.

Untungnya saja makanannya masih aman, tidak ada yang sampai tumpah ataupun jatuh.

Biru ;
" Eloooo,....Gak tau apa-apa ya Theooo,...!!!"

Biru mengatakan itu dengan emosi yang tertahan dan mata penuh dengan rasa marah dan suara yang semakin meninggi pula.

Bahkan sampai orang-orang melihat ke arah mejanya Theo dan Biru karena keributan dan perdebatan mereka cukup kencang dan penuh emosi.

Hanya saja reaksinya Theo tetaplah sama seperti dari awal, karena dia merasa endingnya sikapnya Biru akan menjadi seperti ini.

Biru langsung pergi gitu aja meninggalkan restoran dan juga Theo beserta makanan yang sama sekali belum mereka sentuh sedikitpun.

Biru tau ucapannya Theo semuanya memang benar adanya. Tapi Biru cuma masih ingin berusaha tidak mikirin terlalu jauh sebelum hal itu terdengar langsung dari mulutnya El atau Jemi sendiri.

Biru merasa masih yakin dia masih punya kesempatan dengan Jemi. Bahkan Biru masih berharap El dan Jemi sedang tidak jatuh cinta.

---------------------------------------

Biru segera masuk ke dalam mobilnya dan memejamkan matanya sebentar, dia mencoba mengatur nafasnya dan juga mencoba mendinginkan kepalanya yang panas karena emosi.

Lalu tiba-tiba bayangan samar-samar melintas di kepalanya saat itu.

Bayangan tentang Jemi yang menggenggam tangan El dan juga menciumnya berulang kali tepat di depan matanya. Dan itu terjadi di dalam mobilnya dia sendiri.

Biru langsung segera membuka matanya. Biru melihat kamera CCTV yang ada di dalam mobilnya.

Di dalam mobilnya Biru ada 2 buah kamera yang satu menghadap ke jalanan sedangkan satu lagi ke dalam interior mobil.

Biru segera melepaskan memory card dari kamera interior dan mengambil laptopnya di kursi belakang.

Biru mencari rekaman semalam, saat Jemi dan El menjemputnya dan Jemi juga yang menyetiri mobilnya saat pulang.

Dan benar saja,....
Biru sedang tidak bermimpi ataupun berhalusinasi.

Jemi yang sedang menyetir mobilnya semalam, dan beberapa kali sempat-sempatnya keliatan terus menggenggam tangannya El dengan sangat erat nyaris sepanjang perjalanan pulang. Dan sesekali Jemi terus menatap wajah El dan menciumi tangan adiknya itu dengan tatapan penuh dengan rasa cinta yang sangat mendalam.

Biru langsung lemas seketika. Pria ini seperti kena pukulan telak lagi dan lagi.

Jemi dan El sudah sangat jelas memperlihatkan kalau mereka adalah sepasang kekasih bukan hanya teman atau sahabat dekat lagi seperti dulu.

Biru terlihat semakin hancur, dadanya terasa begitu sangat sakit sekali.

Bahkan lebih sakit berkali-kali lipat daripada kejadian 2 tahun lalu yang pernah menimpanya juga.

Ketika dulu tunangannya ketahuan selingkuh dan hamil anak pria lain di saat pernikahan mereka akan segera dilaksanakan tidak lama lagi.

Saat ini matanya Biru sudah berkaca-kaca, apa harus sekarang waktu yang tepat buat Biru sadar jika 2 orang gadis yang begitu dia sayang dan dia cintai di dunia ini justru saling jatuh cinta di belakangnya.

To Be Continue,...........

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang