"Kenikmatan cinta akan terasa ketika ikatan dalam sebuah hubungan sah atas hukum dan agama karena Allah."
– Altalune Galen Hasyim
~
Tunggu saya, Bulan.
***
Bulan turun dari mobil sewa setelah ia memberi bayaran pada sopir itu, begitupun dari belakang mobil yang ditumpangi Altalune ikut terparkir tidak jauh dari belakang mobil sewa Bulan.
Ketiganya memakai kecamata dan topi hitam untuk menyembunyikan identitas mereka agar tidak ketahuan. Dari depan sana Bulan disambut hangat oleh Ayah dan Ibunya, seorang pria paruh baya yang Bulan teriaki ayah itu membantu putrinya mengangkat barang sedang Ibu Bulan merangkul pinggang gadis itu.
Terbit senyum di wajah Altalune melihat kedekatan orangtua dan anaknya di sana, 'Rasanya saya ingin berterima kasih pada dua orangtua di sana yang sudah berhasil mendidik dan melahirkan perempuan pemilik nama Bulan itu.'
"Jadi ini rumah Bulan?" gumam Gibran menatap rumah tingkat berwarna kuning campur orange di depan sana.
Terlihat seekor kucing putih anggora berlari ke depan rumah Bulan, membuat gadis itu berjongkok mengelus pucuk kepalanya dengan gemas.
'Tunggu saya besok, Bulan.'
"Ayo kita pergi dari sini sebelum ketahuan," ajak Altalune dan dua anggotanya itu mengangguk mereka mengekori Altalune dari belakang.
"Kita bakal nginap di mana malam ini, Ndan?" tanya Rey kini pria itu berjalan di samping Altalune.
"Kita bakal cari info sewa rumah dekat sini."
Andika hanya memberi izin selama dua hari untuk Altalune, hingga ia akan memanfaatkan kesempatan itu.
"Kita bakal cari rumah terdekat dari sini, kita bakal sewa selama satu hari dua malam," ujar Altalune, membuat kedua anggotanya itu mengangguk dan menurut.
***
"Sama-sama imut nggak?" Bulan mengembungkam pipinya dengan mata menyipit ke layar handphone. Bulan mendekatkan wajah kucingnya Coki ke pipinya membuat kucing itu menggeliat ingin lepas.
[....]
[Nggak, lebih imut kucingnya, aku bisa nebak dalam hati kucing itu ngomong katanya kamu amit-amit]
[....]
Bulan berdecak, dari handphone seorang perempuan berwajah bulan tengah mengunyah sesuatu, itu Galadriel adik perempuan Bulan.
[Roti kejuku mana? Katanya mau beli 'in, Kak]
[....]
"Aduh maaf ya, aku lupa he he. Lain kali deh kalau ke sini lagi. Soalnya kemarin itu mendadak beres - beresnya."
Terdengar suara dengusan dari telepon.
"Eh, nenek mana? Kamu cuman sendiri?" tanya Bulan gadis itu kemudian berbaring di sofa bersama kucingnya di samping.
Galadriel berjalan masuk dalam kamar seorang nenek tua tengah duduk di depan lemari melipat bajunya.
"Nenek Cien!" teriak Bulan antusias, wanita itu langsung membangunkan tubuh.
Nenek Cien adalah Mama dari Ibu Bulan, wanita itu sudah berusia 76 tahun tapi semangat dan sikapnya tak setua usianya, ia tetaplah seorang wanita keras yang tangguh, selain itu Nenek Cien juga terbilang gaul dan ramah pada siapapun yang ditemuinya, sehingga ketika bertemu dengannya bagai seorang sahabat dan teman yang nyaman ditemani ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
RomanceBagaimana rasanya jika seorang Perwira muda TNI mengangumimu diam-diam dan mencari tahu kehidupanmu dari belakang. Nafasya Bulan Arsyana seorang gadis yang begitu terobsesi memiliki pasangan abdi negara seorang Tentara, namun siapa sangka perwira m...