BAB 12

188 3 0
                                    

Aariz kembali pulang setelah lelah bekerja seharian. Rasa rindupun melanda hatinya untuk segera bertemu dengan putranya dan juga istrinya, Nadia. 

Benar saja, Nadia tengah menunggunya pulang. Menatap wajah Nadia yang selalu memperlihatkan tatapan lembut dan selalu tersenyum padanya, membuat Aariz merasakan seakan ada suatu getaran yang sulit diartikan dalam hatinya. Mungkinkah ia mulai jatuh cinta pada mantan adik ipar yang telah dipersuntingnya itu?

"Mas, aku udah siapkan air hangat kalau mas mau mandi dulu silakan, setelah itu mas bisa makan malam. Aku juga sudah menyiapkan makan malam buat mas," tutur Nadia pada sang suami.

"Terimakasih ya Nad, kamu selalu memperhatikan kebutuhanku dan juga Ezhar," ucap Aariz sambil memperhatikan Nadia.

Entah mengapa saat ini Aariz merasa begitu mendambakan Nadia. Aariz ingin sekali menyentuh Nadia. Aariz tersenyum memperhatikan Nadia.

"Kenapa mas, kok malah senyum-senyum seperti itu?"  Nadia menatap heran suaminya.

"Kamu cantik banget malam ini Nad," puji Aariz pada Nadia. Ia pun mulai mendekat ke arah istrinya. Nadia menatap heran pada Aariz kenapa suaminya tiba-tiba memujinya seperti itu?

"Mas Aariz baik-baik sajakan? ga lagi sakit?"  cemas Nadia sambil mengusap pelan dahi suaminya.

"Aku ga sakit tapi di sini yang berdebar rasanya," ucap Aariz sambil memegang tangan Nadia dan membawa tangan Nadia ke dadanya.
Nadia terkesiap saat tangannya menyentuh dada Aariz. Ia dapat merasakan dengan sangat jelas detakan jantung suaminya.

"Mas kecapean ya, pasti karena banyak kerjaan. Aku kan udah mengingatkan mas Aariz supaya jangan kecapean,"  Nadia tampak panik dengan kondisi suaminya tapi Aariz malah tersenyum menyeringai pada Nadia membuat Nadia bergidik ngeri.

Ia menggenggam erat tangan Nadia, kemudian merangkul pinggang sang istri dan mendekatkan wajahnya ke wajah Nadia lalu mengecup pelan kening Nadia. Nadia menundukkan wajahnya yang bersemu merah karena merasa malu saat berdekatan dengan sang suami. Meskipun telah hidup sebagai suami istri tetap saja Nadia masih merasa canggung pada suaminya.

Aariz menangkup wajah Nadia dengan lembut dan mengusap pelan wajah wanita muda dihadapannya.  Aariz tidak pernah menduga ia akan merasakan segugup ini saat bersama Nadia. Jantungnya kini berdebar sangat cepat, tanpa banyak bicara Aaris mulai
meletakkan tangannya pada ubun-ubun isterinya seraya mendo’akan baginya, dengan memulai membaca‘basmalah’ serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.

Nadia mengaminkan do'a sang suami, tapi ia teringat akan satu hal sebelum melakukan ritual suami istri.

"Mas, kamu mandi dulu biar segar, abis itu kita shalat sunnat dulu ya supaya nanti ketika berhubungan semuanya dilancarkan oleh Allah," pungkas Nadia pada sang suami dan ia mengerti kemana arah yang dituju suaminya.  Sang suami hendak meminta haknya dan Nadia pasti akan menunaikan kewajibannya dengan baik.

"Iya, sayang. Aku sampai lupa, aku terbawa suasana, aku benar-benar kangen sama kamu," Aaris tersenyum sambil merangkul Nadia kemudian mencium pucuk kepalanya dan segera membersihkan dirinya ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama, Aariz selesai membersihkan dirinya dan ia kembali menghampiri Nadia.
"Aku udah siap ni sayang, ayo kita mulai ritual kita," ucap Aariz tak sabaran. Ia tersenyum penuh makna pada Nadia.
Nadia mendekat kepada Aariz dengan memberinya segelas air minum
dan Aariz meminum air itu hingga habis, lalu ia mulai mencumbu bibir ranum Nadia dengan sangat penuh kelembutan dan kemesraan pada istrinya. Awalnya Nadia hanya membiarkan Aariz melakukan apapun yang ia inginkan terhadap dirinya, karena dia tahu bahwa Aariz lah pemilik dirinya saat ini tapi lama-kelamaan Nadia terpancing untuk membalas dengan penuh gairah.

Aariz mengungkungnya dalam dekapan dan Nadia semakin terbuai dalam kehangatan yang diberikan Aariz padanya, Nadia tidak pernah membayangkan bahwa Aariz akan menggilainya seperti ini.

Nadia menerima perlakuan Aariz dengan penuh keikhlasan sambil bersandar ke dada sang suami. Perlahan Aariz merebahkan Nadia dan mulai menyusuri tiap jengkal bagian tubuh Nadia. Sungguh tidak ada hal yang lebih indah dalam pandangannya saat ini kecuali keindahan Tuhan yang telah dititipkan pada Nadia. Aariz sangat menyukainya. Mereka semakin larut dalam peraduan cinta hingga malam semakin larut dan setelah lelah mengarungi malam merekapun saling bersidekap satu sama lain hingga pagi menjelang.

"Makasih sayang untuk malam ini, mas bahagia banget," ujar Aaris penuh kepuasan. Ia kembali mengecup kening Nadia dan terlelap dalam pelukan sang istri.

***

Ditempat lain, Kezia sedang berada di apartemennya. Ia sedang memikirkan cara untuk membuat Aariz kembali padanya.

Ini ga bisa dibiarkan. Gue harus mencari cara buat Aariz kembali sama gue. Dia harus kembali sama gue apapun caranya, kesal Kezia yang merasa diacuhkan oleh Aariz semenjak kedatangannya di kantor tadi.

Dia sengaja melamar kerja di kantor Aariz demi mendapatkan cinta Aariz kembali, setelah hubungannya dengan kekasih bulenya kandas Keiza berniat untuk kembali pada Aariz. Dia sangat mengenal bagaimana sifat Aariz, dia adalah tipe lelaki yang tidak tegaan jadi Keiza berniat untuk membuat kejutan dengan kembali dalam kehidupan Aariz kembali, tapi siapa yang menduga justru dirinyalah yang mendapatkan kejutan dari Aariz.

Ya, Aariz orang yang pernah ia cintai itu telah menemukan cinta sejatinya dan membina rumah tangga dengan wanita lain, tapi bukan Keiza namanya jika ia tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

Tok ... tok ... tok

Keiza tersentak dari lamunannya tatkala pintu apartemennya diketuk oleh seseorang. Ia segera bangkit dari tempat duduknya kemudian membukakan pintu.

"Hei, Fany. Tumben malam-malam begini lo datang ke sini?" tanya Keiza yang terkejut dengan kedatangan Fany.

"Gue lagi bete ni. Pengen curhat sama sepupu gue, tapi dia ga punya waktu buat gue," sarkas Fany sambil mengerucutkan bibirnya, menunjukkan kekesalannya.

Bagaimana tidak kesal, sudah beberapa kali ia menelpon saudara sepupunya itu tapi tidak diangkat sama sekali. Padahal sebelumnya Keiza selalu cepat merespon setiap kali ia menghubunginya.

"Maaf, gue ga bermaksud mengabaikan Lo, tapi sumpah tadi gue sibuk banget. Ayo masuk dulu," ajak Keiza pada sepupunya itu, sambil menarik tangan Fani pelan untuk duduk di dalam apartemennya.

"Emang sesibuk apa Lo sampai-sampai ponsel Lo ga bisa dihubungi?" selidik Fany pada sepupunya.

"Semenjak pulang dari London gue selalu menyibukkan diri untuk bekerja, dan kebetulan tadi gue baru saja mendapatkan pekerjaan yang tepat buat gue," jelas Keiza dengan sangat detail kepada sepupunya itu.

"Oh ya memangnya Lo dapat pekerjaan dimana?" tanya Fany antusias.

"Gue dapat pekerjaan di sebuah perusahaan ternama dan Lo tau, si pemilik perusahaan itu ternyata mantan gue," ucap Keiza yang sukses membuat Fany terkejut.

Niatnya mendatangi sepupunya untuk curhat tentang dirinya tapi malah dirinya yang dibuat harus mendengarkan cerita sepupunya itu.

"Lah, gimana ceritanya Lo bisa bekerja di kantor mantan Lo?" Fany semakin penasaran.

"Jadi, kemaren itu gue iseng coba cari-cari informasi pekerjaan di internet dan ga sengaja malah melihat info lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan yang pemiliknya adalah orang yang sangat gue kenal, makanya gue coba melamar pekerjaan disana dan siapa sangka gue diterima di sana," pungkas Keiza.

"Terus orang itu mau menerima Lo bekerja di perusahaannya?" Fany semakin penasaran.

"Hmm, " jawab Keiza mengangguk dengan percaya diri.

Menjadi Istri Pengganti (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang