Jam isterahat pertama mata kuliah Bulan hari ini, gadis itu mendapat tugas kelompok untuk dikumpulkan siang nanti dan tidak ingin menyia-nyiakan itu ia mengajak Rima dan Rara mengerjakan tugas mereka di kantin.
Untung saja dalam pembagian anggota kelompok ini hanya beranggotakan tiga orang dalam satu tim, dan Dosen juga memberikan mereka kebebasan untuk memilih rekan anggota.
Bulan dan kedua temannya awalnya ingin lewat depan bassement utama kampus yang terletak di belakang tapi bangunan di sana sedang direnovasi dan ditutup pekerjanya, ketiganya putar arah dan memilih untuk melewati lapangan basket Arthena Juang.
Saat berjalan melewati lorong di mana banyak undakan tangga depan lapangan, banyak mahasiswa berteriak riuh menyemangati pertandingan basket di lapangan.
Hingga saat berjalan di tengah-tengah mereka, suasana seketika menjadi sunyi semua mahasiswa memandangi Bulan, mereka menyoroti gadis itu dengan tatapan menyelidik menatap pakaian gadis itu dari ujung kaki sampai pucuk kepala.
"Lan mereka kenapa liatin kamu?" bisik Rara, bukan ia yang dilihati tapi dirinya yang merasa risih.
"Aku nggak tahu dan nggak ngerti, apa pakaianku ada yang salah yah hari ini?" bisik balik Bulan.
Sedang Rima menepuk jidatnya, "Kamu viral, Lan. Astaga." Ia memberi handphone-nya di depan Bulan.
Nampak fotonya sedang duduk berdepanan dengan Tenggara di area kantin, Tenggara terlihat memangku dagu menatap dalam Bulan, sedang gadis itu terlihat duduk agak menjauh dari tatapan Tenggara. Ya ampun itu foto kemarin.
Rima menunjuk ke arah lapangan basket, "Lihat di sana ada Tenggara!"
Bersamaan dengan telunjuk Rima terarah pada wajah Tenggara, pria itu tiba - tiba melayangkan kecupan dua jari ke arah Bulan dan para gadis berteriak histeris.
"Aaaa kamu begitu seksi Tenggara Harditama!"
"Nggak bisa, aku nggak bisa lihat dia kayak gitu!"
"You are the most handsome and hot, Tenggara! Love so much."
"Love Tenggara!"
Bulan yang diberi kecupan jauh, para gadis yang histeris kerasukan terlebih Rima dan Rara yang tak tahan melihat kejantanan seorang Tenggara di sana.
Rambutnya basah karena keringat, tubuh kekarnya nampak terbayang-bayang dari bajunya yang basah, kulitnya terlihat cerah dan licin, senyum liciknya membuat siapapun jatuh hati dalam hitungan detik.
"Aku nggak tahu bagaimana cara Tuhan menciptakan manusia se eksotis Tenggara," ucap Rara terhipnotis.
"Dia keren," tambah Rima.
Lain hal dengan Bulan yang hanya menggeleng di tempat, rasanya aneh saja. Baru kemarin Bulan menasehati Tenggara, pria itu berulah lagi. Tenggara memang tidak bisa berubah. Entahlah Bulan mengedik 'kan dua bahu tidak ada yang pernah tahu waktu manusia bisa berubah.
Teriakan histeris itu terhenti ketika Tenggara di sana kembali bermain dan bertanding dengan lawan basketnya, tatapan mahasiswi kembali menyoroti Bulan.
"Kayaknya kita harus pergi, aku nggak nyaman di sini," ajak Bulan.
"Iya sama, kamu yang diliatin aku yang malu." Rara bergidik.
Ketiganya memilih untuk pergi, meninggalkan lapangan basket itu.
Lalu di sinilah ketiganya duduk di kantin kampus, sepi mahasiswa, sepertinya lapangan basket tadi jadi langganan jadi kantin kampus tak terpakai saat ini.
Rima histeris memperlihatkan handphone-nya ke Bulan, "Parah, Lan! Kamu jadi trending topik di sosial media Arthena Juang. Tenggara emang sepopuler itu sampai namamu jadi gosip anak-anak kampus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Altalune
RomanceBagaimana rasanya jika seorang Perwira muda TNI mengangumimu diam-diam dan mencari tahu kehidupanmu dari belakang. Nafasya Bulan Arsyana seorang gadis yang begitu terobsesi memiliki pasangan abdi negara seorang Tentara, namun siapa sangka perwira m...