BAB 1

691 9 0
                                    

Lima tahun menantikan kehadiran buah hati. Namun, ada keganjilan yang terjadi selama masa keh*milan istriku, Zuraya harus memilih antara hidupnya dan calon b*yi kami. Bagaimana Zuraya akan menentukan pilihan?

Bab 1

***

"Mas, ada yang aneh dari k*ham*lan ku, masa aku dapat periodik lagi padahal aku kan lagi hamil," ucap Zuraya pada suaminya .

Sudah tiga bulan dari k*ham*lannya, ia merasakan nyeri pada area kew*nita*nnya, awalnya Zuraya menganggap itu biasa saja sebagai kontraksi dari keh*mil*n, namun belakangan ia mengalami masa periodik seperti sebelum ia hamil, tapi d*rah yang keluar dari area kewanitaannya itu seperti d*rah segar yang sangat banyak, membuat ia merasa khawatir dengan keadaannya.

"Kok bisa begitu? bagaimana kalau kita periksa ke dokter saja?" ucap Aariz sambil bersiap-siap mengambil kunci mobilnya. Zuraya mengangguk dan mengikuti pada suaminya.

Sesampainya di dokter kandungan , dokter memeriksa kesehatan Zuraya.

"Apa sebelumnya ibu pernah mengalami sakit pada Area kew*nit*an ?" tanya dokter wanita yang baru saja selesai mengecek kondisi Zuraya .
"Tidak dok, tidak pernah sama sekali, hanya saja sudah dalam beberapa minggu ini saya seperti mendapatkan masa priodik saya seperti sebelum saya h*mil," jelas Zuraya dengan tenangnya.

"Baiklah Bu, ini kondisi yang lazim dialami oleh ibu h*mil yang berusia diatas tiga puluh tahun. Memangnya ini hamil yang ke berapa Bu?" tanya dokter yang baru saja memeriksa kandungan Zuraya.

"Ini hamil pertama dok, saya sudah lima tahun menunggu dan di usia tiga puluh lima tahun ini saya baru dikasih kepercayaan untuk memiliki anak," jelas Zuraya sambil tersenyum kecil.

"Maaf, saya pikir ibu pernah punya anak sebelumnya," tukas dokter muda itu merasa tak enak hati. "Baiklah, mengenai keluhan ibu tadi, ibu mengalami Plasenta Previa ini sering dianggap sebagai menstruasi pada masa kehamilan,"

"Kadang, perdarahan tersebut juga muncul setelah berhubungan intim dan disertai dengan kontraksi atau kram perut," lanjut dokter itu memberikan penjelasan.

"Lantas apakah ini akan berbahaya pada bayi dan istri saya nantinya dok?" Aariz khawatir pada kondisi istri dan bayinya. Ia begitu menginginkan bayinya tapi tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada istrinya setelah melahirkan nanti.

"Itu tergantung pada kondisi dari ibunya, untuk saat ini saya akan memberikan obat penguat kandungan beserta vitamin, setelah kandungan tiga puluh enam minggu dan janin telah tebentuk saya akan memberikan suntikan obat kortikosteroid, untuk mempercepat pematangan paru-paru janin. Selama kehamilan saya sarankan ibu harus banyak istirahat agar kondisi ibu dan bayi baik-baik saja sampai masa kelahiran tiba," jelas dokter kandungan itu dengan detail.

Setelah memeriksakan kandungan sang istri, semenjak itu pula Aariz mulai menjadi suami yang protektif terhadap istri dan calon bayinya. Aaris lebih banyak menyuruh Zuraya beristirahat dan sebagian pekerjaan rumah juga dibantu oleh Aariz jika ia tidak terlalu sibuk.

***

Beberapa bulan telah berlalu, kandungan Zuraya sudah mulai membesar, Zuraya mulai khawatir jika penyakit yang di deritanya akan membuatnya tidak mampu bertahan. Ia teringat pada sang adik Nadia dan berniat untuk menjodohkannya dengan suaminya. Namun, Zuraya masih takut untuk membicarakannya pada sang suami, ia takut kalau suaminya akan marah besar, tapi ini harus ia katakan supaya Aariz tidak sendirian membesarkan anaknya kelak jika Zuraya tidak mampu bertahan karena sakitnya.

"Mas aku mau bicara sebentar bisa?" Zuraya menghampiri sang suami yang sibuk dengan laptopnya.

Aariz yang tadinya masih sibuk dengan pekerjaannya, langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap sang istri.

Menjadi Istri Pengganti (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang