Ditengah-tengah kebersamaan Aariz dan Nadia, tiba-tiba saja terdengar suara teriakan Gian.
"Mana anakku? aku mau melihat anakku!" teriak Gian dari ruang rawatnya. Pria itu ingin pergi dari ruangannya tapi sayangnya ia tidak mempunyai upaya sama sekali.
Aariz dan Nadia yang mendengar teriakan dari Gian, langsung menghampirinya.
"Ada apa ini? kenapa Gian sampai teriak-teriak seperti itu?" tanya Aariz yang baru saja masuk ke ruang rawat Gian.
"Entah apa yang terjadi padanya, dia histeris begitu mengetahui Nadia keracunan dan dia mengira anak Nadia itu adalah anaknya," jelas Fathan pada Aariz.
"Apa? kenapa sampai seperti itu?" Aariz benar-benar terkejut melihat sikap Gian yang benar-benar berbeda dari biasanya.
Merasa aneh dengan sikap Gian, Aaris segera masuk ke ruang rawat Gian .
"Tolong biarkan aku bertemu dengan anakku," lirih Gian yang berada di dalam ruang rawat.
"Gery Lo kenapa? anak siapa yang Lo maksud?" tanya Aaris menghampiri Gian.
"Ini semua gara-gara Lo! lo udah merebut semuanya dari gue! istri gue, cinta gue dan sekarang Lo mau hampir saja melenyapkan anak gue," tuduh Gian pada Aaris saat pria itu telah berada di dalam.
"Apa yang dia bicarakan? gue ga mengerti sama sekali," Aariz bertambah bingung.
"Mas Aariz, kayaknya Gian dipengaruhi oleh seseorang. Dari apa yang gue lihat tadi, kayaknya selama Gian amnesia ada yang mencoba untuk mengendalikan pikirannya. Gian mengira Nadia itu selingkuh sama kamu mas, makanya dia menganggap anak kalian itu anak dia dan Nadia," jelas Fany yang mulai memahami keadaan Gian.
"Apa? siapa yang melakukan semua itu?" Aariz benar-benar merasa heran. Ada orang yang begitu tega untuk membuat cerita buruk tentang dirinya dan Nadia.
"Gue merasa Keyzia yang bisa melakukan semua ini," ucap Fany mengeluarkan uneg-unegnya.
Meskipun Keyzia itu masih saudaranya, tapi entah mengapa dia merasa Keyzia selalu ingin membuat masalah dengan Nadia.
Aariz tertegun oleh ucapan Nadia. Ia masih bisa mengontrol emosinya karena mengingat Gery yang masih amnesia, kalau tidak amnesia mungkin Aariz akan mengajaknya bertengkar detik itu juga pasti terjadi baku hantam, tapi Aariz tidak segegabah itu.
***
Orang suruhan Aariz kini telah sampai di kantor. Ia menanyakan perihal yang terjadi pada Nadia. Seluruh staff disana tidak mengenali orang suruhan Aariz sehingga saat masuk ke perusahaan ia di kawal oleh petugas keamanan.
"Kamu yang udah mengantarkan minuman dan makanan untuk istri saya ketika di kantor tuan Aariz tadi?" tanya Amar yang menemui Office boy yang sedang bekerja. Amar mulai pingin tahu dengan isi rekaman CCTV .
"Benar pak, saya sendiri yang mengantarkannya," jawab Office boy berterus terang padanya.
"Sekarang, katakan yang sebenarnya apa semua yang terjadi pada Bu Nadia karena perbuatanmu?" selidik orang itu lagi.
"Saya tidak mungkin melakukan hal seburuk itu karena saya masih ingin bekerja di sini," jelas lelaki itu tampak ketakutan.
"Tapi nyonya Nadia mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan dan minuman yang anda berikan," ujar Amar penuh intimidasi pada lelaki itu lagi.
"Demi Tuhan tuan, saya tidak berani melakukan hal seperti itu. Saya memang berniat memberikan makanan dan minuman pada nyonya Nadia, tapi saat itu ada nyonya Keyzia yang datang menghampiri saya dan bisa saja dia yang melakukannya," jelas office boy itu lagi padanya.
***
Setelah mendesak Office boy itu untuk mengaku Amar kembali pada Aariz.
"Tuan, boleh saya bicara sebentar?" sapa Amar pada Aariz yang sedang menjaga Nadia. Kondisi Nadia sudah mulai membaik tapi ia masih terlihat sangat lemah. Begitu juga dengan bayi mereka yang masih berada di inkubator. Terlihat sangat tak berdaya.
"Iya kita bicara di luar saja. Nadia baru saja istirahat," ajak Aariz pada pemuda dua puluh lima tahun itu.
Setelah mereka berada di loby, Aariz langsung memintanya bicara.
"Katakan apa yang ingin kau sampaikan," pinta Aariz pada Amar."Tuan, setelah saya teliti ke kantor anda. Baru saya dapati kalau yang sebenarnya dalang dibalik semua ini adalah nyonya Keyzia," jelas Amar pada Aariz.
Aariz cukup terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Amar. Dia tidak percaya Keyzia bisa berbuat seburuk itu.
"Apa yang kau katakan? apa kau tidak salah orang?" tanya Aariz memastikan kembali pada orangnya.
"Saya tidak salah tuan, karena memang yang saya katakan itu benar adanya. Nyonya Keyzialah dalang dibalik semua ini. Ini ada bukti rekaman CCTV saat ia memasuki dapur," ujar Amar sambil memberikan bukti rekaman CCTV yang ia peroleh dari kantor Aariz.
Aariz mengambil bukti rekaman itu dan langsung melihat isi dari rekaman yang diberikan Amar.
"Di sini tidak terlihat kalau Keyzia melakukannya. Dia memang masuk ke dapur tapi kita tidak bisa membuktikan ia yang memberi racun pada minuman istriku," jelas Aariz.
Benar yang dikatakan Aariz, tidak ada bukti kuat di sana kalau Keyzia pelaku kejahatan itu.
"Kita harus memastikan dia pelakunya, kalau sampai benar Keyzia yang meracuni Nadia aku akan mengambil tindakan tegas. Akan ku pecat dia dan aku pidanakan dia," ucap Aariz merasa kesal. Aariz mengepalkan tangannya erat hingga menampakkan buku-buku tangannya.
"Baik tuan, saya akan selidiki kembali. Jika perlu menjebaknya pasti akan saya lakukan," ujar Amar pada Aariz.
"Ya sudah, tuntaskan dulu pekerjaanmu aku akan melihat kondisi Gian dulu," ucap Aariz mengakhiri pembicaraan mereka.
Setelah menemui Amar. Aariz menghampiri ruang rawat Gian. Ia merasa sedih dengan kondisi Gian saat ini. Tidak pernah terbayangkan oleh Aariz sahabatnya akan dipermainkan seperti ini.
"Siapapun orang yang telah membuat Gian jadi seperti ini, aku akan pastikan orang itu akan mempertanggungjawabkan semuanya!" Ucap Aariz saat melihat Gian. Ia merasa sangat kasihan dengan kondisi Gian, lebih parahnya Gian malah memusuhinya karena menganggap ia telah merebut orang yang dicintai Gian.
"Mas Aariz ini seperti disengaja. Masa setelah kecelakaan Gian, Nadia juga masuk rumah sakit. Apa ini ga seperti sebuah kesengajaan mas?" Fany semakin penasaran. Ia benar-benar tidak bisa terima kalau Aariz mendiamkan semua kejadian ini.
"Iya aku juga merasa curiga tapi aku masih belum bisa membuktikan kecurigaanku. Aku masih menyuruh orang kepercayaan ku untuk mencari bukti lainnya," pungkas Aariz pada Fany.
"Mas, tapi aku curiga sama Keyzia. Walaupun dia sepupuku tapi setelah melihat kelakuan dia akhir-akhir ini, aku semakin yakin dia tega melakukan semua kegilaan ini," ucap Fany lagi. Ia benar-benar merasa yakin, Keyzia adalah penyebab dari semua kejadian ini.
"Iya, kita tunggu saja dulu kabar dari Amar. Jika memang terbukti itu perbuatan Keyzia apa kamu siap kalau dia aku pidanakan?" Aariz menimbang perasaan Fany sebagai saudara Keyzia.
"Aku siap mas. Apapun yang terjadi jika memang itu semua ulah Keyzia, ia harus bertanggung jawab," tegas Fany lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Pengganti (Tamat)
Romance"Berjanjilah kau akan menikah dengan Aariz dan menjadi ibu dari putraku Ezhar, setelah aku tiada. aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit ini," pinta Zuraya saat ia baru saja melahirkan putra satu-satunya. Zuraya mengalami plasenta previa, a...