Bab 104 : Pilihan Paling Menyakitkan

214 41 4
                                    

Waktu terus berjalan,.......

Dari satu bulan,...
Jadi dua bulan,...
Bahkan sudah 3 bulan telah berlalu,...

Ayah Abu masih saja dengan sangat konsisten oleh sikap dingin dan terus-menerus menghindar dari putrinya El.

Hati El juga lama kelamaan semakin patah, rasanya mau gila karena dicuekin Ayah sendiri selama itu ketika mereka masih tinggal dalam satu atap yang sama.

Kakak-kakak El seperti Genta, Green, dan Red cuma bisa bergantian ada di Jakarta karena mereka harus balik melakukan pekerjaan mereka masing-masing yang jauh di luar negeri sana.

Segala macam cara udah dicoba oleh mereka, semua dilakukan buat membantu El dan Jemi agar mendapatkan restu Ayahnya.
Tetap saja tidak ada yang bisa berhasil.

Meskipun hubungan El dan Jemi masih tetap berjalan, mereka juga hanya bisa bertemu sesekali saja karena tetap menghargai Ayah Abu.

El sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit jika terus tidak dilihat sama sekali keberadaannya oleh Ayah Abu.

El udah mutusin buat bicara paksa pada Ayahnya sekali lagi. Entah itu berhasil atau tidak, El tetap akan mencobanya lagi dan lagi.

Suatu hari,...

El akhirnya pergi ke kampus menemui Ayah Abu. Meskipun Ayahnya masih tidak mau bicara padanya, tapi El tetap mengejarnya kemanapun beliau pergi.

Saat itu di lorong kampus,...

El sedang mengejar Ayahnya yg pergi gitu aja saat melihat wajahnya.

El ;
" Jika Ayah masih tidak mau bicara juga sama Aku, maka Aku terpaksa akan ngomongin ini di depan kelasnya Ayah,...!!!

Perkataan El cukup membuat Ayah Abu berhenti berjalan dan berpikir lagi.

El ;
" Aku serius dengan ucapanku Ayah,....Aku hanya ingin bicara sebentar saja,...!!! "

Ayah ;
" Kita bicara di rumah saja,...!!! "

El ;
" Enggak,...Ayah pasti akan menghindari Aku  lagi jika dirumah,...!!! Aku mau bicara disini, hari ini, bukan nanti, atau kapan-kapan. Tapi sekarang juga Ayah,...!!! "

Ayah Abu menarik nafas dengan kasar, sebab El sudah tidak mau lagi di abaikan olehnya.

Ayah ;
" Kita bicara di ruangan Ayah,...!!! "

El kemudian langsung mengikuti Ayahnya memasuki ruangannya.

Ayah ;
" Yellow,... Ini di kampus !!! Kamu gak bisa seenaknya seperti ini,...!!! "

El ;
" Aku tau Ayah,... Tapi sikap Ayah dirumah memaksa Aku melakukan hal nekat seperti ini,...!!! "

Ayah ;
" Apalagi yang Kamu mau dengar dari mulut Ayah Dokter Yellow Wibisana Harper,...??? "

El ;
" Jika Ayah masih tidak mau merestui hubungan Aku dan Kak Jemi, itu artinya Ayah memang tidak pernah menyayangi Aku kan,...??? "

Ayah ;
" Justru karena Ayah sangat menyayangimu makanya ayah melakukan hal ini. Hubungan kalian tidak punya masa depan El. Kalo kamu memang menginginkan Jemi ada di keluarga kita kenapa kamu tidak membuat dia menjadi istri kakakmu saja,...???"

El sangat tercekat oleh kata-kata Ayahnya. Karena Ayahnya tetap mau Jemi hanya buat pendamping Kakaknya Biru. Padahal Biru saja sudah ikhlas menerima hubungannya dengan Jemi.

El ;
" Ayah,...Kak Biru saja sudah ikhlas dan merestui hubungan Aku sama Kak Jemi,...!!!  Kenapa Ayah tidak,...??? "

Ayah ;
" Kali ini harusnya Kamu yg melakukan itu Yellow Wibisana Harper,...!!! Karena itu yang benar. perempuan itu harus dengan laki-laki. Bukan perempuan dengan perempuan juga. Jemi lebih baik ada disamping Kakakmu, Sedangkan Kamu lebih pantas disamping seorang pria,...!!! "

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang