Part 36 - A Rose In Front of Kos

300 18 0
                                    

Bulan menyisir rambutnya, gadis itu baru selesai mandi sore. Bulan kembali menguncir satu rambutnya, sebab ia tidak membasahi rambutnya ketika mandi sore.

Gadis itu memakai cardingan kuning panjangnya dan memasang jilbab sport coksu, ia akan buang sampah sore ini sebab sampah di tempat sampah kecil kamarnya sudah penuh.

Bulan mengikat kantong hitam dan menggantinya dengan yang baru di tempat sampahnya.

Gadis itu kemudian membuka pintu, dan matanya terpaku dengan setangkai mawar merah yang terisolatip note berwarna kuning bertengger di atas taplak kakinya berwarna biru pekat.

Dua alis Bulan mengerut gadis itu meletakkan kantong di genggamannya ke bawah, hingga satu tangannya meraih setangkai mawar merah di atas taplak kaki, ia mencabut note yang tertempel di tangkai bunga itu.

Hii Bulan, semangat yah! I will always support you in your every day. Tolong simpan bunganya ~

- Pengangum rahasiamu

Dua sudut bibir Bulan terangkat membentuk senyum manis. Sebuah tulisan rapi dan indah berhasil membuatnya salah tingkah sore ini.

Ia menatap ke depan, kanan dan kiri tapi kedua matanya tidak menangkap satu sosokpun di depan selain jalanan yang kosong. Akhir-akhir ini ia sering mendapat hadiah diam-diam dari seseorang dengan catatan yang sama 'pengangum rahasia'

"Siapa kamu?" Bulan terkekeh kecil sambil menutup mulutnya, si pengangum rahasia ini selalu membuatnya salah tingkah.

Hingga wajah Bulan berubah menjadi murung, "Apa ini kerjaan Tenggara lagi?"

Bulan menghela ia mengedikkan dua bahu, gadis itu akan bertanya pada pria itu nanti di kampus. Ia menaruh setangkai mawar dan notenya dalam kamar dan ke luar membuang sampah di depan sebelum truk sampah datang.

Altalune melipat dua tangan depan dada, melihat senyum Bulan depan matanya memberikan ketenangan dan kebahagiaan tersendiri. Walau menatap gadis itu dari jauh ia sudah merasa sangat bahagia.

Altalune tidak mengerti definisi cinta, karena ia akui kaku dalam percintaan, tapi hatinya mengatakan jika ia sedang jatuh cinta.

"Teruslah tersenyum Bulan, kamu cantik seperti itu." Altalune kemudian pergi saat Bulan sudah menutup pintu kosnya.

***

Malam ini selepas melaksanakan sholat isya berjamaah, Altalune mengajak anak-anak pleton untuk bermain sambung ayat bersama guna mengetes sampai mana hafalan anak-anak pleton dan Tentara dari pleton lain yang juga ikutan.

Altalune duduk bersila membentuk lingkaran bersama para junior Tentara, dalam pangkuan mereka ada Al-Qur'an.

Altalune memulai dengan potongan ayat tengah untuk mengecoh sampai mana ketajaman ingatan anggotanya itu.

"Bismillahirrahmanirrahim. ya ma'syaral-jinni wal-insi inistata'tum an tanfuzụ min aqtaris-samawati wal-ardi fanfuzu, la tanfuzuna illa bisultan. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus melintasi penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan."
Altalune kemudian terdiam membiarkan anak pleton lain yang melanjutkan.

Selain membacakan potongan ayat, Altalune juga menyuruh mereka menghafal dan memahami arti dari setiap potongan ayat yang dilafalkan tersebut.

"Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

"Yursalu 'alaikuma syuwazum min nariw wa nuhasun fa la tantasiran. Kepada kamu, jin dan manusia dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri dari padanya."

AltaluneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang