24. KEBINGUNGAN

7.7K 1.2K 106
                                    

Yu Siti membuka pintu kamar sepelan mungkin di pagi hari. Tubuhnya langsung mematung ketika melihat bayangan sang Raden Ayu telah duduk dari balik kelambu ranjang. Pakaian tidur sang Raden Ayu telah berserakan di lantai kayu itu. Hati Yu Siti patah ketika melihat sang Den Ayu tampak sedih dan putus asa. Pastilah perempuan itu menjalani malam yang sangat menyakitkan dan juga paling menjijikkan seumur hidupnya. Sebagai perempuan, Yu Siti paham betul apa yang dirasakan Angreni sekarang. Kesedihan, kemarahan dan kekecewaan berkumpul menjadi satu, menggumpal dalam dada.

Yu Siti meletakkan pakaian ganti di kursi panjang berukir itu kemudian membuka jendela kayu agar udara segar bisa masuk. Cahaya matahari menerangi ruangan itu lebih baik dari sekadar lilin. Yu Siti mendekati ranjang kelambu itu perlahan, lalu menyingkapnya. Ia menarik kain tipis itu dan mengikatnya di masing-masing tiang. Wangi sedap malam yang harum dan feminin menguar dari ranjang itu. Wangi yang tak pernah Yu Siti cium sebelumnya dari figur Angreni.

"Anda adalah perempuan yang kuat, Raden Ayu. Anda berhasil melewatinya," ucap Yu Siti, membuat Angreni memposisikan tangannya dengan nadi yang menghadap ke bawah. Ketika Angreni mengangkat kepalanya, Yu Siti terhenyak.

"Yu?" panggil Angreni pelan, merasa bingung dengan tatapan diam Yu Siti.

"Anda... cantik sekali, Raden Ayu." Ucapan itu membuat Angreni menaikkan sebelah alisnya bingung. Seingat Angreni wajahnya begini-begini saja dari dulu. Tidak ada yang berubah. Namun, Yu Siti melihatnya tanpa berkedip, membuat Angreni semakin bingung. Apa ini artinya ia sudah bisa menjadi artis FTV?

"Terima... kasih?" balas Angreni kebingungan.

Tatapan Yu Siti perlahan turun dari wajah Angreni ke tubuhnya dan menyadari ada bercak kemerahan dan kebiruan di leher dan pundak wanita itu. Yu Siti berdeham salah tingkah ketika melihat tanda itu di tubuh sang Den Ayu-nya yang kini telah mekar sepenuhnya. Namun, tatapannya terpaku pada sebuah tato hitam pekat yang tergambar di tangan Den Ayu Angreni. Tato itu menyerupai dua elemen yang saling melingkupi satu dengan yang lain, membentuk lingkaran. Kedua elemen tersebut memiliki ujung dan setiap ujungnya akan menyatu dengan nadi Angreni. Ketika dilihat lama, tato itu terlihat bergerak, seperti halnya aliran darah dalam tubuh Angreni.

(Bentuk tatonya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bentuk tatonya)

Dengan penuh rasa penasaran, Yu Siti duduk di sisi ranjang Angreni dan mengintip ke arah punggung perempuan itu. Lukanya telah hilang sempurna. Tubuh Angreni telah kembali mulus, bahkan jauh lebih mulus dan feminin daripada sebelum ia datang ke tempat ini. Yu Siti seolah tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Matanya mengerjap seperti baru saja melihay mukjizat. Tentu saja, ini adalah hal yang sangat mengejutkan. Luka itu sangat besar, dalam dan berbau busuk, seperti memperingatkan bahwa santet itu sudah terlalu mengakar untuk dihilangkan. Kini, luka santet itu menghilang seolah hanyalah mimpi.

"Angreni baik-baik saja," ucap Angreni dengan tawa lembutnya.

"Anda... apa Anda sungguh baik-baik saja, Den Ayu?" tanya Yu Siti khawatir sambil mengusapkan tangannya di pipi Angreni. "Saya mendengar tangisan Anda semalam."

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang