Bab 117 : Wellcome Back Jemi

296 47 1
                                    

Rumah Sakit Husada Raya,...

El ;
" Selamat pagi pacar Aku,...!!! Kamu kangen gak ditinggalin dari sore sampe pagi,...??? Aku lagi butuh energi nih,... Pengen dipeluuuuk tau,... !!! Jangan nyerah cari jalan pulang ya Sayangku,...🤗 !!! "

El sempat bercerita beberapa hal pada Jemi, tapi akhirnya dia kelelahan dan tertidur disamping ranjang Jemi, dengan tangannya masih memegang erat tangan Jemi juga.

------------------------------------------

Jemi yang sejak tadi mendengarkan El bicara jadi semakin tidak tega. Ingin sekali secepatnya pulang dan memberikan El sebanyak apapun pelukan yang dia mau.

Jemi kembali berkeliling mencari sesuatu untuk membawanya menuju jalan pulang.

Hingga,...

Akhirnya Jemi melihat sebuah perahu kecil yang bersandar tanpa tuannya.

Seolah-olah perahu itu memang sudah ditakdirkan untuk Jemi bisa menemukan jalan buat pulang.

Tapi karena tidak menemukan adanya dayung,... Jemi mencari sesuatu yang bisa digunakannya untuk dia mendayung perahunya.

Jemi kemudian menemukan sebuah ranting pohon dengan ujungnya yang berdaun yang lumayan pas buat dijadikan dayung dan bisa  menjalankan perahunya dalam menyeberangi lautan luas.

Jemi ;
" Baby,... Tunggu Aku sebentar lagi ya Sayang. Aku pasti akan pulang kepadamu,...!!! "

Jemi pun mulai berlayar dengan perahu kecilnya. Walaupun dengan dayung seadanya, Jemi tetap berjuang mati-matian buat terus menembus lautan yang luas itu.

Jemi berharap segera melihat ujung dari tujuan perjalanannya, untuk bisa kembali kepelukan El dan juga keluarganya lagi.

------------------------------------------

Hari sudah semakin beranjak menjelang siang.
El masih tertidur pulas disamping ranjangnya Jemi.

Hingga akhirnya tangan Jemi bukan hanya jarinya saja yang bergerak sedikit, tapi kini tangan itu bisa menggenggam balik tangannya El yang terus memeganginya.

Tentu saja El sangat kaget,...

El sempat berpikir itu hanyalah mimpinya saja.
Tapi El langsung terbangun karena  genggaman tangan itu cukup kuat.

Dengan sedikit rasa tidak percaya, El sadar ini adalah kenyataan dan bukannya hanya mimpinya semata.

Sekarang Jeminya bisa menggenggam balik tangannya seperti itu.

El terus melihat ke arah wajahnya Jemi dengan sangat harap-harap cemas,...

Dan,...

Sedikit demi sedikit mata Jemi mulai terbuka secara perlahan-lahan.

El tercekat dan nyaris gak bisa bernafas saking merasa bahagianya. Akhirnya semua doa serta harapannya detik itupun bisa terwujud.

Jemi sudah bisa sadar.

Matanya Jemi masih terlihat sedikit lemah, tapi pandangannya dari awal selalu tertuju pada satu sosok manusia paling bercahaya,...Yaitu El nya,...!!!

Sang kekasih tercinta yang juga menatapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca karena terharu penuh oleh kebahagiaan.

-------------------------------------------

Jemi akhirnya sampai di dermaga,...

Tapi karena sangat kelelahan hebat Jemi kembali tumbang dan tidak sadarkan diri lagi.

Padahal sang matahari ( El ) kehidupannya sudah ada tepat di pelupuk mata, yang selalu siap menyambutnya kapan saja untuk pulang.

El ;
" Gak usah buru-buru Sayang,... Aku bisa menunggumu selama apapun yang Kamu bisa,...!!! Istirahatlah sebentar jika Kamu memang sangat lelah dan kesakitan, sebelum bisa menemui Aku sepuas yang kamu mau,...🥺🥺🥺 !!! "

Dengan gemetaran El masih menggenggam tangan Jemi dan sebaliknya Jemi juga menggenggam tangan El. Rasanya tak ingin melepaskannya lagi walau sedetikpun.

Mata Jemi yang masih lemah tetap berusaha untuk tetap bisa menatap wajah El yang sedang membalas pandangannya dengan deraian air matanya yg sudah mengalir sejak tadi.

----------------------------------------

Beberapa saat kemudian,...

Profesor Philips sudah memeriksa keadaan Jemi, tapi Jemi kini sudah tertidur lagi.

Ya,...

Kali ini Jemi tertidur.

Prof Philips ;
" Selamat ya Dokter Yellow,... Akhirnya penantian dan semua doa Kamu bisa terkabul. Sudah Saya katakan bahwa Chef Jemi itu sangat kuat. Kamu pasti paham kan artinya Dokter,...??? "

El mengangguk sambil tersenyum tulus.

El ;
" Terimakasih banyak Prof,.... Saya benar-benar seperti mendapatkan mukjizat yang luar biasa atas semua kejadian ini,...!!! "

Prof Philips ;
" Kamu berhak dan layak Dokter. Selama ini,... Bukannya entah sudah berapa nyawa yang sudah Kamu selamatkan dan banyaknya keluarga yang kembali bisa tersenyum dan berkumpul lagi oleh keahlian pekerjaan muliamu itu,...??? Ini hasil dari Kamu sendiri yang sudah menabur benih kebaikan sebagai seorang Dokter,...!!! "

Hari itu El meminta pada Dokter Yoga untuk bertukar jadwal sehingga El bisa fokus dengan Jemi saja setidaknya 24 jam kedepan.

El hanya ingin ada disampingnya dan selalu dalam jangkauan penglihatan Jemi jika nanti Jemi sudah sadar kembali dengan jauh lebih kuat.

Mama Arina dan Papa Jun juga sudah kembali ke RS. Mereka bertiga sudah berkumpul dan siap siaga menunggu Jemi bangun.

Walaupun sudah tidak sabaran, tapi mereka semua siap menunggu berapapun waktu yang Jemi perlukan.

Karena nyaris seharian El hanya memperhatikan dan menggenggam tangannya Jemi, akhirnya El malah ketiduran juga. Tapi Dia tetap ada disamping ranjangnya Jemi.

Perlahan Jemi kembali bangun,...

Kali ini Jemi lebih kuat daripada yang tadi siang pertama kali siuman. Orang pertama yang dilihatnya selalu El. Tangannya Jemi berusaha meraih kepala El yang tiduran disamping ranjangnya.

Jemi mulai mengusap kepala gadis yang sangat dia cintai itu walau masih agak lemah.

El kaget dan langsung bangun menyadari Jemi sudah kembali sadar. Bahkan sudah bisa mengelus kepalanya juga.

El meraih tangan Jemi dengan kedua tangannya dan menciumnya dengan sangat lembut sambil matanya tidak lepas dengan tetap terus memandang Jemi dengan mata yang sudah berkaca-kaca penuh haru kebahagiaan yang tidak bisa di ungkapkan oleh banyaknya kata-kata.

Jemi juga memandangi El dengan perasaan yang bahagia dan campur aduk. Karena Jemi berhasil kembali pulang.

Akhirnya,...Jemi berhasil sampai untuk menggapai kekasihnya lagi.

Mereka saling memandang satu sama lain dengan begitu dalamnya. Rasa rindu, lega, dan semuanya bercampur menjadi satu.

Jemi ;
" I Love you Baby,...!!! "

Jemi mengucapkan kalimat itu masih terbata-bata lemah tapi cukup jelas di dengar oleh El, diikuti air mata yang kini sudah membasahi pipinya dengan deras.

El ;
" I Love you more Sayaaang,...!!! Aku juga mencintaimu,.... Teramat sangat mencintaimu Sayangku,...🥺🥺🥺!!! "

El membalas ucapan Jemi dengan segera dan kemudian tangannya sibuk menghapus air mata di pipi Jemi yang semakin banyak mengalir karena tangis kebahagiaan.

El bahkan sudah tidak peduli, padahal air matanya sendiri juga sudah jatuh tanpa bisa di bendung lalgi

El ;
" Terima kasih banyak Sayaaang,... Karena Kamu sudah berjuang dan bisa kembali pulang ,... Aku kangen banget sama Kamu Babe,...!!!

Dengan tangisan masih mengalir deras, El mengatakan itu sambil terus menciumi tangan Jemi dan memandangi wajah Jemi yang hanya fokus menatap wajahnya penuh dengan rasa rindu yang tidak terukur lagi besarnya.

El kemudian sedikit menghapus air matanya sendiri kemudian mengecup kening Jemi dengan lembut dan penuh rasa sayang.





To Be Continue,.........

The Color Of The Twin SunsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang