Bab 98 : Awal Perjalan Panjang KAMI

231 31 1
                                    


Sunrise & Sunset Resto,.......

Jemi terlihat sangat tidak fokus dan konsen selama seharian ini.

Jemi mencoba mengirimkan pesan pada Biru dan menanyakan apakah dirinya bisa untuk bertemu dengan Ayahnya pada hari itu.

Isi pesan Jemi ***

Jemi ;
" Sorry banget Biru,...Aku mau tanya apakah Aku bisa untuk ketemu sama Profesor Abu hari ini,... ??? Mungkin di rumahmu atau dimana saja,...??? "

Balasan Biru ***

Biru ;
" Jemi,... Sebaiknya Kamu harus tunggu dulu agak lebih lama yah. Jangan di hari ini, sebab Ayah belum bisa untuk di ajak bicara. Dan sepertinya juga Ayah bisa pulang jauh lebih cepat ke Indonesia karena ada hal penting yang harus beliau kerjakan di kampusnya. Kamu harus bersabar dulu yah untuk sementara waktu,...!!! "

Jemi menghela nafasnya berat karena merasa sangat frustasi.

----------------------------------------------

Malamnya,.......
( Parkiran Apartemen Jemi )

Setelah pulang dari Restorannya, Jemi termenung ketika melihat paper bag di dalam mobilnya yang berisi sepasang sepatu dan juga topi couple yang dibelikan sama El.

Bahkan yang punyanya El saja belum sempat dibawa karena keburu ketahuan sama Ayahnya.

Kedepannya,......

Hari-hari El sama Jemi akan menjadi sangat berat sekali.

-------------------------------------------

Rumah keluarga El,......

Biru dan juga El juga baru saja sampai di rumah. Dan Ayah Abu sudah masuk di dalam kamarnya.

Biru memandang wajah adiknya yang semakin kelihatan sedih sekali. Ayahnya mereka benar-benar menghindar pada anaknya. Untuk sekedar melihat wajahnya El saja sepertinya Ayah Abu terlihat sangat enggan sekali.

Biru mengusap kepalanya El dengan sangat lembut dan juga penuh kasih sayang.

Biru ;
Gapapa El,...It's Oke !!! Mungkin lain waktu,...Kamu mending segera istirahat aja yah. Soalnya Kamu udah kelihatan capek banget ini,...!!! "

El menghela nafasnya dengat sangat berat sekali. Lalu El berjalan dan masuk ke dalam kamarnya dengan begitu sangat lesu.

Sebelumnya,......

Ayah Abu itu tidak pernah bisa marah dan kecewa sebesar sekarang ini kepada anak-anaknya apalagi sama El. Nyaris di sepanjang umur hidupnya menjadi seorang Ayah dan juga kepala keluarga.

Terlihat,......

El mulai menangis sendiri di kamarnya karena terlalu sangat sedih.

Kejadian ini terlalu cepat terjadi dari perkiraan awalnya El. Dan El sangat tidak siap dalam menghadapi yang sangat menyesakkan seperti sekarang ini.

-------------------------------------------

Keesokan harinya,.........

Ketika El keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan buat sarapan, saat El datang Ayahnya justru malah langsung pergi begitu saja. Padahal beliau belum selesai menghabiskan sisa sarapannya pagi itu. Ayah Abu berangkat ke kampusnya sampai jauh lebih pagi karena saking tidak ingin untuk melihat wajah putrinya El.

El jadi sangat terluka lagi,...Dan lagi,...!!!

Ayah kandung tercintanya yang hampir satu setengah tahun lebih sangat El rindukan kepulangannya. Karena harus mengajar jauh di Tokyo Jepang.

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang