BAB 16

130 1 0
                                    

Malam hari pun tiba seperti yang telah dijanjikan tadi siang, bahwa hari ini Aariz dan teman-teman satu teamnya akan merayakan kemenangan mereka di sebuah club yang telah dipilihkan oleh Gian.

Aariz dan teman-temannya memesan tempat VVIP untuk mereka.
"Hari ini saya bebaskan kalian mau pesan apa saja. Nikmati semua sesuka hati, " ucap Aariz saat masuk ke ruangan VVIP yang telah di pesan oleh Gian.

Ruangan yang cukup luas dengan fasilitas yang sangat nyaman membuat suasana di tempat itu menjadi lebih elegan. Ditambah lagi beberapa minuman dan makan yang berkelas juga tersedia di sana, menambah kesan mewah dari tempat itu.

Keizya yang sedari tadi sudah menunggu waktu yang tepat, segera melancarkan aksinya. Aariz tidak mau meminum minuman beralkohol karena sedari dulu dia tidak mau menyentuh minuman seperti itu. Beda halnya dengan Gian yang sanggup minum banyak.

"Sebentar ya, saya mau ke toilet dulu, kalian lanjut pestanya," ujar Aariz saat ia merasakan ingin buang air kecil.

Keyzia, Gian dan yang lainnya sedang asyik minum, tapi tiba-tiba Keyzia memisahkan diri dari teman-temannya dan ia duduk di kursinya kembali. Keyzia menatap sekeliling memastikan semuanya aman, setelah ia melihat tidak ada yang memperhatikannya, ia segera melancarkan aksinya. Keyzia mengambil sesuatu dari dalam tasnya, kemudian memasukkan serbuk yang ia bawa ke dalam  gelas minuman Aariz. Kemudian, ia kembali bersama teman-temannya.

"Dari mana Lo, tiba-tiba menghilang?" tanya Gian yang baru melihat Keyzia. Seingatnya gadis itu berada didekatnya tadi tapi tiba-tiba saja ia menghilang. Membuat Gian jadi curiga padanya.

"Saya dari toilet pak," bohong gadis itu padanya. Gian menatapnya intens, ia merasa curiga kalau-kalau Keyzia akan membuat suatu masalah di tempat ini.

Gue curiga sama ni cewe, kayaknya gelagatnya mulai aneh. Mesti gue selidiki, ucap Gian dalam hati. Meskipun ia sedang dalam keadaan sedikit terpengaruh oleh minuman, ia masih memiliki kesadaran untuk mengetahui apa yang dilakukan Keyzia malam itu.

"Yakin dari toilet? awas saja kalau kamu berani macam-macam, saya ga akan segan-segan untuk menghukum kamu," ancam Gian pada Keyzia. Gadis itu hanya diam, ia hanya menunduk seolah-olah takut. Padahal dia tidak seperti yang terlihat.

Saat Aariz kembali di ruangan tersebut, ia hanya duduk memperhatikan teman-temannya yang sibuk berjoget-joget di panggung, Aariz tidak terlalu menyukai keramaian seperti ini. Ia memilih untuk keluar ruangan untuk menghubungi Nadia.

"Halo sayang, bagaimana kabarmu hari ini?"
"Aku baik mas, kamu sendiri gimana kabarnya?" tampak dilayar ponsel Aariz, Nadia tersenyum dan sedang menggendong baby Ezhar.
"Aku baik kok. Halo anak ayah yang ganteng, lagi apa ni anak ayah?" sapanya pada putra kecilnya.
Tampak baby Ezhar sedang aktif sekali saat ini ia berbicara sambil menggerak-gerakkan tangan dan kakinya. Ia terlihat sangat bahagia dan sesekali mengusap wajah Aariz di ponsel.
"Dia baru selesai makan mas, tadi makannya lahap waktu aku suapin. Ezhar juga banyak minum susunya, dia aktif banget mas," jelas Nadia. Aaris sangat senang mendengar semua yang dijelaskan Nadia tentang dirinya dan baby Ezhar.
"Mama gimana Nad? ga buat masalahkan?" Aariz ingin tahu bagaimana perlakuan sang ibu pada Nadia.
"Sejauh ini ibu memperlakukanku dengan baik kok mas. Meskipun belum terlalu mau membuka diri padaku tapi aku bisa merasakan ibu mulai memperhatikan kami," jelas Nadia pada sang suami.
"Syukurlah kalau begitu. Mudah-mudahan ibu ga akan protes lagi tentang kamu,"

Malam itu Aariz menghabiskan waktu untuk menelpon dengan Video Call bersama Nadia dan putranya, ia tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam club. Ia hanya menghubungi Gian kalau malam ini dia tidak bisa melanjutkan pesta karena ia ingin menghabiskan waktu bersama istri dan putranya.

***
Malam semakin larut, waktu telah menunjukkan pukul dua belas malam. Suasana di club semakin panas. Tanpa terasa Gian dan team yang hadir dalam acara itu telah menghabiskan banyak minuman mereka mulai mabuk dan tak sadarkan diri.

Merasa sangat lelah, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing. Beberapa orang memapah temannya untuk kembali ke kamar hotel, Gian yang kamarnya tidak jauh dari kamar Keyzia mengantarkannya ke kamar gadis itu.

Awalnya, ia ingin meminta bantuan pada security saja untuk mengantarkan Keyzia tapi karena kasihan ia mengantarkan Keyzia ke kamarnya.

"Kenapa berhenti, aku masih mau berpesta," racau Keyzia yang sudah mabuk berat. Tadi saat di club ia memang banyak minum, karena Keyzia sangat suka dengan beberapa minuman yang dipilihkan Gian di club.

"Udah mending tidur gih udah malam. Ga bagus kalau kelamaan diluar," ucap Gian yang sedang membawa Keyzia ke kamarnya.

Gian memapah gadis itu hingga ke tempat tidur dan menyelimutinya, entah dapat bisikan dari mana tiba-tiba Keyzia melingkarkan tangannya di pundak Gian. Membuat Gian terkesiap.

"Jangan tinggalkan aku sayang, please temani aku malam ini," rengek Keyzia dengan wajah memerah karena terlalu banyak minum. Gian tidak menggubrisnya dia malah mencoba melepaskan pelukan Keyzia tapi perempuan itu malah menangkup wajah Gian dan tanpa permisi ia mencium bibir Gian.

"Key, apa yang Lo lakukan?" Gian tidak terima atas perbuatan Keyzia padanya. Bukannya merasa malu, Keyzia malah semakin agresif, dia malah mencium Gian dengan cara yang sensual hingga membuat naluri kelelakian Gian memberontak.

"Key, gue udah mengingatkan Lo ! jangan sampai gue melakukan hal yang diluar kendali gue," Gian mengingatkan Keyzia kembali, namun wanita itu semakin liar. Ia berbuat semakin diluar batas. Tanpa rasa malu ia melepaskan satu persatu pakaian yang dikenakannya.

Gian sempat termundur takut jika ia akan berbuat khilaf, tapi seakan menguji imannya, Keyzia malah semakin merayunya. Gian menelan kasar Salivanya melihat wanita yang dihadapan dalam keadaan setengah polos. Sungguh sebagai laki-laki ia tidak bisa membohongi perasaannya kalau Keyzia terlihat sangat menggoda dan dengan keadaan Keyzia yang begitu menantang dihadapannya membuat hasratnya meningkat berkali-kali lipat.

Keyzia semakin mendekat dan merayunya. "Please honey, love me again," ujar wanita itu sambil mendekat pada Gian. Bahkan tangan Keyzia mulai liar menyentuh bagian sensitif pria yang ada dihadapannya sekarang. Tanpa ragu-ragu Gian yang mulai bergejolak kini menekan tengkuk Keyzia, dan mulai mengusap pipi Keyzia. Ia bahkan menyelusup tiap bagian terindah dari Keyzia. Malam itu keduanya benar-benar hanyut dalam hasrat dan gairah hingga pagi menyapa.

Pagi haripun tiba, Keyzia mengerjapkan matanya berkali-kali karena matahari pagi menerpa wajahnya. Ia merasakan tubuhnya terasa lelah dan berat. Seakan telah melakukan kegiatan yang begitu melelahkan.
Ia melihat sekujur tubuhnya yang polos dan baju yang dikenakannya bertebaran dilantai. Keyzia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya di kamar itu tadi malam.

Ketika ia mengingat bahwa telah terjadi sesuatu padanya, Keyzia hanya tersenyum penuh makna. Ia mengira semua misinya telah berjalan lancar. Tanpa berpikir panjang dengan santainya ia bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi.

Namun, saat akan ke kamar mandi ia mendapati sepucuk surat diatas nakasnya. Keyzia membaca surat itu.
Terimakasih atas semuanya. Tadi malam itu benar-benar sangat berarti bagiku.
Keyzia tersenyum penuh kegembiraan ternyata benar yang ia pikirkan kalau Aariz masih sangat mencintainya. Ia mengira telah melewati malam bersama Aariz tanpa ia sadari ada orang lain yang bersamanya tadi malam.



Menjadi Istri Pengganti (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang