Tepat pada sore hari, mereka tiba dikediaman Keyzia. Sebuah rumah mewah dengan fasilitas yang berkelas di sana.
"Ayo, masuklah kita akan menemui mama sekarang juga," ajak Keisya pada Gian. Lelaki itu mengikutinya, hanya saja ada rasa canggung dalam hatinya saat akan masuk ke rumah itu.
"Sayang, aku jadi malu untuk menemui mama dan papa kamu," ucap Gian berbisik pada Keyzia.
"Kenapa mesti malu?" tanya Keyzia menghentikan langkahnya di depan pintu rumah dan menoleh kepada Gian.
"Kamu itu anak orang kaya, sedangkan aku. Aku yatim piatu dan aku tidak punya keluarga. Kelas kita sangat berbeda. Aku takut kalau ..."
"Sssttt, hentikan ucapanmu sayang. Aku tidak ingin mendengar hal itu. Ayolah, jangan bilang kamu berpikir seperti itu. Aku yakin mama dan papa akan mengerti," ujar Keyzia menghentikan ucapan Gian. Keyzia tidak ingin Gian meragukan dirinya untuk bertemu dengan orang tua Keyzia.
"Ayo masuklah," ajak Keyzia kembali. Gian menghela nafas kemudian mengeluarkannya, mencoba menguatkan hati dan mentalnya untuk menemui orang tua Keyzia, ia mengangguk dan mengikuti wanita itu.
Keyzia memencet bel rumahnya dan seseorang keluar dari dalam rumah itu.
"Keyzia, kamu udah pulang nak?" seorang wanita paruh baya menatap sendu pada Keyzia . Matanya mulai berkaca-kaca menatap wajah putrinya.
"Helen, siapa yang datang?" tanya seorang pria didalam sana. Dari nada suaranya, Keyzia sangat mengenal suara itu.
Belum sempat Helen menjawab pertanyaan putrinya, lelaki itu telah sampai dihadapan mereka.
"Keyzia? masih ingat pulang kamu?" ucap lelaki itu dengan ketus pada Keyzia.
Ia masih ingat beberapa tahun lalu, putrinya itu pernah mengatakan bahwa ia akan pergi dari rumah itu karena tidak ingin mengikuti aturan sang ayah. Keyzia memutuskan untuk pergi ke London karena tidak ingin dijodohkan dengan pria pilihan sang ayah.
Keyzia memilih untuk melanjutkan kuliah di London dan saat itulah ia bertemu dengan Aariz dan menjalin hubungan, tapi sayangnya hubungan mereka hanya sebentar karena saat di London Keyzia tidak hanya kuliah tapi ia juga mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai model, oleh sebab itu ia bekerja sebagai model juga dan dari situ pula ia menjalin hubungan terlarang dengan maangernya sehingga Keyzia putus dengan Aariz tapi akhirnya ia ingin kembali pada Aariz setelah semua yang terjadi pada dirinya.
Namun, takdir tidak mempersatukan mereka. Ketika Keyzia kembali ke Indonesia dan ingin mengejar cinta Aariz, ternyata Aariz telah menikah dengan Nadia. Sekeras apapun Keyzia mencoba menghancurkan hubungan mereka pada akhirnya, kekuatan cinta Aariz dan Nadia dipersatukan oleh ikatan suci yang disebut pernikahan.
Saat ini Keyzia telah mencoba membuka hatinya pada Gian dan berusaha menjalin hubungan serius dengan pria yang pernah menjadi musuhnya. Hari ini, dihadapan kedua orang tua Keyzia, mereka ingin meminta restu pada kedua orang tua Keyzia.
"Ma ... maafkan aku pa, aku tahu aku salah karena dulu aku telah melawan pada papa. Aku tidak mau mendengarkan nasihat mama dan papa. Tapi aku sekarang sadar pa, ma. Aku kembali untuk meminta restu kalian," Isak wanita itu sambil berlutut dihadapan kedua orang tuanya.
Gian yang melihat kejadian itu, sangat terkejut. Rahasia apa lagi yang tidak ia ketahui dari wanita yang sangat ia cintai itu? kesalahan apa yang pernah dibuat gadis itu pada kedua orang tuanya sampai ia terlihat begitu menyesalinya?
"Bangun nak, jangan berlutut seperti itu. Mama dan papa ga pernah marah sama kamu. Ayo bangunlah nak," bujuk Helen pada putrinya, tapi Andreas sang ayah tak bergeming sedikitpun. Pria paruh baya itu hanya mematung menatap dingin putrinya yang bersimpuh dihadapannya.
"Pa, ayo bicara. Jangan diam saja," bujuk Helen pada suaminya. Ia tahu persis suaminya masih menyimpan amarah pada putrinya.
"Apa yang harus ku katakan? bukankah dia tidak pernah membutuhkan kita? dari dulu dia selalu berbuat sesuai keinginannya," ucap Andreas pada putrinya. Ia masih ingat bagaimana dulu dengan angkuhnya Keyzia mengatakan tidak akan kembali ke rumah itu lagi, tapi sekarang untuk apa ia kembali lagi?
"Papa, aku minta maaf. Aku memang salah pa. Key sudah banyak melukai hati banyak orang. Terlebih pada papa dan mama. Aku mohon pa, sekali ini saja beri aku kesempatan untuk menjadi anak papa," pinta Keyzia masih berlutut dihadapan sang ayah. Bahkan ia memegang lutut sang ayah memohon maaf dari pria itu.
"Bangunlah, papa memaafkanmu," pungkas pria itu sambil menatap ke arah sang istri. Andreas melihat Helen yang sedari tadi menangkap kedua telapak tangannya memberi isyarat agar suaminya itu mau memaafkan Keyzia putrinya.
"Terimakasih pa. Papa benar-benar mau memafkanku?" Keyzia memastikan kembali hati ayahnya takkan berubah. Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya. Keyzia yang merasa sangat bahagia, langsung memeluk sang ayah. Ia benar-benar ingin meluapkan semua isi hatinya saat ini. Rasa senang, haru dan kerinduan telah bercampur aduk di sana.
Pada awalnya sang ayah hanya terpaku tanpa ekspresi tapi saat sang istri ikut memeluk putrinya dan juga dirinya, Andreas ikut meluruh. Hatinya yang begitu keras mulai melunak. Ia tidak tega melihat air mata istrinya. Setiap kali Helen menangis, Andreas pasti akan menyingkirkan egonya.
"Iya papa memaafkanmu. Jangan pernah pergi lagi ya," ucap sang ayah sambil merangkul Keyzia dan sang istri. Tangan keriputnya juga mengusap pelan kepala putrinya. Sungguh rasa rindunya saat menatap putrinya dihadapan ya jauh lebih besar daripada rasa marahnya.
Bagaimanapun juga Keyzia adalah putrinya, tidak ada satu orang tuapun yang membenci anaknya. Seberat apapun kesalahan anak tetap saja orang tuanyalah tempat kembalinya.
Gian ikut terharu melihat pertemuan itu. Ia sampai meneteskan air mata melihat pertemuan orang tua dan anak dihadapannya. Hati kecilnya tersentuh.
'Andai saja aku bisa bertemu dengan kedua orang tuaku. Pasti aku akan merasakan kebahagiaan yang lebih daripada Keyzia,' gumamnya dalam hati."Pa, ma, aku ke sini untuk memberitahukan papa dan mama kalau aku akan menikah. Ini Gian Pratama, calon suamiku," pungkas Keyzia sambil menggenggam tangan Gian dan mengajaknya berjalan ke hadapan orang tua Keyzia.
"Apa kamu mau menikah?" tanya Helen merasa terkejut. Hal yang sama juga dirasakan oleh Andreas.
"Iya pa kami akan segera menikah. Aku dan mas Gian datang ke sini ingin meminta restu mama sama papa," jelas Keyzia lagi.
"Iya om, Tante. Maaf mungkin semua ini sangat mendadak sekali, tapi kami datang ke sini ingin meminta restu om dan Tante. Terlebih lagi saya, saya ingin meminta pada om untuk mengizinkan saya menikahi putri om," timpal Gian secara gentle dihadapan kedua orang tua Keyzia.
"Kamu, serius?" tanya Andreas sambil menatap Gian dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Iya om saya sangat serius. Dari awal bertemu dengan Keyzia saya sudah jatuh cinta padanya tapi saya harus berjuang keras untuk mendapatkan cintanya, " jelas Gian sambil menatap serius kedua orang tua Keyzia. Ia mencari celah untuk membujuk hati kedua orang tua Keyzia.
"Oh ya, sepertinya kisah cinta kalian menarik. Coba ceritakan pada kami," sambut Helen antusias pada calon menantunya. Begitu juga dengan Andreas yang merasa penasaran.
Gian menjelaskan runut pertemuan mereka, hingga semua yang terjadi pada mereka dalam kurun waktu satu tahun ini, hingga dirinya menjalin hubungan dengan Keyzia secara detail.
"Jadi, begitu ceritanya?" tanya Andreas memahami ucapan Gian.
"Iya ma pa begitu ceritanya," ungkap Keyzia sambil menggenggam tangan Gian. Keyzia tahu persis lelaki itu sangat gugup dan berusaha menguatkan hatinya. Makanya Keyzia mencoba menguatkannya dengan menggenggam tangan Gian.
"Baiklah kalau begitu kami paham. Sekarang coba ceritakan tentang keluarga kamu," imbuh Andreas kembali.
DEG!!!
Jantung Gian berdegup kencang mendengar ucapan dari ayah Keyzia. Hatinya langsung menciut dan kini Gian bingung harus memulai penjelasannya dari mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Pengganti (Tamat)
Romance"Berjanjilah kau akan menikah dengan Aariz dan menjadi ibu dari putraku Ezhar, setelah aku tiada. aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit ini," pinta Zuraya saat ia baru saja melahirkan putra satu-satunya. Zuraya mengalami plasenta previa, a...