Bab 115 : Sebuah Keajaiban

236 47 1
                                    

Malam semakin larut,...

El sudah mandi dan juga ganti baju santai biasa. Jam kerjanya juga sudah selesai sejak pukul 9 malam tadi.

Sekarang El sedang duduk di samping ranjang Jemi. El  lalu mencium tangan Jemi dan juga pipinya dengan lembut sekali.

El ;
" Maaf ya Babe,...Sejak tadi siang Aku sibuk banget, jadi jarang mampir buat jengukin Kamu Sayang,....!!! "

El kembali mengambil tangan Jemi dan menciumnya lagi dan lagi.

El ;
" Bubble Gum juga katanya kangen banget sama Piu Jemi kesayangannya. Kalo Kamu kelamaan bobo kaya gini terus nanti Bubble Kita direbut sama kedua Eyangnya loh Babe,...!!! Sekarang Bubble soalnya udah manja banget sama Papa dan Mama kamu,...!!! "

El sambil terus mengelusi tangan Jemi dan juga menciumnya sesekali sangat lembut dan penuh kasih sayang yang tulus banget.

Betapa berharganya sosok Jemima di dalam hidupnya El. Dan begitu juga sebaliknya. El adalah separuh nafasnya Jemi dan juga lebih besar dari alam semesta di dalam tahta yang sudah Jemi berikan untuk gadis kuningnya ini.

El memandangi wajah Jemi sangat dalam dan penuh oleh kerinduan yang mendalam.

El ;
" Apa Kamu juga gak kangen ya sama Aku Sayang,...??? Oh iya,... Aku lupa bilang, kalau Kita itu gak jadi putus yaaa,... Aku udah cabut lagi semuanya keputusan Aku yang kemarin,...!!! Pokoknya Kamu itu tetep pacar Aku untuk selamanya titik,...!!! "

Rutinitas El setiap malam akhir-akhir ini memang selalu bercerita apa saja pada Jemi. Dari hal-hal yang serius sampai hal-hal yang sepele.

El hanya ingin Jemi merasakan setiap saat tentang kehadirannya.

Tak terasa waktu juga semakin menunjukkan malam yang semakin larut saja. Sudah saatnya mereka berdua sama-sama istirahat.

Saat El sudah akan pamitan untuk tidur dan ingin menaruh tangan Jemi yang selalu dia pegang kembali diranjangnya lagi, tiba-tiba saja ada sedikit gerakan dari jarinya Jemi.

El sangat kaget tapi juga sekaligus senang sekali. Sepertinya Jemi sudah mulai bisa merespon sedikit demi sedikit semua yang udah dia lakukan.

El ;
" Sayaaang,... Kamu dengar Aku,...Babe,...🥺🥺🥺  ??? "

Bisik El di telinga Jemi gugup dan juga sangat sumringah.

Dan ada gerakan lagi dari jarinya Jemi walaupun cuma sebentar aja.

El berdebar-debar dengan sangat kencang sekali. Karena ini seperti sebuah mimpi indah untuknya.

Akhirnya,...

Sedikit demi sedikit kekasihnya Jemi sudah mulai bisa menunjukkan kalau dia akan segera siuman lagi.

El mencoba untuk memeriksa kondisi Jemi sendiri. Dan El sangat lega karena itu memang Nyata, bukan sekedar halusinasi semata.

El ;
" Kamu hebat banget Sayang,...!!! Jangan pernah menyerah ya,....Aku selalu ada disini nungguin Kamu,...??? "

Bisik El lagi di telinganya Jemi. Memberi tahu kalau dia selalu ada disisinya hampir setiap saat.

Tapi,...

Kali ini justru Jemi meresponnya dengan sebuah tangisan. Matanya yang masih terpejam tiba-tiba saja malah mengeluarkan seperti air mata.

El benar-benar sangat terharu dan diapun ikut meneteskan air mata kebahagiaan.

Jemima nya sudah memberikan banyak respon positif malam itu langsung di depan mata kepalanya El sendiri.

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang