Part 39 - Chocolate Can Make You Happy

317 15 1
                                    

Malam hari di ruang tamu kos tidung, tengah berkumpul empat anak kos yang kini duduk bersila dengan makanan yang tersaji di depan mereka.

Bulan, Risda dan Yuni sudah duduk menyantap makanan mereka, berbeda dengan Rindi yang sibuk mengotak-atik sesuatu di laptopnya, beberapa lembar berkas berseraka di depan meja belajarnya.

Kemarin Yuni – anak kos tertua di kos Tidung sudah balik ke kota untuk mengurus skripsinya sehingga malam ini ia bisa berkumpul bersama di ruang tamu.

"Ntaran aja dilanjutin tugasnya, Kak. Makan aja dulu," ujar Bulan.

Rindi mengacak rambut frustasi, "Lo nggak tahu gimana gila dan menjengkelkannya bos gue itu, apa-apa gue, ada sedikit tugas pasti yang jadi tumbal gue, apa semenderita ini jadi mahasiswa magang?"

"Nggak usah di bawa pusing kali Rin, ambil santai aja," ujar Yuni mengunyah makanannya.

"Nah bener yang di bilang Kak Yuni," ucap Risda lalu meneguk segelas airnya.

"Makan nggak sampai satu jam kok Kak, bentar doang, mending makan aja dulu, nanti maagnya kambuh lagi loh," peringat Bulan sambil mengunyah.

Rindi menghela ia bangkit dari duduknya dan duduk di samping Yuni.

"Emang harus sesibuk itu jadi mahasiswa magang?" tanya Bulan.

"Tergantung dari atasannya, kalau atasan lo kayak bos gue yang sering PMS itu." Rindi menggantung ucapannya seraya geleng-geleng.

"Lo bakal jadi orang paling sibuk yang tersiksa batin dan fisik."

"Emang Bos lo itu semenjengkelkan apa?" tanya Yuni.

"Kak Yuni pasti nggak percaya di kantor pakaian para karyawan itu diatur dengan tema yang diubah sekali setahun, tahun ini temanya pelangi jadi bayangin dari senin sampai jum 'at kita pakai warna pelangi me-ji-ku-hi-bi-ni-u." Rindi Menghela, wajahnya terlihat murung karena perintah konyol Bosnya yang aneh itu ia harus membeli beberapa warna baju untuk menyesuaikan warna tema pelangi tersebut.

"Isssh, kok aneh gitu." Yuni mengedik-ngedikkan bahu, ia tidak pernah mendengar ada atasan yang memberi perintah seperti itu.

Bukannya kaget Bulan malah terkekeh, "Aneh tapi tampan, yah nggak Kak Rindi?" jahil Bulan menggoda Kakak kosnya itu. Mendengar ucapan Bulan Rindi bergidik sendiri.

"Kak Yuni emang nggak pernah ketemu yah sama Bosnya Kak Rindi, mukanya blasteran Arab, hidungnya mancung loh." Bulan terus terkekeh menjahili Rindi dan lihat saja mata gadis itu melirik sinis Bulan dengan bibir manyung.

"Wah bisa tuh nanti gue mau lihat."

Rindi memutar mata malas lagi, "Kak Yuni jangan terpengaruh sama Bulan, kalau Kak Yuni jadi gue dijamin tanggepannya sama ANEH! Semua yang ada di perusahaan mulai dari make up, sampai jadwal kebersihan wajib dilakuin. Maksud gue tuh dia 'kan orkay? Kenapa nggak sekalian nyewa tukang bersih-bersih gitu." Rindi terus menghela, ia tidak habis pikir bagaimana bisa Tuhan mempertemukan dirinya dengan manusia super menjengkelkan seperti itu.

Risda – Adik Rindi berdecak. "Heleh, sok-sok 'an benci bentar jadi cinta itu mah." Wanita berlesum pipi itu sudah selesai dengan makannya ia menyandarkan punggung ke tembok.

"Idih, bilang aja iri nggak ada yang deketin cogan."

"Lah emang banyak yang deketin."

Bulan dan Yuni menggeleng. "Kan mulai lagi!" Seru keduanya spontan.

***

Usai berkumpul dengan para tetangga - tetangga kosnya Bulan memutuskan untuk balik ke kamarnya, malam ini adalah malam minggu episode drama korea favoritenya sedang update tak mau menyia-nyia 'kan itu selepas sholat isya Bulan membuka laptop di atas meja belajarnya dan duduk di atas ranjang menarik selimut menutupi tubuhnya sampai perut.

AltaluneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang