"Kasihan sih kalau bener, Komandan masih muda, udah cakep, ibadahnya dapet, hafalannya juga Masha Allah masa iya sih."
Gibran panik saat Altalune berjalan ke luar dari toko, "Ngumpet Rey, buruan ngumpet." Keduanya berlari cepat dan memelankan langkah agar tidak tertangkap.
Altalune kembali berdiri di depan apotek, dan benar Bulan masih berada di depan pedagang kaki lima tadi.
"Pak, tissuenya tujuh belas ribu satu." Seorang anak kecil mendatangi Altalune, terlintas pikiran sepertinya ia merasa harus melakukan sesuatu.
"Dek saya minta tolong, kamu kasih bunga ini sama cewe berjilbab navy di sana, bilang dari pengangum rahasianya, jangan beritahu kalau saya yang kasih," bisik Altalune pada anak kecil itu.
"Nanti saya beli lima tissue, okei?" Lanjutnya menepuk-nepuk pucuk kepala anak itu.
"Okei, Pak!" serunya bersemangat, Altalune kemudian memberi sepaket bunga pada anak kecil tersebut.
Saat berada dekat dengan Bulan, anak kecil itu mendonggak, "Kak!" panggilnya.
Bulan menoleh, "Iya, Dek?"
"Ini ada bunga untuk Kakak."
Bulan menutup mulut, Rima dan Rara yang menyadari itu ikut menatap anak kecil yang berdiri di depan Bulan.
"Eh, itu u-untuk saya?" tanya Bulan memperjelas, ia bingung sekaligus kaget. Bunga secantik itu untuknya?
Rara menyenggol Rima, "Cie dapet bunga."
"Ekhm!" Rima berdehem ikut menyenggol Bulan.
"Iya ini untuk Kakak." Anak kecil itu menarik tangan Bulan dan menaruhnya di atas telapak tangan gadis itu. "Diterima yah, Kak."
Bulan melebarkan mata, "Dari siapa, Dek?"
"Dari pengagum rahasia, Kakak."
"Hah?!" Bulan melihat kanan dan kiri, apa orang itu sedang melihatnya sekarang. Siapa pengangum rahasianya.
"Kalau gitu saya pergi yah, Kak." Anak kecil itu melambai sambil berlari.
"Eh, eh. Sampaikan terima kasihku yah, Dek!"
"Siap, Kak!"
Bulan menatap buket bunga yang dibungkus berwarna ungu, gadis itu tak bisa menahan senyum, siapa yang sudah membuatnya salah tingkah pagi ini.
'Terima kasih yah, siapapun kamu. Bunga ini cantik, akan kusimpan dan kujaga.'
"Ekhm! Dari Pengangum rahasia Kakak nggak tuh." Senggol Rara pada Bulan membuat wajah gadis itu sudah menyerupai kepiting rebus.
"Ada coklat batangnya, Ra. Apa boleh seefort itu?" Rima memutar bola mata sambil slay.
"Apaan sih."
"Totalnya tiga puluh ribu, Dek." Ucap penjual cilok memutus obrolan ketiganya.
"Biar aku yang bayar dulu, " ujar Rara diangguki Rima.
Sedang mata Bulan terpaku dengan sebuah kertas putih yang terselip di sela-sela bunga, karena penasaran gadis itu menariknya, sebuah kertas putih yang diikat pita ungu.
'Sorry to surprise you, the two types of flowers I gave you describe your character, Mawar putih melambangkan keikhlasanmu yang sering membantu orang lain, mawar merah melambangkan keberanianmu untuk membelah kebenaran. Don't find out about me, keep the flowers.'
- From pengangum rahasiamu.
Bulan tak bisa menahan senyum, pipinya terasa panas perutnya dipenuhi kupu-kupu beterbangan, seandainya bisa ia ingin terbang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
RomanceBagaimana rasanya jika seorang Perwira muda TNI mengangumimu diam-diam dan mencari tahu kehidupanmu dari belakang. Nafasya Bulan Arsyana seorang gadis yang begitu terobsesi memiliki pasangan abdi negara seorang Tentara, namun siapa sangka perwira m...