Part 15 - Detektif G & R

426 23 1
                                    

Pagi ini Altalune sangat tampan dan terlihat cool dengan kaos hitam ketat dan celana training hitam berpadu dengan jaket sport tarikan spai leher kain nylon taslan crickle fabric, Altalune sangat pemilih dalam hal kualitas terlebih barang-barang yang ia pakai dan gunakan.

Ia melakukan pendinginan setelah melakukan lari 10 putaran mengelilingi lapangan Batalyon. Pria itu duduk sebentar meluruskan kedua kaki di atas gazebo, Altalune kemudian meneguk satu botol air yang ia taruh di atas gazebo.

Tak berselang lama, pria itu melihat jam di pergelangan tangannya 10 menit lagi apel, sudah lama tidak mengunjungi barak anak-anak pleton, Altalune memutuskan untuk mengecek kebersihan jika biasa yang melakukan itu Gibran dan Rey, tapi aneh saja rasanya jika tidak melihat langsung keadaan barak.

Sesampai Altalune di ambang pintu, anak-anak pleton berimbung bangun dari tempat tidur mereka menyambut sang Komandan.

"Ada komandan, ada komandan bangun."

"Komandan datang, bangun, bangun."

Kepanikan itu membuat mereka harus berdiri masing-masing di depan tempat tidur dengan pakaian seadanya bahkan ada yang hanya mengenakan celana selutut saja karena sudah tidak ada waktu untuk berganti.

"Hari ini saya mau periksa kebersihan tempat tidur, lemari dan kebersihan barak." Pertegas Altalune dengan kedua tangan yang terlipat di belakang.

"Siap, Komandan!" serentak anak-anak pleton.

"Hitungan satu sampai lima, rapikan tempat tidur kalian!" teriak Altalune.

"Dalam hitungan saya mulai ... satu!"

"Dua!"

Anak-anak pleton berlarian dengan gerakan cepat mengatur tempat tidur, membersihkan serapi mungkin, ada yang menyapu kasur mereka dengan sapu lidi ada yang menyemprot dengan sejenis pengharum ruangan.

"Tiga!"

"Empat!"

Altalune menautkan alis ia sedikit mengangguk melihat kesigapan para prajurit pleton. "Lima, stop!"

Altalune berjalan mengecek satu per satu lemari anak-anak pleton, ia manggut-manggut kerapihan masih terjaga, dan peralatan penting prajurit TNI juga masih ada, ia bangga dengan para prajuritnya yang menjunjung arti kebersihan dan kerapian.

Namun kedapatan satu prajurit yang tak sempat merapikan tempat tidur sesuai peletakannya karena kehabisan waktu, sehingga selimut pria itu tidak terlipat dengan rapi malah terlipat acak-acak 'an.

"Kamu!" Tunjuk Altalune.

"Push up lima puluh kali, baru lipat selimutmu dengan benar."

"Siap, maaf Komandan, akan saya laksanakan!"

Altalune berjalan memutar arah dengan lipatan tangan yang masih setia di punggung, pria itu mengubah langkah berbalik menatap seluruh anggotanya.

"Kebersihan itu penting, bukan hanya dalam kesatuan militer, di manapun kalian berada kebiasaan hidup bersih dijunjung, ajarkan pada orang-orang sekitar, tunjukkan pada mereka dan jadikan dirimu sebagai tauladan yang bisa dicontohi. Karena kebersihan itu sebagian dari imam." Perjelas Altalune panjang lebar.

"Siap Komandan, terima kasih atas nasehatnya," ujar salah seorang prajurit mewakili.

"Bagus. Saya tunggu lima menit kalian bersiap untuk apel pagi, sebentar kita akan latihan menembak." Pintah Altalune.

"Siap, Komandan!"

Altalune berjalan ke luar, kini pikiran pria itu tertuju pada kedua anggotanya yang tidak biasanya terlambat mengecek kebersihan barak para junior, ia memutuskan berkunjung lagi ke barak Gibran dan Rey.

AltaluneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang